KOTBAH MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS
Minggu, 15 Oktober 2023
“BANYAK YANG DIPANGGIL TETAPI SEDIKIT YANG DIPILIH”
Kotbah: Matius 22:1-14 Bacaan: Keluaran 32:1-14
Minggu ini kita akan memasuki Minggu Kesembilanbelas Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Banyak yang Dipanggil, tetapi Sedikit yang Dipilih”. Pernyataan ini merupakan intisari dari perumpamaan tentang perjamuan kawin yang diberikan oleh Yesus. Makna dari pernyataan ini adalah bahwa meskipun undangan Allah terbuka untuk banyak orang, hanya sebagian kecil yang benar-benar akan dipilih atau diterima dalam Kerajaan Surgawi. Dalam perumpamaan ini, seorang raja mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya dan mengundang banyak orang. Tetapi ketika waktunya tiba, banyak yang tidak mau datang. Raja kemudian mengirim hamba-hambanya untuk mengundang orang lain, termasuk orang-orang yang buruk, untuk mengisi perjamuan tersebut. Namun, ada seorang tamu yang datang tanpa memakai pakaian pesta, dan ia diusir oleh raja.
Perumpamaan ini mengandung beberapa pesan rohani. Salah satu pesan yang muncul adalah tentang respons manusia terhadap panggilan Allah. Panggilan Allah untuk mengikutinya seringkali diabaikan atau dianggap enteng oleh banyak orang.
Pesan "Banyak yang Dipanggil, tetapi Sedikit yang Dipilih" dalam konteks ini menggarisbawahi bahwa banyak orang mendengar panggilan Allah atau injil-Nya, tetapi hanya sedikit yang benar-benar memilih untuk mengikuti-Nya dengan setia dan merespons panggilan-Nya dengan benar. Ini adalah pengingat tentang pentingnya tanggapan yang tulus dan kesediaan untuk mengikuti ajaran dan panggilan Allah.
Perumpamaan ini juga menyampaikan pesan tentang pentingnya memiliki persiapan yang benar ketika kita datang kepada Allah, yang diilustrasikan melalui adegan tamu yang tidak memakai pakaian pesta yang layak. Ini mengingatkan kita untuk menjalani hidup kita dengan kesucian dan kekudusan saat kita menghadap Tuhan. Jadi, penulis kitab Matius menggunakan perumpamaan ini untuk menggambarkan respons beragam manusia terhadap panggilan Allah dan untuk menekankan pentingnya tanggapan yang benar dan persiapan yang benar dalam mengikuti-Nya.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara raja mengundang orang dalam perjamuan kawin anaknya? Cara raja mengundang orang untuk menghadiri perjamuan kawin anaknya, berdasarkan Kitab Matius 22:14, adalah:
Pertama, raja mengundang orang yang terhormat. Raja pertama-tama mengundang sejumlah orang untuk menghadiri perjamuan kawin anaknya. Ini adalah undangan pertama yang diberikan kepada sekelompok orang yang telah diidentifikasi sebagai "tamu undangan terhormat." Dalam konteks perumpamaan ini, para undangan awal yang menolak pergi ke perjamuan kawin melambangkan para pemimpin agama Yahudi yang menolak pesan Yesus dan Kerajaan Surgawi yang Dia bawa. Namun, tampaknya banyak dari para pemimpin agama Yahudi tidak mau datang. Mereka memberikan berbagai alasan dan penjelasan mengapa mereka tidak bisa atau tidak ingin menghadiri perjamuan tersebut.
Kedua, raja mengundang warga jemaat. Setelah para pemuka agama Yahudi menolak undangan raja, maka ia pun mengundang warga jemaat. Ternyata, warga jemaat pun punya banyak alasan untuk tidak bisa hadir seperti: mereka pergi ke ladangnya (ke kantor), mengurus usahanya, dan bahkan ada yang menangkap hamba-hamba raja itu, menyiksa dan membunuhnya. Ini merujuk kepada peristiwa penyaliban Yesus sebagai hamba TUHAN yang datang mengundang umat-Nya memasuki Kerajaan Allah.
Ketiga, raja mengundang orang-orang biasa dan orang-orang yang dianggap berdosa. Kali ini, raja memerintahkan agar hamba-hamba tersebut mengundang siapa pun yang mereka temui, baik yang baik maupun yang buruk, untuk menghadiri perjamuan tersebut. Ini menunjukkan bahwa raja ingin memenuhi ruang perjamuan dengan siapa pun yang bersedia datang. Tamu ini mewakili orang-orang yang menerima Injil dan mengikuti Yesus.
RENUNGAN
Apa yang kita renungkan pada Minggu kesembilan belas setelah Trinitatis ini? Refleksi atas tema "Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih" dalam konteks Kitab Matius 22:1-14 dapat mencakup beberapa aspek penting. Berikut beberapa refleksi yang dapat diambil dari tema ini:
Pertama, pentingnya tanggapan pribadi. Pesan utama dari tema ini adalah pentingnya tanggapan pribadi terhadap panggilan Allah. Meskipun panggilan Allah mungkin diberikan kepada banyak orang, akhirnya keputusan untuk mengikuti-Nya adalah tindakan pribadi. Ini meminta kita untuk merenungkan apakah kita telah merespons panggilan Allah dengan tulus dan setia dalam hidup kita.
Kedua, berpakaian yang baiklah dalam menghadiri pertemuan dengan Allah. Arti pentingnya pakaian yang baik dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin dalam Kitab Matius 22:1-14 adalah simbolik dan mengandung pesan moral dan rohani yang dalam. Dalam perumpamaan tersebut, fokus pada pakaian yang baik adalah sebagai tanda atau representasi yang menggambarkan persiapan dan kekudusan yang diperlukan dalam menghadap Allah dan mengikuti-Nya. Berikut adalah beberapa aspek penting dari arti pakaian yang baik dalam konteks perumpamaan ini:
Ø Ketaatan dan Persiapan Rohani: Pakaian yang baik adalah lambang ketaatan dan persiapan rohani. Tamu yang hadir ke perjamuan kawin dalam pakaian pesta yang layak menggambarkan mereka yang hidup dalam ketaatan kepada Allah, mematuhi ajaran-Nya, dan hidup dalam kesucian.
Ø Persiapan untuk Menghadap Tuhan: Pakaian yang baik mencerminkan persiapan seseorang untuk menghadap Tuhan. Ketika kita datang kepada Allah, kita harus siap dengan hati yang tulus dan kesucian. Pakaian yang baik menggambarkan kesiapan untuk berdiri di hadapan Allah dengan rendah hati.
Ø Persiapan untuk Kerajaan Surgawi: Dalam konteks perumpamaan, pakaian pesta menggambarkan kesiapan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surgawi yang disimbolkan oleh perjamuan kawin. Orang-orang yang dipilih oleh raja adalah mereka yang siap untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, yang menuntut kesetiaan dan persiapan rohani.
Ø Persiapan Dalam Kehidupan Kristen: Pesan dari pakaian yang baik dalam perumpamaan ini dapat diterapkan pada kehidupan Kristen sehari-hari. Ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam ketaatan dan kesucian, serta mematuhi ajaran-ajaran Yesus dan nilai-nilai agama. Pakaian yang baik dalam kehidupan Kristen adalah simbol persiapan rohani dan ketaatan kepada Allah.
Ketiga, sambutlah hamba TUHAN dengan baik. Salah satu pelajaran utama dari perumpamaan ini adalah bahwa kita harus merespons panggilan dan undangan Tuhan dengan tulus. Ketika hamba Tuhan datang kepada kita membawa pesan atau pelayanan Tuhan, kita seharusnya meresponsnya secara positif dan terbuka. Ketika kita menyambut seorang hamba Tuhan, kita harus memberikan kehormatan dan penghargaan yang pantas kepada mereka. Ini mencakup penghargaan terhadap pelayanan dan pesan yang mereka bawa. Menghormati hamba Tuhan adalah bagian dari menghormati panggilan dan pelayanan yang mereka bawa atas nama Tuhan. Kita harus menerima pelayan Tuhan dengan keterbukaan dan sikap yang ramah. Ini mencakup mendengarkan dengan seksama pesan yang mereka bawa, bertanya jika ada pertanyaan, dan memberikan perhatian kepada pelayanan mereka. Karena itu, jadilah orang yang terpilih dari undangan TUHAN kepada kita. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN