Senin, 14 November 2022

Renungan hari ini: “MATA ORANG BUTA DICELIKKAN, TELINGA ORANG TULI DIBUKA” (Yesaya 35:5)

 Renungan hari ini:

 

“MATA ORANG BUTA DICELIKKAN, TELINGA ORANG TULI DIBUKA”


 

Yesaya 35:5 (TB) "Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka" 

 

Isaiah 35:5 (NET) "Then blind eyes will open, deaf ears will hear"

 

Nas hari ini memberikan penguatan bagi orang percaya. Yesaya meyakini bahwa kehadiran Allah akan membuat suatu perubahan dan kesembuhan, mata orang buta dicelikkan dan telinga orang tuli akan dibuka-Nya. Kita harus menyadari bahwa ketidaksanggupan untuk mendengar, sebagian atau secara keseluruhan, sering kali diakibatkan penyakit, kecelakaan, atau bunyi keras yang sangat kuat dan tiba-tiba atau yang berkepanjangan. Ada juga orang-orang yang terlahir tuli. Penyebab lain yang disebutkan dalam Kitab Suci adalah kerasukan hantu (Mrk. 9:25-29). Adjektiva Ibrani חֵרֵשׁ (kheres) berasal dari verba: חָרַשׁ - (kharash) yang memaksudkan ketidaksanggupan mendengar di pihak objeknya atau sikap berdiam diri di pihak subjeknya. Verba חָרַשׁ - (kharash) secara bervariasi diterjemahkan "[menjadi] tuli" dan "berdiam diri".

 

Dalam Mazmur 28:1; 35:22 terlihat sang pemazmur pernah berteriak bahwa Allah membiarkan diri-Nya tuli (tidak mendengar, bersikap berdiam diri/silence) kepadanya. Dalam ayat ini naskah bahasa asli Ibrani menuliskan dengan "mood Jussive", menunjukkan bahwa Allah sebenarnya "tidak tuli" dan sebenarnya "Dia dapat melakukan sesuatu," namun Dia sedang membiarkan diri-Nya berdiam diri. Sang pemazmur memohon kepedulian Allah kepadanya. Keadaan ini mungkin dapat kita bandingkan dengan masa sengsara yang dialami oleh para Jesuit yang sedang menginjil di Jepang.

 

Kesaksian Kitab Suci juga mengatakan bahwa orang Israel tidak boleh mengejek atau menyumpahi orang tuli, sebab orang tuli tidak dapat membela diri terhadap pernyataan-pernyataan yang tidak dapat mereka dengar (Im. 19:14; bnd. Mzm. 38:13-14).

 

Di Keluaran 4:11, pernyataan Allah bahwa Allah yang "membuat orang bisu" tidak berarti Ia bertanggung jawab atas semua orang yang tuli. Akan tetapi, Allah dapat menyebabkan seseorang tuli, tidak dapat berbicara, atau buta untuk suatu alasan atau maksud tertentu. Ayah Yohanes Pembaptis dibuat bisu untuk sementara waktu karena ketidakpercayaannya (Luk. 1:18-22, 62-64). Allah juga dapat membuat orang tuli rohani dengan membiarkan mereka tetap dalam keadaan tersebut jika mereka menghendakinya (Yes. 6:9-10).

 

Selama pelayanannya, Yesus Kristus mempertunjukkan kuasa penyembuhan mukjizat dengan memulihkan pendengaran orang yang tuli jasmani pada beberapa kesempatan (Mat. 11:5; Mrk. 7:32-37; Luk. 7:22). Dengan demikian, pada masa pemerintahan-Nya atas langit dan bumi yang baru, semua penderitaan, termasuk ketidaksanggupan mendengar, pasti akan disingkirkan.

 

Sang pemazmur menyamakan orang fasik, yang tidak mau mendengarkan pengarahan, dengan ular kobra yang menulikan telinganya terhadap suara para tukang mantra (Mzm. 58:3-5). Demikian pula, pada zaman Yesaya, meskipun bertelinga, orang Israel seolah-olah tuli karena lambat dalam hal mendengar serta menanggapi firman Allah (Yes. 42:18-20; 43:8). Akan tetapi, setelah pemulihan dari pembuangan, sesuai dengan nubuat, umat Allah tidak akan tuli lagi secara rohani. Mereka akan mendengar firman Allah, yaitu memperhatikannya (Yes.29:18; 35:5). 

 

Sewaktu di bumi, Tuhan Yesus membuka telinga pengertian banyak orang, sehingga orang-orang yang telah disembuhkan itu dapat bertindak sesuai dengan apa yang mereka dengar:  Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar (Mat. 13:16, 23). Kehadiran Allah tidak hanya memulihkan keadaan alam, namun juga memulihkan segala penyakit dalam tubuh kita termasuk menyembuhkan dan memulihkan kita dari berbagai macam penyakit. Orang buta diberikan kesempatan melihat, orang lumpuh bisa berjalan dengan baik, orang yang tuna rungu dan tuna wicara bisa berkata-kata, dan telinga orang yang tuli dibuka sehingga bisa mendengarkan. Kehadiran Allah memulihkan kesehatan kita secara jasmani. Karena itu, rasakan dan nikmatilah kehadiran Allah dalam hidup kita agar kita juga memeroleh kesembuhan jasmani maupun rohani kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...