Minggu, 05 Februari 2023

Renungan hari ini: “BERBHAGIA ORANG LAPAR” (Lukas 6:21)

 Renungan hari ini:

 

“BERBHAGIA ORANG LAPAR”


 

Lukas 6:21 (TB) "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa"

 

Luke 6:21 (NET) “Blessed are you who hunger now, for you will be satisfied. “Blessed are you who weep now, for you will laugh"

 

Nas hari ini hendak mengajak kita pada pemahaman Yesus tentang kebenaran. Yesus membandingkan kebenaran dengan makanan. Bagaimana pun, kita lapar dan haus akan makanan, dan makanan tentu saja sangat penting bagi kehidupan. Kita lapar dan haus akan sesuatu yang kita rasakan penting bagi hidup kita. Bukan hanya kita inginkan; melainkan sangat penting. Kita tidak merasa lapar dan haus sebesar itu akan sesuatu yang tidak benar-benar kita inginkan. Dan salah satu hal yang sangat kita inginkan adalah hidup. Bagaimana pun, tanpa kehidupan kita tidak mungkin menginginkan hal-hal lain. Jika kita mati, maka semuanya akan lenyap, tidak ada lagi yang kita inginkan. Jadi kehidupan adalah hal paling mendasar yang bisa kita inginkan. Kita lapar dan haus akan makanan dan minuman karena tanpa makanan dan minuman kita akan mati. Tubuh kita merasa lapar dan haus karena tubuh menyatakan kebutuhannya yang sangat dalam akan makanan dan minuman. Semakin lama kita menunggu, semakin lama kita tidak memakan sesuatu, perut kita terasa semakin lapar. Semakin kita merasa haus, tubuh kita semakin menginginkan apa yang disebut sebagai rasa haus akan minuman karena kelangsungan hidup tubuh kita tergantung pada hal itu.

 

Yesus mengatakan bahwa kebenaran itu sama pentingnya bagi kehidupan rohani seperti makanan dan minuman bagi kehidupan jasmani. Ini merupakan pokok pertama yang sangat jelas bagi kita. Yesus mengatakan bahwa kebenaran merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan rohani anda sehingga roh kita, apabila roh itu mengetahui apa yang dibutuhkannya, akan menjerit—roh kita akan merasa lapar dan haus akan kebenaran—karena tanpa kebenaran itu ia tidak dapat hidup. Tanpa kebenaran, kita tidak dapat hidup. Jadi perbandingan yang ditunjukkan adalah antara makanan dan minuman yang bersifat jasmani dengan kebenaran, yaitu makanan dan minuman yang bersifat rohani. Hal ini mudah untuk dimengerti. Kita tidak memerlukan pemikiran yang dalam untuk mengerti hal ini. 

 

Apa yang terjadi ketika kita makan? Apa yang terjadi ketika kita minum? Ketika kita makan, apa yang kita lakukan? Untuk mengenyangkan perut kita, kita menjejalkan makanan ke dalam saku kita. Kita berkata, “Tidak mungkin! Saya memasukkan makanan ke dalam mulut, bukan ke dalam saku.” Dan begitu pula ketika kita haus, apa yang kita lakukan? Kita menuangkan minuman ke atas rambut kita. Kita berkata, “Itu sungguh menggelikan. Ketika saya haus, saya memasukkan minuman ke dalam mulut saya.” Mengapa kita mengatakan hal ini? Karena telah terjadi kurang pengertian yang sangat besar mengenai betapa pentingnya kebenaran itu bagi kehidupan yang kekal dalam pengertian bahwa kebenaran itu mesti, perhatikan dengan baik, dihayati (internalized).

 

Makanan tidak akan berfungsi jika kita memasukkannya ke dalam saku kita, karena makanan itu masih berada di luar. Tetapi jika kita ingin makanan itu berfungsi, maka kita harus memasukkannya ke dalam tubuh mulut kita agar masuk ke dalam tubuh kita dan diolah menjadi kekuatan. Kita harus memakannya. Demikian juga jika kita haus, maka kita tidak menuangkan air pada rambut kita. Air yang dituangkan ke kepala bagus untuk mencuci rambut, tetapi air itu tidak akan menghilangkan rasa haus kita. Kita harus meminum air itu. Kita harus memasukkannya ke dalam tubuh kita agar minuman itu berfungsi. Sekali lagi hal ini sangat sederhana untuk dimengerti, meskipun demikian sungguh mengherankan bahwa sedikit sekali orang yang mengerti hal-hal sederhana jika berkaitan dengan masalah rohani. Mereka sangat pandai dalam hal yang menyangkut materi. Mereka mengetahui banyak hal mengenai materi. Tetapi jika menyangkut kehidupan rohani, mereka tidak mengerti apa-apa. Yang dikatakan oleh Yesus adalah: kita bukan saja perlu menginginkan kebenaran ini, kita juga perlu menerima kebenaran ini serta menghayatinya. 

 

Seperti seseorang yang lapar akan makanan, demikian pula berbahagialah orang yang lapar akan kebenaran; seperti seseorang yang haus akan minuman, demikian pula berbahagialah orang yang haus akan kebenaran, karena ia ingin memasukkan kebenaran itu ke dalam dirinya. Ia ingin menjadi segar dan sehat karenanya. Ia makan dan minum sampai jiwa dan rohnya yang letih disegarkan dan hidup kembali. Karena itu Yesus berkata, “Barangsiapa yang memakan aku…” Artinya jika kita mau memakan kebenaraan Yesus dan menghayati kebenaran itu serta melakukannya dalam kehidupan sehari=hari maka kita akan memeroleh kebahagiaan. Kita akan dikeyangkan oleh kebenaran itu dan kebenaran itulah yang menjadi kekuatan kita melakukan tugas pelayanan kita. Karena itu, saat kit ahaus dan lapar, makanlah kebenaran Yesus maka kita akan dikenyangkan kebenaran itu sehingga kita mampu menghayatinya serta melakukanya. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...