Sabtu, 21 April 2018

KOTBAH MINGGU JUBILATE Minggu, 21 April 2018 “SUKACITA MELAYANI DALAM TUHAN”

Minggu, 21 April 2018

Kotbah: 1Tesalonika 2:13-20  Bacaan: Yeremia 31:7-14


Minggu ini kita akan memasuki Minggu Jubilate. Jubilate yang artinya “bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi” (Mzm. 66:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Sukacita melayani TUHAN”.Adalah sukacita besar jika saat ini kita dipercaya untuk terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.  Melayani Tuhan berarti memberikan yang terbaik bagi Tuhan:  hidup, waktu, tenaga dan apa pun yang kita miliki kita persembahkan untuk Dia.  Melayani Tuhan berarti melayani jiwa-jiwa, membawa jiwa-jiwa mendekat kepada Tuhan sehingga mereka memiliki pengenalan yang benar akan Dia.  Sungguh, tidak ada sukacita yang lebih besar daripada sukacita dalam melayani jiwa-jiwa.

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah caranya agar kita bisa mampu melayani TUHAN dengan sukacita?

Pertama,melayanilah dengan pikiran yang positif dan baik (ay. 13-16).Rasul Paulus tidak mau membiarkan perhatiannya terpusat pada orang-orang yang menentang pemberitaan Injilnya. Ia memusatkan perhatiannya pada orang-orang yang terbuka untuk menerima Injil. Hal ini membuat ia tidak mengeluh saat menghadapi perlawanan, melainkan ia dapat bersyukur karena orang-orang yang menerima Injil. Rasul Paulus juga bersyukur untuk orang-orang percaya yang rela menderita bagi kemuliaan Tuhan (ay. 14-16). Walau banyak yang mencerca dan menghina kita dalam pelayanan, abaikan saja itu semua, tetapi fokuslah kepada pemberitaan kebenaran Firman TUHAN dan selalu melihat sisi baik dari setiap persoalan yang sedang kita hadapi.

Kedua,melayanilah dengan hati yang penuh kasih sayang (ay. 17-18).Rasul Paulus tidak hanya asal melayani, melainkan ia melayani dengan hati yang mengasihi. Ia tidak asal melakukan tugas penginjilan namun ia rindu untuk mengunjungi jemaat Tesalonika untuk menguatkan iman mereka. Meskipun iblis melalui orang-orang Yahudi menganiaya dirinya, namun rasul Paulus tetap memperhatikan orang percaya di Tesalonika. Ia berdoa dan menulis surat Tesalonika ini.

Ketiga,melayani dengan nilai-nilai kehidupan kekal (ay. 19-20).Menyadari nilai-nilai kehidupan kekal dari pelayanan Injil merupakan kekuatan bagi setiap orang percaya yang melayani. Pelayanan yang berhubungan dengan keselamatan jiwa adalah bernilai kekal. Semua yang kita usahakan di dunia ini seperti mencari uang, kepandaian, prestasi, yang tidak berkait dengan keselamatan jiwa adalah sementara. Hanya jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus yang akan “menyertai” kita sampai kekekalan. Rasul Paulus bersukacita karena kenyataan ini.Kita melayani dengan membawa nilai-nilai kehidupan kekal kepada setiap orang yang kita layani. Kita bukan menawarkan nilai-nilai kehidupan dunia melainkan nilai-nilai kehidupan surgawi.

Melayani Tuhan adalah panggilan yang sangat mulia bagi setiap kita, karena itu baik kita sebagai pengusaha, kariawan ataupun hamba Tuhan, kita semua memiliki panggil untuk melayani Tuhan, apapun bentuk pelayanan yang Tuhan percayakan dalam hidup Anda untuk di kerjakan maka kerjakanlah itu dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka.

Melayani Tuhan bukan untuk menerima kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita, tetapi kita melayani Tuhan karena kita sudah menerima semua kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita, karena itu sebagai ucapan syukur kita maka kita melayani Tuhan dengan talenta yang sudah di percayakan TUhan.

Supaya kita menemukan sukacita dalam pelayanan kita kepada Tuhan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

Pertama,kita harus melayani dengan motivasi yang benar.Saat kita mengikut Tuhan, berbakti dan mentaati perintah Tuhan pastikan kita melakukan semua itu dengan motivasi dan sikap hati yang benar. Bukan berfokus hanya pada berkat-Nya yang melimpah atau pemeliharaan dan janji keselamatan-Nya, namun layanilah Tuhan karena Ia memang layak menerima pengabdian kita. Sebenarnya kita tidak memerlukan alasan lagi mengapa harus melayani Tuhan, pengorbanan-Nya untuk keselamatan kita dan kasih-Nya yang unconditional setiap saat sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi kita. Dalam 2 Korintus 5:15 Paulus berkata: “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Itulah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita, hidup kita bukanlah untuk diri kita lagi melainkan untuk mengerjakan keselamatan kita dan berbuah (pertobatan, pelayanan dan berbuah jiwa) bagi kemuliaan Allah. Pelayanan kita menjadi bukti kasih kita kepada Tuhan, kasih yang murni tanpa tujuan-tujuan terselubung yang mementingkan diri sendiri.

Setiap pelayanan yang dimulai dan didasari oleh motivasi yang salah, tidak akan bisa bertahan lama dan justru menjadi kejijikan di mata Tuhan. Kita bisa saja terlihat sangat rohani dan luar biasa dalam pelayanan, tetapi bukan apa yang kelihatan yang dilihat oleh Allah melainkan apa yang ada dalam hati kita. Saat kita melayani dengan dasar kasih yang murni kepada Tuhan, kita tidak akan mudah kecewa dengan keadaan ataupun perlakuan orang lain. Kita tidak akan mudah kecewa jika kita tidak mendapat penghargaan (dari manusia) yang mungkin seharusnya kita dapatkan, atau mengundurkan diri saat keadan terlihat begitu sulit dan seolah-olah kita tidak melihat penyertaan Tuhan. Kita tidak akan mudah kecewa karena kita berfokus pada perkenanan Tuhan, kita melayani Tuhan karena kita mengasihi-Nya dan ingin mempersembahkan yang terbaik bagi-Nya bukan untuk memperoleh pujian, penghargaan ataupun imbalan.

Kedua,kita harus melayani sesuai dengan panggilan.
Kita akan bersukacita melayani jika kita melayani sesuai dengan panggilan kita, sesuai dengan kasih karunia dan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Tidak perlu memaksakan diri untuk apa yang bukan bagian kita atau apa yang tidak bisa kita lakukan. Lakukan yang terbaik sesuai kapasitas kita sebagai pelayanan dan persembahan bagi Tuhan. Tuhan tidak pernah meminta kita melakukan apa yang tidak bisa kerjakan atau menyuruh kita mengerjakan sesuatu tanpa memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan. Setiap karunia, kelebihan dan talenta yang kita miliki adalah perlengkapam yang Tuhan percayakan untuk digunakan dalam mendukung pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Kita harus mulai mengenali kelebihan dan kemampuan yang Tuhan taruh dalam diri kita, mengembangkan dan mengunakannya untuk melayani Tuhan.  Baik dalam pelayan gereja seperti pemuji-penyembah, pelayanan kasih, doa ataupun pelayanan sekuler yang memberkati ladang Tuhan yaitu dunia usaha/bisnis, sosial, pemerintahan atau apapun panggilan Tuhan dalam hidup kita. Layanilah Tuhan dengan karunia yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.

Ketiga,kita perlu adanya keseimbangan dalam melayani.Dalam Markus 6:31-32, setelah mengadakan mujizat untuk memberi makan lima ribu orang, Yesus  berkata kepada murid-muridNya: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Dalam melayani Tuhan perlu adanya keseimbangan antara roh, jiwa dan tubuh kita. Tubuh dan jiwa kita juga memerlukan waktu untuk beristirahat dari semua kesibukan dan kegiatan pelayanan kita. Menjaga kesehatan bait Allah yaitu tubuh kita serta memulihkan tenaga dan pikiran untuk bisa lebih aktif dan produktif dalam kegiatan dan pelayanan kita. Selain aktif dalam melayani kita juga harus tetap menjaga kualitas hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebab itulah sumber kasih dan kemampuan kita dalam melayani Tuhan. Kita tidak mungkin dapat membagi kasih kepada orang lain lewat pelayanan kita jika kita tidak terus menjaga hubungan kita dengan sumber kasih yaitu Tuhan. Membangun hubungan dan mencari kehendak Tuhan juga merupakan pelayanan kita kepada Tuhan.

Satu hal penting yang perlu diperhatikan juga yaitu; jangan sampai kita terlalu berfokus pada kegiatan kerohanian/pelayanan tetapi mengabaikan tanggung-jawab kita dalam keluarga, masyarakat, Gereja, pekerjaan, atau hal-hal lain yang seharusnya mendapat perhatian kita juga. Memenuhi tanggung-jawab dalam semua hal tersebut juga merupakan bagian dari pelayanan kita. Persembahkanlah yang terbaik dalam pelayanan kerohanianmu dan jadilah excellent dalam setiap tanggung-jawab yang dipercayakan kepada kita, dalam studi, pekerjaan termasuk dalam keluarga. Saksikan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Kristus, kita melayani tetapi kita juga bisa berprestasi dalam studi, kita bisa sukses dalam pekerjaan, dapat dipercaya dan berhasil dalam keluarga kita.

Persembahkanlah hidupmu kepada Tuhan dalam setiap detail kehidupan lakukanlah semuanya sebagai ibadah, sebagai pelayanan kita kepada Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam melayani Tuhan karena kita mengerti kita sedang mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya, memaksimalkan potensi yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dengan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup. Dengan demikian kita menjadi lebih produktif, tidak akan menjadi lelah dalam pelayanan dan kecewa dengan orang lain ataupun keadaan. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...