Sabtu, 06 Mei 2023

KOTBAH MINGGU KANTATE Minggu, 07 Mei 2023 “BERNYANYI BAGI TUHAN HAI SEGENAP BUMI” (1 Tawarikh 16:23-28)

 KOTBAH MINGGU KANTATE

Minggu, 07 Mei 2023

 

“BERNYANYI BAGI TUHAN HAI SEGENAP BUMI”

Kotbah: 1 Tawarikh 16:23-28     Bacaan: Kolose 3:15-17



Minggu ini kita akan memasuki Minggu Kantate, artinya nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan (Mzm. 98:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Bernyanyi bagi TUHAN Hai Segenap Bumi”. Frasa "Bernyanyi Bagi Tuhan Hai Segenap Bumi" dilatarbelakangi saat Raja Daud memindahkan tabut perjanjian dari rumah Obed-Edom ke kota Daud (Yerusalem). Ketika tabut perjanjian tiba di Yerusalem, Daud mengumpulkan seluruh Israel di hadapan tabut tersebut. Daud kemudian memerintahkan para imam dan Lewi untuk memainkan alat musik dan bernyanyi bagi Tuhan.

 

Salah satu nyanyian yang dinyanyikan pada saat itu adalah "Bernyanyi Bagi Tuhan Hai Segenap Bumi". Nyanyian ini adalah puji-pujian yang dinyanyikan oleh seluruh umat Israel untuk memuji keagungan Tuhan, mencatat bahwa "kebesaran dan keagungan-Nya terpancar di seluruh bumi". Dalam nyanyian tersebut juga terdapat ungkapan rasa syukur karena Tuhan telah memberikan berkat dan keselamatan kepada umat-Nya.

 

Sebagai seorang raja, Daud menyadari pentingnya memuliakan Tuhan melalui ibadah dan mempersembahkan segala yang terbaik bagi-Nya. Oleh karena itu, Daud memerintahkan seluruh bangsa Israel untuk memuji Tuhan dan mengakui kebesaran-Nya. Nyanyian ini menjadi salah satu contoh dari pentingnya memuliakan Tuhan dan mengakui kuasa-Nya dalam kehidupan orang percaya. Nyanyian "Bernyanyi Bagi Tuhan Hai Segenap Bumi" adalah salah satu dari serangkaian nyanyian yang dinyanyikan oleh seluruh umat Israel untuk memuji keagungan Tuhan dan menyatakan rasa syukur mereka atas berkat dan keselamatan yang telah diterima. Dalam nyanyian tersebut, Tuhan dipuji sebagai Raja yang mahakuasa dan sebagai pencipta segala sesuatu di bumi. Nyanyian tersebut juga menekankan bahwa segala sesuatu di bumi harus memuji dan memuliakan Tuhan. Dengan mengajak umat Israel untuk bernyanyi bagi Tuhan, penulis 1 Tawarikh ingin menekankan pentingnya menghormati dan memuliakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Ibadah dan penyembahan kepada Tuhan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan orang percaya. Nyanyian tersebut juga menjadi sebuah pengingat bahwa Tuhan patut dipuji dan dimuliakan atas segala yang telah dilakukan bagi umat-Nya.

Apa yang dilakukan umat Israel dalam rangka “Bernyanyi bagi TUHAN hai segenap bumi”? Menurut 1 Tawarikh 16:23-28, ada beberapa alasan umat Israel menyanyikan sebuah syair atau puji-pujian bagi Tuhan, yakni:

 

Pertama, karena kebesaran-Nya dan keagungan-Nya (ay. 23). Kemudian mereka menyatakan bahwa seluruh bumi seharusnya takut dan bergembira di hadapan Tuhan (ay. 30). 

 

Kedua, karena Tuhan adalah sang Pencipta alam semesta dan mengatur alam semesta dengan kekuasaan-Nya (ay. 26-27). Semua tema tersebut diutarakan dalam bentuk nyanyian atau puji-pujian bagi Tuhan dengan menggunakan instrumen musik seperti kecapi dan rebana.

 

Ketiga, karena Tuhan telah melakukan tindakan penyelamatan bagi mereka dan umat leluhur mereka (ay. 35-36).Umat Israel juga mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah dan mengajak seluruh umat manusia untuk memuji-Nya (ay. 25-26). 

 

Pertanyaan kita selanjutnya adalah apa yang dilakukan dalam rangka “Bernyanyi bagi TUHAN hai segenap bumi”? Berdasarkan 1 Tawarikh 16:23-28, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:

 

Pertama, kita harus menyanyi dengan sukacita (ay. 23). Seperti yang disebutkan dalam ayat 23, kita harus bernyanyi dengan sukacita dan bersorak-sorai bagi Tuhan.

 

Kedua, kita harus memuji nama Tuhan (ay. 25). Ayat 25 meminta kita untuk memuji nama Tuhan dan memberitakan keajaiban-Nya kepada orang-orang.

 

Ketiga, kita harus menyatakan kemuliaan Tuhan (ay. 27-28). Ayat 27 meminta kita untuk menyatakan kemuliaan Tuhan dan memberitakan perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.

 

RENUNGAN 

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Kantate ini? Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dalam merayakan Minggu Kantate ini, yakni:

 

Pertama, memuliakan dan memuji Tuhan itu sangat penting. Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk memuliakan dan memuji Tuhan dengan segala yang kita miliki, termasuk suara dan lagu-lagu yang dinyanyikan dengan hati yang tulus.

 

Kedua, kita harus mengingat karya Tuhan. Ketika kita menyanyikan lagu-lagu pujian dan syukur, kita diingatkan kembali akan karya Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan kita, baik dalam hal penebusan dosa maupun dalam berbagai hal lainnya.

 

Ketiga, dalam memuji TUHAN ada kekuatan dan kemuliaan Tuhan. Dalam lagu-lagu pujian dan syukur, kita diingatkan kembali akan kekuatan dan kemuliaan Tuhan, dan betapa Dia mampu melakukan hal-hal yang mustahil di dalam hidup kita.

 

Keempat, dalam memuji TUHAN ada kesatuan dalam penyembahan. Ketika kita bersama-sama menyanyikan lagu-lagu pujian dan syukur, kita juga mengalami kesatuan dalam penyembahan, dan menjadi satu tubuh dalam Kristus.

 

Kelima, dalam memuji TUHAN kita mengalami hadirat Tuhan. Dalam waktu penyembahan yang intens dan penuh pujian, kita dapat mengalami hadirat Tuhan yang membuat hati kita menjadi tenang, damai, dan penuh sukacita. Oleh karena itu, "Bernyanyi bagi TUHAN hai segenap bumi" dapat dipahami sebagai sebuah panggilan untuk memuji Tuhan dengan penuh sukacita, berterima kasih atas kasih karunia-Nya, dan menyatakan keagungan-Nya kepada seluruh dunia. (rsnh) 

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...