Rabu, 07 November 2018

PENGAKUAN IMAN (KONFESI) GKPA

PENGAKUAN IMAN
(KONFESI)







GEREJA KRISTEN PROTESTAN ANGKOLA
( G K P A )





KANTOR PUSAT-PUSAT PEMBINAAN GKPA
JL.TEUKU UMAR NO. 102
PADANGSIDIMPUAN, 22722
SUMATERA UTARA






PENGAKUAN IMAN
(K O N F E S I)
GEREJA KRISTEN PROTESTAN ANGKOLA
(G K P A)


PEMBUKAAN

PENDAHULUAN

Arti, Dasar dan Tujuan Konfesi

A. ARTI 

Konfesi artinya: Pengakuan Iman. DokumenKonfesi ini sangat dibutuhkan Gereja Kristen Protestan Angkola untuk menyaksikan dan menguatkan iman percaya sekaligus menolak ajaran sesat. 

Di Gereja mula-mula juga ada Pengakuan Iman yang bersifat Oikoumene dengan tujuan menghambat dan melawan ajaran sesat. Pada masa Reformasi juga ada surat Pengakuan yang menentang ajaran Katolik Roma Hampir setiap zaman muncul ajaran sesat, yang semuanya itu adalah pekerjaan si iblis untuk merusak jemaat, dan sesuai dengan  zamannya selalu dimunculkan juga Konfesi untuk menolak ajaran sesat yang muncul.

Untuk itu jemaat harus memiliki Konfesi yang diperbaharui dalam melawan ajaran sesat yang terkadang muncul tanpa  kita sadari. Dalam memurnikan jemaat pada zaman reformasi bukan hanya sekedar Konfesi yang sudah ada dipergunakan karena terkadang ajaran sesat itu juga berbeda-beda dalam menyusup ditengah-tengah jemaat. 

Gereja tidak boleh lalai dan hanya mempergunakan pengakuan yang ada, tetapi hendaklah disaksikan demi kemurnian jemaat sehubungan dengan perkembangan zaman atau masa. 

Di luar Jerman juga muncul pengajaran sesat yang baru, semenjak tahun 1933. Pada waktu itulah jemaat menyadari bahwa tidak cukup lagi hanya Konfesi/pengakuan iman untuk melawan ajaran sesat. Pada waktu itulah diajarkan Pengakuan iman yang bersifat baru yang disebut dengan “Die Barmen Thesen” (31-5-1934). Hanya kekuasaan Kristuslah yang patut direnungkan/dimaknai dan setiap ajaran yang menekankan kekuatan/kekuasaan manusia sebagaimana yang dilakukan oleh Hitler dan pengikut-pengikutnya harus dilawan.

Di negeri Belanda juga timbul usaha jemaat untuk mengadakan Pengakuan yang baru yang berdasar pada pengakuan yang ada tetapi dalam konteks pelaksaan baru sesuai dengan zamannya.

Sehubungan dengan ajaran dan perlakuan yang mendesak kekristenan pada masa ini, hendaklah kita memiliki dasar untuk menolak serta melawan setiap ajaran yang berlawanan dengan Kristus.

Untuk itulah juga jemaat GKPA yang kita sayangi ini harrus memiliki Konfesi/Pengakuan iman yang memiliki nilai murni , sesuai dengan yang kita imani sejak dari semula, yang menjadi dasar dan yang kita tindak lanjuti.

Untuk menciptakan Pengakuan iman/Konfesi jemaat, maka inilah dasar pemikiran kita: 
1.   Imanlah yang melahirkan Pengakuan, sebagaimana Rasul Paulus sampaikan kepada jemaat di Korintus, “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga dan sebab itu kami juga berkata-kata (2Kor. 4 : 13). 
2.   Jemaat haruslah menyaksikan bagi dunia, sebagaimana Rasul Petrus berkata: “Dan siap sedialah pada segala waktu untuk member pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang  yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1Ptr. 3:15b). Demikian juga Paulus berpesan kepada Timotius: Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini (1Tim. 4:6). 
3.   Firman adalah nasihat untuk melawan ajaran sesat (Yoh. 4:1–6)
4.   Kesatuan hidup iman kekeristenan sangat mengharapkan kesatuan dalam pengakuan (Ef. 4:5; Yoh. 17:21).
5.   Pengakuan iman itu sangat berharga untuk diwariskan kepada generasi jemaat (Ul. 6:7)

Alkitab/Firman Tuhan yaitu (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) yang berisikan kebenaran Firman Allah adalah dituliskan oleh Roh Kudus. Segala sesuatu yang tertulis di dalamnya adalah yang difirmankan Allah dan oleh Allah, yang berkuasa dan memiliki kekuatan.

Buku Pengakuan iman ini juga berkuasa  dan memiliki kekuatan, karena semuanya berasal dari Firman Allah. Memang manusialah yang menyusun-Nya, tetapi semuanya berdasar dari kebenaran Firman Allah (1Kor. 2:13; 2Tim. 3:16–17; 2Ptr. 1:19–21).                                                         

1. Buku Pengakuan Iman/Konfesi GKPA ini adalah sesuai dengan Konfesi yang sudah ada sejak dahulu kala yaitu Konfesi yang tiga itu, yakni Pengakuan bapak-bapak Gereja yang pertama yang disebut dengan :
1.1.             Pengakuan Apostolicum
1.2.Pengakuan Niceanum
1.3.Pengakuan Athanasianum

2. Konfesi/Pengakuan Iman adalah:
2.1. Kesimpulan/ringkasan dari apa yang kita imani dan yang kita harapkan dalam hidup masa kini dan yang akan datang.
2.2.Dasar GKPA yang patut diajarkan, diikrarkan, dan dipertahankan/dihidupkan.
2.3.Dasar GKPA untuk menolak dan melawan setiap ajaran sesat yang berlawanan dengan Firman Tuhan.

B. DASAR.

Firman Tuhan (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ) adalah berisikan Firman Allah yang dituliskan oleh Roh Kudus, karena itu Firman Allah sungguh berkuasa dan berkekuatan.

Buku Pengakuan iman ini juga berkuasa dan memiliki kekuatan , karna berasal dari Alkitab. Sekalipun bmanusia yang menyususnnya, tetapi semuanya berdasarkan kebenaran Firman Allah (1 Kor. 2:13; 2Tim. 13:16–17; 2Ptr. 1:19–22).

C. TUJUAN

Agar semua jemaat mengerti siapa yang diimani/dipercayai dan mampu menolak/melawan ajaran sesat yang tidak sesuai dengan Pengakuan iman dan sekaligus menjadi alat kesaksian, menguatkan iman, sehingga pengakuan itu semakin murni. Hendaklah masing-masing jemaat menerima dengan segenap hati akan Kuasa Tuhan dan dengan tulus, serta jangan memadamkan suara hati. Setiap jemaat bebas menggali dan merenungkan Pengakuan iman. Dan apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan berlawanan dengan Firman Allah, dapat menyampaikannya dan bertanya kepada pimpinan jemaat atau majelis Parlagutan.

Pasal 1
Pengakuan tentang Allah

Kita mengakui dan mempercayai:
Bahwa Allah adalah Satu, yang tidak berawal dan tidak berakhir. Dia Maha Kuasa dan tidak ada taranya, tidak pernah berubah, yang patut dipercaya, yang maha tahu, yang tidak terselami, yang maha kasih, maha baik, Dialah yang memenuhi langit dan bumi, yang penuh kebenaran, yang kudus, pengasih, Bapa yang mendengar seruan umat, yang menyediakan segala kebutuhan dan gembala (Ul. 6:4; Yes. 44:6; Kel. 3:14a; Kej. 17:1, Mzm. 105:8); 2Tes. 4:3; Luk. 1:37; Ul. 10:17; Rm. 2:11; 1Kor. 1:30; Mzm. 103:8; Mzm. 24:1; Yes. 6:3; Yoh. 3:16; 1Tim. 6:15–16; Yoh. 11:22; 16:23; Plp. 4:6–7; Mzm. 23.   

Berdasarkan ayat-ayat ini kita menolak kebiasaan yang mengatakan: “Ompung/kakek terhadap Allah, dan juga dalam perasaan dan pemahaman bahwa Allah hanya Maha kasih dan hati yang mengakui adanya berkat yang berasal dari kekuatan dari ompung/kakek, sebagaimana yang dibiasakan orang-orang penyembah berhala. Demikian juga tentang penentuan hari yang baik dan tidak serta mempercayai guratan/garis tangan.

Berdasarkan ajaran ini kita juga menolak kesaksian bahwa  adalah lebih tinggi Kuasa Allah dari pada kekudusan-Nya dan kasih-Nya.  

1. Kepribadian Allah
Kita mengaku dan mempercayai: Allah itu Esa, dan Tri tunggal yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Yoh. 5:19; 14:11; 1:1; 15:26; 2Kor. 13:13; Mat. 28:19).

Bapa melahirkan Anak dari pribadi-Nya dari awal mulanya hingga kekal/selama-lamanya. Yesus berkata: Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa dating, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku (Yoh.15:26).

Berdasarkan pemberitaan ini, kita menolak/melawan pemahaman yang mengatakan: Hanya satu Allah dalam pengertian pernyataan: Anak dan Roh Kudus lebih rendah dari Bapa. Kita juga menolak pengajaran yang mengatakan: Ketritunggalan itu yakni Allah Bapa, Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Roh Kudus.

2. Pekerjaan Allah
Kita mengaku dan mempercayai:
a.   Allah Bapa menciptakan, menyediakan dan melindungi semua yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Berdasarkan pemahaman ini, kita melawan dan menolak ajaran Fatalismus yang mengatakan adanya takdir dan ketentuan garis tangan dan yang berhubungan dengan ini. 
b.   Allah Bapa yang menjadi manusia, yang dikandung oleh Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria dan diberi nama  Yesus. Dalam diri Yesus kita temukan dua sifat  yaitu Keilahian Allah dan sifat manusia yang tidak terpisahkan. Yesus adalah Allah yang sesungguhnya dan manusia sesungguhnya, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati untuk menebus manusia dari dosa dan kematian kekal dan genggaman iblis. Dia menjadi korban persembahan dan korban perdamaian antara  manusia dengan Allah yang tidak ternilai harganya. Dia mati, juga turun ke dalam kerajaan maut pada waktu dikuburkan, kemudian bangkit pada hari yang ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang maha kuasa. Dia ada di sorga untuk membela manusia dan melindungi segala sesuatu. Kelak Dia akan kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati (Mat. 28:19; Ef. 1:20–22: 1:7; Yoh. 3:15; Ibr. 9:14; Plp. 2:6–11).

Melalui penjelasan ini, kita menolak dan melawan pengajaran yang mengatakan:
1.   Ibu Yesus adalah kudus, dan punya peran dalam mendoakan umat manusia kepada Bapa.
2.   Adanya korban yang kudus selain Kristus.
3.   Tidak ada manusia (Paus di dunia ini). Menolak segala pemikiran yang menyamakan Tuhan Yesus dengan salah seorang Nabi maupun rasul.
4.   Allah Roh Kuduslah yang memanggil serta mengajar seluruh warga jemaat untuk menguatkan dalam iman dan kekudusan, melalui khotbah dan pengajaran demi kemuliaan Allah.

Inilah dasar kita menolak pengajaran bahwa Roh Kudus dapat menguasai pribadi manusia melalui usaha dan tanpa melalui pemberitaan akan firman Tuhan. Kita juga menolak pemahaman yang mengatakan: bahwa melalui orang yang kesurupan dan berbahasa rohlah kuasa Roh Kudus dapat mendiami manusia. Kita juga melawan ajaran bahwa tidak perlu berobat ke dokter, dan cukuplah hanya berdoa kepada Roh kudus saja. Kita harus melawan adanya nubuat yang mengatasnamakan Roh Kudus, adanya persekutuan secara berlebihan karena mengaku dipenuhi oleh Roh Kudus. 

Semua ini harus kita tolak yaitu ajaran yang mengatasnamakan nama Roh Kudus karena cara yang tidak tepat.  

4. Firman Allah.
Kita mengaku dan mempercayai: Firman yang terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah sesungguhnya FIRMAN ALLAH.

Semuanya tertulis bukan menurut kehendak manusia, melainkan berdasarkan pimpinan Allah melalui Roh Kudus (1Ptr. 1:21).

Semua tertulis berdasarkan arahan dan tuntunan Allah, sehingga berguna untuk menjadi nasihat, teguran sekaligus untuk memperbaiki dan mengajar dalam kebenaran. Dan melaluinya semua orang dilayakkan oleh Allah untuk pekerjaan yang baik (2Tim. 3:16-17)

Inilah yang menetapkan bahwa Firman itu sudah sempurna dan cukup untuk menerangkan kepribadian Allah dan segala rencana-Nya. Semuanya sudah disampaikan melalui Alkitab dan patut dipercayai oleh manusia dan inilah yang menghantar umat manusia untuk mengerti akan kehidupan yang kekal (Why. 22:18–19).

Hanya melalui Alkitablah yang mengawali dan mengukuhkan segala pemikiran, pengetahuan dan pekerjaan di dalam persekutuan jemaat dan dalam pribadi orang yang percaya. 

Pasal 2
Tentang Malaikat
Kita mengaku dan mempercayai:
Bahwa malaekat: Adalah ciptaan Allah, dia adalah roh penurut, yang diutus bagi orang yang merindukan kehidupan yang kekal (Kol. 1:16; Ibr. 1:14) sekaligus membantu setiap orang yang mau menerima kelepasan yang dijanjikan Allah . 

Pasal 3
Iblis
1. Kepribadian iblis
Kita mengaku dan mempercayai:
Iblis: adalah sombong. Dia diciptakan Allah dalam bentuk roh, yang dijatuhkan Allah dari langit karena kesombongannya, dia yang berkata; aku hendak naik ke langit. Ia dinamakan Herub yang diurapi, iblis, si jahat, ular naga (Yes. 14:12; Yehz. 28:14; Mat. 4:1; Yoh. 12:31; 17:15; Ef. 2:2; 1Tes. 3:5; 1Yoh. 5:18; Why. 12:7,9).

2. Pekerjaan iblis
Iblis senantiasa memperhatikan dan ingin menguasai setiap orang yang percaya, sebagaimana seekor singa yang mengaum-ngaumdan mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr. 5:8). Iblis harus dilawan dengan iman yang kuat dan memperlengkapi diri dengan senjata Allah, agar kita kuat berdiri melawan tipu muslihat iblis (1Ptr. 5:9; Ef. 6:11–13; Yak. 4:7).

Pasal 4
Manusia
1. Penciptaan
Kita mengaku dan mempercayai: Allah adalah pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Bumi pada waktu itu belum berbentuk dan masih kosong. Allah berfirman maka semuanya jadi dalam waktu enam hari. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati manusia itu dan menyerahkan bumi untuk dikuasai dan dipelihara (Kej. psl. 1 – 2)

2. Permulaan dosa
Kita mengaku dan mempercayai:
Dari si iblislah permulaan dosa, sebab dia menginginkan agar semua manusia berdosa dan meninggalkan Allah (Yoh. 8:44; Kej. 3:1-17 ). Sekalipun manusia pertama diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, tetapi karena godaan iblis, mereka melanggar firman Allah dan berbalik dari hadapan Allah, sehingga jatuh dalam dosa (1Yoh. 3 : 4 ).

3. Dosa turunan
Kita mengakui dan mempercayai:
Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka dosa itupun turun-temurun kepada seluruh keturunan mereka. Oleh karenanya maka semua manusia lahir dalam dosa, dan dikuasai oleh dosa dan mfirman Allah. Karena dosa itu semua manusia akan dihukum ke dalam kematian yang kekal (Mzm. 51:7; 58:4; Kej. 8:21; Rm. 5:12; 3:12–13; Tit. 3:5; Yoh. 3:5; 6:63).
Inilah dasar kita menolak pernyataan bahwa anak yang baru lahir itu belum berdosa.

Pasal 5
Kelepasan dari dosa
1. Pengorbanan Kristus
Kita mengaku dan mempercayai bahwa hidup ini hanyalah karena anugerah Allah. Manusia tidak akan mampu melepaskan diri dari dosa, jika hanya mengandalkan perbuatan, kekuatan dan pikiran sendiri. Tetapi karena kasih dan anugerah Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus  maka manusia beroleh keselamatan. Hanya melalui Yesus Kristuslah manusia memperoleh pengampunan dosa yaitu melalui iman yang dipimpin Roh Kudus, sehingga melalui pengakuan akan keampunan dosa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus yang sudah mengalahkan kematian itu.  Iman yang demikian inilah yang dikehendaki oleh Allah dan menjadi kebenaran bagi umat manusia (Yoh. 3:16; Rm. 6:23; 1Kor. 15:22; 2Kor. 5:21). 

2.  Pertobatan/hidup baru
Dalam pertobatan atau perbarubahan hatilah manusia menjadi baru, manusia lama dan hidup lama itu diperbaharui menjadi manusia yang memiliki sifat yang baru dan hidup yang baru.  Roh Kuduslah yang memberikan kekuatan dan memimpin manusia kepada sifat pertobatan sehingga memiliki hidup yang baru (Luk.  1:16–17; 17:3; Kis. 5:3; 1Tes. 1:8–9; Ibr. 6:1; Kol. 3:12–16).   

Pasal 6
Sakramen
Kita mempercayai dan mengakui:
Hanya dua sakramen yang ditetapkan dan pesankan oleh Tuhan Yesus untuk dilakukan yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.
Inilah yang dipesankan Tuhan Yesus untuk jemaat, untuk menyampaikan melalui tanda yang kelihatan tentang anugerah yang tidak kelihatan yaitu keampunan dosa, kelepasan, kehidupan dan kesenangan yang dapat diterima melalui iman (Mat. 28:19; Mrk. 16:15–16; Mat. 26:26-28; Mrk. 14:22–24; Luk. 22:17–20; 1Kor. 11:17–34 ).
Melalui dasar inilah kita menolak pengajaran yang mengatakan: Masih ada Sakramen yang selain dari yang dua ini.

A. Baptisan Kudus
Kita mengaku dan mempercayai:
Baptisan kudus adalah suatu bukti akan anugerah Allah bagi manusia, karena melalui Baptisan kudus itulah kita menerima pengampunan dosa bagi yang percayai, lahir kembali, lepas dari kematian dan menerima kehidupan yang kekal. Melalui pemberitaan itulah disaksikan: Semua anak-anak harus dibabtis, karena melalui Baptisan itulah mereka menjadi anggota jemaat yang ditebus oleh Kristus, dan sekaligus mereka diterima oleh Kristus untuk diberkati (Mrk. 10:14; Luk. 18:26). Selain dari pada itu, Baptisan tidak harus dicelupkan ke dalam air (Kis. 2:41; 10, 48, 16, 33; Rm. 6:3–4; 1Kor. 10:2; Tit. 3:5; Ibr. 11:29;  Ptr. 3:21).
                                                                                                                             
B. Perjamuan Kudus
Perjamuan kudus ialah: Makan roti sebagai gambaran tubuh Kristus dan minum anggur sebagai gambaran darah Kristus, agar kita menerima pengampunan dosa, kehidupan dan kesenangan (1Kor. 11:17–34; Mat. 26:26–28; Mrk. 14:22–24; Luk. 22:17–20).
Inilah dasar kita melawan dan menolak pengajaran yang mengatakan: Hanya roti yang diberikan kepada jemaat dan tidak perlu bersama anggur. Setiap kita menerima Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan pengorbanan Yesus Kristus. Sebab ketika Kristus melakukan Perjamuan Kudus yang pertama  Dia berkata: Perbuatlah ini setiap kali kamu meminumnya. Hal seperti inilah yang dilakukan oleh jemaat mula-mula (1Kor. 11:24–25). 

Pasal 7
Hari terakhir/akhir masa

1.  Kedatangan Kristus kedua kali
Kita mengaku dan mempercayai:
Yesus Kristus akan datang kembali ke dunia pada hari yang terakhir, yaitu untuk membangkitkan orang-orang yang sudah mati (Yoh. 5:28; 1Tes. 4:16; Mat. 24:3; Luk. 21:28), termasuk juga menghakimi semua manusia (Mat. 25; 1Kor. 15:52; 2Kor. 5:10). Pada waktu itu Kristus akan memanggil setiap orang percaya untuk menerima kehidupan yang kekal (Mat. 24:41).

Tetapi mereka yang tidak percaya, Kristus akan berkata: Enyahlah engkau dari hadapanKu, hai kamu orang-orang yang tidak percaya, engkau akan dihukum untuk selama-lamanya dalam api yang disiapkan bagi iblis dan pengikut-pengkut-Nya (Mat. 25:41). 

Berdasarkan pengajaran ini, kita melawan dan menolak paham: Manusia mampu menghitung kapan hari kedatangan Yesus Kristus kedua kali. Kita juga menolak pengajaran yang mengatakan; masih ada kesempatan untuk bertobat bagi orang yang sudah meninggal.  Kita juga melawan ajaran yang mengatakan: Bukan hanya Kristus hakim yang adil, dan kita juga harus menekankan: Tidak seorangpun yang tau kapan Yesus Kristus datang kedua kali (1Tes. 5:2; Mat. 24:42, 44; Luk. 12:35–36). Karena itu hendaklah kita siap sedia menunggu kedatangan Kristus kedua kali. Patut kita sadari bahwa hidup kita yang sekarang ini adalah penuh tanggungjawab, sebab kita akan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan dan perkataan kita kelak (Mat. 6:4, 6, 16; 12:36). 

2. Sorga dan hidup yang kekal
Kita mengaku dan mempercayai:
Sorga adalah tempat Allah bersemayam, dan juga tempat bagi orang yang percaya kepada-Nya, dan semua malaekat sujud menyembah kepada-Nya (Kis. 26:15; Mat. 5:45; 6:9,20; 7:21; Neh. 9:6; Mrk. 13:32 ). Allah adalah yang memiliki kuasa dan kerajaan.  Sorga adalah tempat yang kekal yang tersedia melalui Yesus Kristus, disanalah hidup yang kekal, dan sekarang juga menjadi milik orang yang percaya (Yoh. 3:16).  Hidup yang kekal itu disediakan Allah sambil menunggu Yerusalem yang baru yang dinyatakan pada waktu kedatangan Yesus Kristus kedua kali (2Ptr. 3:10–13; Why. 21:1).

Inilah yang menguatkan kita untuk melawan ajaran yang mengatakan: Tidak ada sorga dan hidup yang kekal, tetapi oleh karena perbuatan manusia dia boleh masuk ke dalam sorga dan menerima hidup yang kekal.

Pasal 8
Jemaat/Persekutuan
Kita mengaku dan mempercayai:

A. Jemaat adalah didirikan oleh Tuhan Yesus,yang menjadi persekutuan orang yang percaya kepada-Nya, yang dipanggil dan dikumpulkan, dikuduskan dan ditetapkan Allah melalui Roh Kudus (Mat. 16:18; 1Kor. 1:2; 1Ptr. 2:9; Ef. 1:22; 1Kor. 3:16).

Berdasarkan penjelasan ini kita menolak dan melawan:                                                              
1.   Jemaat/persekutuan adalah didirikan manusia menurut kehendak dan rencananya sendiri; yang memisahkan diri dari jemaat, tanpa ada keributan dalam jemaat dan ajaran yang berlawanan dengan firman Allah. 
2.   Adanya pemikiran: Hanya kuasa pemimpin, berdasarkan rapat dan hak anggotalah yang menguasai jemaat; Sebab hanya Kristuslah yang berkuasa dalam jemaat, dan berdasarkan peraturan yang sesuai dengan firman Tuhanlah yang pantas dituruti.  Jemaat juga bukan dikuasi oleh Demokrasi melainkan oleh Kristokrasi.
3.   Adanya pemikiran: Agar jemaat menjadi dipimpin oleh Negara, sebab harus dipahami bahwa beda kewajiban dan tugas Negara dan tugas serta kewajiban jemaat.
4.   Adanya pemikiran: Bahwa jemaat itu berdasarkan adat istiadat atau tradisi, dan yang mengharapkan kehidupan jemaat hanya karena organisasi.

B. Jemaat itu adalah kudus
Suatu jemaat disebut kudus bukanlah karena orang yang ada dalam persekutuan itu kudus, melainkan karena kekudusan Kristus sebagai kepala jemaat, sehingga jemaat menjadi kudus karena dikuduskan oleh Kristus dan Allah menguasai jemaat. Karena kekudusan jemaat/persekutuan itulah maka disebut Bangsa yang kudus, rumah Tuhan dan Bait Roh Kudus (1Ptr. 2:9; Ef. 2:22; Why. 1:6; Ef. 3:21; 1Kor. 3:16 ).
Berdasarkan firman ini, maka kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan: Berdasarkan pekerjaan dan usaha manusialah diperoleh kekudusan, 

C. Gereja Induk
Gereja yang kudus adalah tempat persekutuan orang-orang kudus, yang satu hati dan satu roh, yaitu yang memiliki kebersamaan dalam kasih dan anugerah Yesus Kristus melalui berita kesukaan, Roh Kudus, iman, kasih dan pengharapan, sebagaimana umat yang terhimpun dari berbagai suku dan ras, berbeda dalam ceremonie maupun tradisi (Kis. 4:32; Why. 7:9).
Melalui nasihat inilah kita menolak pemahaman: Bahwa Gereja itu berdiri sendiri tanpa ada hubungan satu sama lain, sebagaimana pengertian gereja yang kudus dan am.

D. Gereja itu berdasar pada Efeses 4:4; 1Korintus 12:20.Gereja adalah gambaran tubuh Kristus, dan Yesus Kristus hanya memiliki satu tubuh, maka gereja itu juga adalah satu. Sekalipun terdiri dari berbagai nama, tetapi adalah satu dalam roh (Yoh. 17:20–21).

Berdasarkan nasihat ini kita menolak: Perpecahan yang tanpa beralaskan iman, dan yang beralaskan aturan-aturan luar saja. 

E. Ciri-ciri gereja yang benar:
Adapun tanda-tanda gereja yang benar adalah:
1.  Jika murni memberitakan firman Allah
2. Jika benar-benar menjalan kedua Sakramen, sebagaimana yang dipesankan Tuhan Yesus
3. Jika menjalankan siasat gereja guna mengamankan kehidupan berjemaat yang benar.

Pasal 9
Tugas Gereja
Kita mengakui dan mempercayai:
Semua umat kristiani dipanggil untuk bersaksi bagi nama Kristus, melakukan tugas pelayanan ditengah-tengah gereja. Allah memanggil umat-Nya melalui gereja untuk melakukan tugas  sesuai dengan fungsi maupun jabatan (Keimaman).
Kenabian dan pengajaran Kristus dalam Gereja (1Kor. 12:28 ) antara lain :
1.  Memberitakan Kabar Baik kepada jemaat dan juga bagi orang yang belum percaya
2.  Menjalankan Sakramen (Baptisan kudus dan Perjamuan kudus)
3.  Menjaga pengajaran yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan (Seelessorge)
4.  Menetapkan pengajaran yang murni melalui Siasat gereja untuk melawan pengajaran sesat
5.  Menjalankan Diaconie (Pelayanan kasih ).  Untuk tugas seperti inilah ditetapkan dalam gereja a.l. Rasul-rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar (Ef. 4:11; Kis. 6).

Melaui amanat ini, kita menolak dan melawan: Pikiran orang yang menolak, yang berusaha meniadakan kebohongan pekerjaan karena alasan-alasan tersendiri. Kita juga menolak barangsiapapun tidak boleh berdiri di depan gereja untuk berkhotbah, mengajar dan berbohong tentang pekerjaan atau yang disuruh oleh siapapun. 

Pasal 10
Peraturan Gereja
Kita mengaku:
Bahwa dalam gereja harus ada aturan yang berlandaskan firman Allah. Karena hal itu adalah salah satu alat untuk menjadikan gereja berjalan sebagaimana mestinya (1Kor. 14:33).

Berdasarkan hal ini dalam gereja wajib merayakan: Natal (Kelahiran Yesus Kristus), Jumat Agung (Kematian Yesus Kristus), Paskah (Kebangkitan Yesus Kristus), Kenaikan dan Pentakosta. Kita harus menyadari bahwa bukan karena kesediaan dan kerajinan kita untuk melakukan semuanya sehingga kita beroleh pengampunan, melainkan hanya karena anugerah Yesus Kristus.

Pasal 11
Tentang Hari Minggu
Kita wajib menguduskan hari minggu
“Hari Tuhan” mula pertama hari penciptaan Allah, hari kebangkitan Tuhan Yesus, dan hari Pentakosta (Turunnya Roh Kudus) adalah hari raya besar umat Kristen sejak gereja berdiri. Kita tidak kembali lagi pada Sabat orang Yahudi, karena kita adalah Kristen (Pengikut Kristus). 

Melalui dasar ini kita menolak ajaran yang mengatakan: Hari Sabat adalah hari yang harus dikuduskan.

Pasal 12
Peringatan bagi orang yang sudah meninggal
Kita percaya dan mengaku
Seperti hutang manusia yang tidak dapat dibayar, harus mati satu kali, sesudah itu dihukum (Ibr. 9:27). Seperti beristirahat sementara dari kesibukan sehari-hari (Why. 14:13) dan Yesus adalah Tuhan bagi orang hidup dan orang mati.

Jadi jika kita memperingati orang yang sudah meninggal, sebenarnya kita merenungkan akhir hidup kita sendiri dan menguatkan pengharapan akan pertemuan kita kelak orang yang percaya dan menguatkan kita sekalipun kita menderita sesaat lamanya (Why. 7:9–17).

Melalui ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran orang penyembah berhala yang mengatakan:
-     Masih ada hubungan roh orang mati dengan roh orang yang hidup. 
-     Bahwa roh orang mati tetap berada disekitar pemakamannya
-     Api penyucian harus ditempuh roh orang yang sudah meninggal demi penyucian rohnya agar layak masuk ke dalam kehidupan dan masih ada kesempatan untuk melepaskan dari api neraka.
-     Masih bisa berdoa bagi roh orang yang sudah meninggal agar memperoleh kekuatan dan kekudusan melalui makam, pakaian, barang-barang orang yang sudah meninggal.
                                                                                                                                               
Pasal 13
Pengharapan
Kita mengaku dan percaya
Setiap anggota jemaat selalu hidup dalam pengharapan, yaitu anugerah yang diberikan Allah berdasarkan kasih karunia melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. (Gal. 5:5; Tit. 1 : 2; 1Ptr. 1:3). 
Akibat pengharapan, timbullah keyakinan, sukacita, kesabaran (Rm. 5:5; 8:24; 15:4; 1Kor. 13: 7; 1Yoh. 3:3). 

Kita juga diingatkan untuk mengimani bahwa pengharapan walaupun tidak kelihatan adalah sangat mendasar sambil menunggu apa yang kita harapkan menjadi kenyataan, tetap berpegang pada janji Allah yang sungguh dan kudus. ( Rm. 8:24; 15:13; Kol. 1:23; Ibr. 3:6; 6:11; 1Ptr. 1:11; Mzm. 31:24; 42:4; 130:7). Kita akan menjadi pewaris hidup yang kekal berdasarkan pengharapan itu (Tit. 3 : 1 ).

Berdasarkan nasihat ini kita menolak akan pengajaran yang mengatakan tidak ada kebangkitan dari antara orang mati, dan semuanya hanya dalam angan-angan. 

Pasal 14
Iman, perbuatan dan makanan
Kita mengaku dan percaya:
Hanya buah dari imanlah segala perbuatan yang baik. Adalah pendapat yang keliru jika kita beranggapan bahwa kita beroleh kebenaran, kahidupan, penghiburan dan kesenangan hanya karena melakukan yang baik.  Hanya Yesus yang dapat menghapus dosa dan mempersatukan kita kembali dengan Bapa di sorga. 

Sepuluh hukum memang harus dituruti, tetapi hanya melalui imanlah manusia diselamatkan dan bukan karena melakukan hal- hal yang baik (Rm. 5:1; Ef. 2:8; Gal. 2:16; Rm. 3:20, 24, 5, 1).

Manusia tidak akan menjadi kudus hanya mengikuti pantangan tentangan makanan atau haram. Hanya melalui iman manusia beroleh kekudusan dari Allah, bukan karena menjaga soal makanan. Hal seperti itulah yang dipakai Paulus melawan ajaran Yahudi tentang makanan.  Janganlah membelakangkan Kabar Baik hanya untuk mempersoalkan makanan termasuk juga tentang kebiasaan-kebiasaan (Mat.15:11;  Kol. 2:21). 

Berdasarkan firman ini, kita menolak ajaran orang yang mempersoalkan tentang makanan. Namun demikian agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang yang lemah imannya, dan yang berbeda tradisi menurut daerah masing-masing, kita patut memahami apa yang rasul Paulus sampaikan dalam Roma 14:21: Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. Demikian juga Paulus sampaikan dalam 1 Kor. 8:13; Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.

Pasal 15
Tentang Pemerintah
Kita mengaku dan mempercayai
Pemerintah adalah berasal dari Allah. Pemerintah bertugas melawan kejahatan, menegakkan kebenaran agar masyarakat hidup dalam damai dan tenteram, sebagaimana yang tertulis dalam Roma 13:1–6, 1Timotius 2:22. Selain itu kita juga harus memperhatikan yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 5:29b: Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

Inilah pengakuan dan kesaksian kita bahwa kita wajib mendoakan Pemerintah agar mereka berdiri dalam kebenaran. Dan berilah kepada Kaisar apa yang menjadi haknya dan kepada Allah apa yang patut kamu berikan kepada Allah (Mat. 22:21).                                          

Berdasarkan firman ini kita menolak ajaran yang mengatakan bahwa agama adalah agama Negara, sebab baik Negara maupun gereja mempunyai tugas dan tanggungjawab masing-masing. Dan lagi, jika dalam pengadilan karena mencari kebenaran sebuah perkara, termasuk juga dalam menerima jabatan baru, cukuplah berjanji dan bukan bersumpah.

Pasal 16
Hari Penghakiman terakhir
Kita mengaku dan percaya:
Tuhan Yesus akan datang kedua kali pada hari yang terakhir, untuk membangkitkan orang yang sudah meninggal (Yoh. 5:28; 1Tes. 4:16; Mat. 24:3; Luk. 21:28; Why. 20:11–15). Kemudian menghakimi setiap orang ( Mat. 25:1; 1Kor. 15:52;  2Kor. 5:10). Yang percaya akan masuk dalam kehidupan yang kekal (Mat. 25:41). 

Tetapi bagi mereka yang tidak percaya Tuhan akan berkata: Pergilah dari hadapanKu hai kamu yang berbuat jahat ke dalam api yang menyala-nyala selama-lamanya, yang sudah disediakan bagi iblis dan pengikut-pengikutnya (Mat. 25:4). 

Berdasarkan berita ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan: Bahwa manusia dapat melakukan perhitungan untuk menentukan kapan Tuhan Yesus datang kedua kali.  Selain dari pada itu kita juga menolak ajaran yang mengatakan: Masih ada kesempatan untuk memperoleh kasih karunia bagi orang yang sudah meninggal.  Tetapi kita harus menekankan bahwa Kedatangan Yesus kedua kali adalah sama seperti kedatangan pencuri, yaitu ketika tuan rumah sedang tertidur (1Tes. 5:2; Mat. 24:42, 44; Luk. 12:35–36).  Karena itu hendaklah kita siap sedia menyongsong kedatangan Kristus kedua kali.

Konfesi GKPA ini ditetapkan pada Rapat Majelis Pusat Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) pada 15-16 April 1977 dan disahkan pada Sidang Sinode Am IV 29 Oktober 1980 di Padangsidimpuan. Konfesi GKPA ini kemudian direvisi pada Sidang Synode Am GKPA XIV 2003.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: "APAKAH KAMU MAU PERGI JUGA?" (Yohanes 6:67)

  Renungan hari ini:   "APAKAH KAMU MAU PERGI JUGA?"   Yohanes 6:67 (TB2) Lalu kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apak...