Renungan hari ini:
PERSEMBAHAN SYUKUR
Mazmur 50:23 (TB) "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya"
Psalms 50:23 (NET) "Whoever presents a thank-offering honors me. To whoever obeys my commands, I will reveal my power to deliver”
Persembahan syukur merupakan bentuk pengucapan syukur atas pertolongan TUHAN dalam hidup kita. Jika kita mempersembahkan syukur itu berarti kita berkorban. Dalam konteks Perjanjian Lama dan dalam ritual Agama Yahudi memberi korban adalah menyembah Allah yang Maha kuasa sekaligus memohon pengampunan dosa. Secara univesal memberi korban itu berarti dengan sadar merelakan satu atau sebagian miliknya berkurang bahkan hilang karena dipersembahkan. Dalam iman Kristen memberi korban disebut mengembalikan milik Tuhan sekaligus mengakui bahwa semua yang dimiliki termasuk dirinya sendiri adalah anugerah-Nya. Dalam firman Tuhan dituliskan bahwa perbuatan seperti itu sangat menyenangkan Allah karena dengan demikian Tuhan sangat diagungkan dan dimuliakan. Tempat mengembalikan milik Tuhan itu, lintas lembaga, tempat dan kuantitas.
Hidup yang dipenuhi oleh ucapan syukur adalah hidup yang memuliakan Tuhan. Hidup yang bersyukur itulah kunci kepuasan dan kebahagiaan hidup. Namun jika yang keluar dari mulut kita hanyalah persungutan, mustahil kita merasakan kebahagiaan hidup. Orang yang terus bersungut-sungut berarti tidak pernah menghargai pertolongan Tuhan dalam hidupnya, meragukan kuasa dan kesanggupan Tuhan.
Mengapa kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan? Pertama, karena TUHAN merupakan sumber segala berkat. Hidup yang selalu bersyukur menunjukkan bahwa kita percaya dan mengakui bahwa Tuhan adalah Sumber segala berkat. Kitab Suci menyatakan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1Tes. 5:18). Kita harus mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal, baik dalam keadaan keberkatan atau pun sedang dalam pergumulan, baik dalam suka maupun duka. Jadi, bukan hanya ketika segala sesuatu berjalan baik atau lancar. Bila saat ini kita diijinkan mengalami masalah atau penderitaan sekali pun, tetaplah mengucap syukur, karena semuanya pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita.
Kedua, karena TUHAN adalah keselamatan kita. Ucapan syukur terbesar dapat disebabkan karena kita telah diselamatkan oleh TUHAN! Keselamatan sejati hanya datang dari TUHAN. Yesus bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). Karena itu, tetaplah bersyukur meski sedang dalam kesukaran, sebab kesukaran bermanafaat untuk pengemban karakter kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja