Sabtu, 05 Agustus 2023

KOTBAH MINGGU IX SETELAH TRINITATIS Minggu, 06 Agustus 2023 “MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH” (Matius 14:13-21)

 KOTBAH MINGGU IX SETELAH TRINITATIS

Minggu, 06 Agustus 2023

 

“MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH”

Kotbah: Matius 14:13-21   Bacaan: Pengkotbah 3:11-15


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kesembilan setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Makanan dan Minuman adalah Pemberian ALLAH”. Tema ini dilatarbelakangi keinginan orang banyak untuk mendengar dan disembuhkan oleh Yesus. Orang banyak yang datang mencari Yesus memiliki berbagai alasan. Beberapa mungkin ingin mendengarkan pengajaran-Nya tentang Kerajaan Allah dan belajar tentang iman. Yang lain mungkin datang untuk mencari kesembuhan dari berbagai penyakit dan kondisi fisik. Kehadiran Yesus menawarkan harapan dan pengharapan bagi mereka yang bermacam-macam kebutuhan.

 

Ketika Yesus melihat orang banyak yang datang mencari-Nya, Ia merasa belas kasihan terhadap mereka. Matius 14:14 mencatat bahwa hati Yesus penuh belas kasihan terhadap mereka dan Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit di antara mereka. Belas kasihan-Nya mendorong-Nya untuk merespons kebutuhan fisik dan rohani mereka. Peristiwa ini terjadi menjelang petang dan orang banyak sudah berada di sana selama beberapa waktu tanpa makanan yang mencukupi. Ketika para murid menyadari kondisi orang banyak, mereka mengajak Yesus untuk menyuruh orang-orang pergi ke desa-desa sekitar untuk mencari makanan. Namun, Yesus merespons dengan memberi perintah untuk memberi makan orang banyak.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang membuat hati Yesus tergerak untuk berbelas kasihan kepada orang banyak itu? Dalam Matius 14:13-21, hati Yesus tergerak untuk memberi makan 5000 orang karena belas kasih dan perhatiannya terhadap orang banyak yang datang mencari-Nya. Beberapa faktor yang menyebabkan hati-Nya tergerak adalah sebagai berikut:

 

Pertama, karena kepedulian Yesus terhadap kebutuhan fisik. Yesus menyadari bahwa orang banyak yang mengikutinya telah berada di sana sejak lama tanpa makanan yang cukup. Matius 14:14 mencatat bahwa ketika Yesus mendarat dan melihat kerumunan itu, hati-Nya penuh dengan belas kasihan terhadap mereka. Ia merasa kasihan karena mereka seperti domba yang tidak memiliki gembala, dalam artian mereka lemah dan memerlukan bimbingan dan perhatian.

 

Kedua, karena kebutuhan rohani. Selain memperhatikan kebutuhan fisik, Yesus juga menyadari bahwa orang banyak membutuhkan bimbingan dan pengajaran rohani. Mereka telah mengikuti-Nya untuk mendengarkan ajaran-Nya dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. Yesus peduli dengan kondisi rohani mereka, dan Ia ingin memberikan pengajaran yang bermanfaat untuk mereka.

 

Ketiga, untuk memberikan penghiburan duka. Sebelum peristiwa ini terjadi, Yesus mendengar tentang kematian Yohanes Pembaptis, yang merupakan salah satu pengikut-Nya dan sahabat dekat-Nya. Meskipun Ia ingin berduka atas kematian Yohanes, Ia juga menyadari bahwa orang banyak membutuhkan perhatian dan pengajaran-Nya. Dalam keadaan sedih seperti itu, hati Yesus tetap terbuka untuk melayani dan membantu orang banyak.

 

Keempat, karena tugas pelayanan. Yesus memiliki tugas untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dan menyatakan kasih-Nya kepada dunia. Melayani dan memberi makan orang banyak merupakan bagian dari misi-Nya sebagai Anak Allah yang dikirim untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal. Tugas-Nya adalah memberikan berkat dan berkah bagi banyak orang, termasuk memberi makan mereka yang kelaparan.

 

Kelima, karena ada kuasa dan belas Kasih Allah. Yesus adalah Anak Allah yang penuh dengan kuasa dan belas kasih. Ia memiliki kemampuan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Ketika Dia mendengar tentang kerinduan dan kebutuhan orang banyak, hati-Nya tergerak untuk menunjukkan kuasa-Nya sebagai pemberi makanan dan kasih-Nya sebagai sumber belas kasih yang tak terbatas.

 

Dalam kesimpulannya, hati Yesus tergerak untuk memberi makan 5000 orang karena belas kasih-Nya terhadap mereka yang membutuhkan, baik secara fisik maupun rohani. Ia ingin memenuhi kebutuhan mereka dan menyatakan kasih-Nya melalui tindakan memberi makan yang ajaib tersebut. Peristiwa ini menjadi contoh kasih dan perhatian Yesus terhadap kita, dan mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan-Nya dalam segala hal, karena Ia adalah pemberi segala sesuatu yang kita butuhkan.

 

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Yesus memberi makan 5000 orang itu? Dalam Matius 14:13-21, kita menemukan cerita tentang bagaimana Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan. Berikut adalah cara Yesus melakukan mujizat ini:

 

Pertama, Yesus melihat kerumunan orang banyak. Awalnya, Yesus mendengar tentang kematian Yohanes Pembaptis dan berusaha untuk mencari waktu untuk berduka. Namun, orang banyak mengetahui keberadaan-Nya dan mencari-Nya. Mereka datang dari berbagai kota dan desa di sekitar danau Galilea. Ketika Yesus melihat kerumunan itu, Ia merasa kasihan kepada mereka dan mencurahkan belas kasih-Nya atas mereka (Matius 14:13-14).

 

Kedua, Yesus merasa berbelas kasihan. Yesus meninggalkan tempat itu dan berjalan naik ke atas bukit untuk menemui mereka. Ketika Ia sampai, Dia melihat banyak orang yang lapar dan lelah. Kebanyakan dari mereka telah mengikuti-Nya untuk mendengarkan ajaran dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. Di sinilah Yesus menunjukkan belas kasih dan perhatiannya kepada kerumunan tersebut.

 

Ketiga, karena ada permintaan murid-murid-Nya. Ketika hari sudah petang dan orang banyak merasa lapar, murid-murid Yesus mendekat dan mengajak-Nya untuk menyuruh orang-orang pergi ke desa-desa sekitar untuk mencari makanan (ay. 15). Murid-murid ini merasa tidak mungkin memberi makan semua orang dengan apa yang mereka miliki, yaitu lima roti dan dua ikan.

 

Keempat, Yesus memberkati dan memecah roti. Namun, Yesus memiliki rencana lain. Ia menyuruh orang banyak untuk duduk di rumput dan Ia mengambil lima roti dan dua ikan. Lalu, Ia menengadah ke langit, memberkati roti dan ikan itu, kemudian Ia memecah-mecahnya (ay. 18).

 

Kelima, Yesus membagikan makanan. Setelah memberkati dan memecah-mecah roti dan ikan itu, Yesus memberikan makanan tersebut kepada murid-murid-Nya, dan mereka membagikannya kepada orang banyak. Mujizat ini terjadi di hadapan semua orang, sehingga semua orang dapat melihat bagaimana lima roti dan dua ikan mencukupi untuk memberi makan ribuan orang (Matius 14:19).

 

Cara Yesus memberi makan 5000 orang ini merupakan salah satu mujizat-Nya yang menunjukkan kuasa-Nya sebagai Anak Allah yang dapat memperbanyak makanan. Peristiwa ini mengajarkan tentang belas kasih Yesus terhadap orang banyak, pentingnya bergantung pada Allah sebagai pemberi segala sesuatu, dan kuasa-Nya dalam memenuhi kebutuhan manusia secara fisik dan rohani.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari perikope Minggu kesembilan Trinitatis ini? Dari pernyataan penulis kitab Matius yang membahas tema "Makanan dan Minuman adalah Pemberian Allah" berdasarkan Matius 14:13-21, ada beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, ketergantungan pada Allah. Peristiwa Yesus memberi makan 5000 orang mengajarkan tentang ketergantungan manusia pada Allah sebagai pemberi segala sesuatu. Ketika para murid menghadapi masalah yang tampaknya tak terpecahkan (tidak memiliki cukup makanan untuk memberi makan semua orang), Yesus menunjukkan bahwa manusia harus bergantung pada Allah dan percaya bahwa Dia akan menyediakan apa yang diperlukan. Hal ini mengingatkan kita untuk tidak bergantung pada kekuatan atau sumber daya manusia semata, tetapi untuk percaya bahwa Allah adalah sumber segala berkat dan kebutuhan kita.

 

Kedua, bersyukur atas pemberian Allah. Ketika Yesus memberi makan orang banyak, Ia mengambil lima roti dan dua ikan, lalu memberkati dan memecahkannya. Melalui mujizat ini, Yesus menunjukkan bahwa Allah adalah pemberi segala sesuatu. Peristiwa ini menjadi pengingat untuk selalu bersyukur atas berkat-berkat dan pemberian Allah dalam hidup kita. Kita perlu mengakui bahwa segala sesuatu yang kita terima berasal dari tangan-Nya dan mengucapkan syukur atas setiap pemberian-Nya.

 

Ketiga, kepedulian terhadap kebutuhan orang lain. Ketika Yesus melihat orang banyak yang lapar dan lelah, Ia merasa kasihan kepada mereka dan memberi makan mereka. Peristiwa ini menunjukkan kasih dan keprihatinan Yesus terhadap kebutuhan fisik dan rohani orang banyak. Dari sini, kita diajak untuk mengasah kepedulian kita terhadap sesama, membantu mereka yang membutuhkan, dan berbagi berkat yang telah kita terima dari Allah dengan orang lain.

 

Dari peristiwa Yesus memberi makan 5000 orang ini, kita diajak untuk lebih mengandalkan Allah sebagai pemberi segala sesuatu, bersyukur atas pemberian-Nya, mengasah kepedulian terhadap sesama, dan memahami bahwa Dia memiliki kuasa untuk memenuhi segala kebutuhan kita. Karena itu, kotbah ini mengingatkan kita untuk mencari makanan rohani melalui hubungan yang erat dengan Yesus Kristus sebagai sumber kehidupan kekal. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...