Renungan hari ini:
“BERSORAK DAN BERSUKACITA KARENA KASIH SETIA TUHAN”
Mazmur 31:8-9 (TB) "Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku, dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang"
Psalms 31:8-8 (NET) "I will be happy and rejoice in your faithfulness, because you notice my pain and you are aware of how distressed I am. You do not deliver me over to the power of the enemy; you enable me to stand in a wide open place"
Ajakan bersorak dan bersukacita pemazmur ini bukan disampaikan pada situasi hidupnya yang aman, tetapi pemazmur mengajak umat Israel harus mampu bersorak dan bersukacita di tengah situasi hidup yang menderita. Pemazmur mendasari sukacitanya atas kasih setia TUHAN yang ia peroleh. TUHAN telah menilik sengsaranya, memperhatikan kesesakan jiwanya dan menyelamatkan hidupnya dari tangan musuhnya serta menegakkan kakinya di tempat yang lapang. Hal yang sama juga dilakukan oleh Yesaya. Yesaya mengajak umat Yehuda bersukaria dan bersorak-sorak karena mereka telah dibawa pulang oleh Tuhan dari pembuangan di Babel kembali ke Yesusalem. Mereka terbebas dari perhambaan menjadi umat merdeka hanya karena pertolongan Tuhan. Mereka sekarang dapat pergi ke Bait Suci untuk bertemu Allah Bapa. Suatu sukacita yang luar biasa indahnya.
Demikian juga dengan kita. Kita bersukacita karena Tuhan mencukupkan segala yang kita butuhkan dalam hidup ini. Tetapi sukacita kita yang terbesar ialah kita terbebas dari perhambaan dosa. Kita terbebas dari kematian kekal karena anugerah yang kita terima dari Tuhan Yesus. Itu bukan hasil usaha atau perbuatan baik kita, tetapi sepenuhnya karena pemberian Allah. Kita bersukaria dengan itu semua dan jiwa kita bersorak-sorak di dalam Allah kita.
Bersukacita adalah ciri utama orang Kristen, setiap orang, termasuk kita pastilah ingin mengalami sukacita yang sejati. Salah satu yang membuat kita bersukacita dan bersorak-sorai adalah ketika menerima Kasih Karunia Allah, berupa berkat Tuhan di Dunia dan di Surga.
Bersorak dan bersukacita karena kasih setia Tuhan adalah kekuatan dan sukacita kita menjalani kehidupan. Kasih setia Tuhan adalah pengangan kita untuk tetap berpengharapan kepada Tuhan. Kesetiaan kasih Tuhan tidak perlu untuk diragukan lagi, tetapi yang perlu untuk dipertanyakan adalah kesetiaan kita kepada Tuhan. Karena betapa pun kotornya diri kita, betapa pun tidak layaknya kita, Allah tetap mengasihi kita. Allah tahu kita adalah orang-orang berdosa, orang-orang bebal, kotor dan jauh dari setia, namun kasih-Nya tidak berubah. Allah tetap mengasihi saya dan kita semuanya.
Mari kita renungkan betapa besar kasih dan kebaikannya kepada kita. Karena kasih-Nya, Ia mau menebus dan menyelamatkan kita dari kuasa dosa melalui pengorbanan dan penderitaan-Nya di kayu salib. Kita yang seharusnya menerima hukuman telah diganti dengan menerima anugerah mahkota kehidupan dan kemuliaan. Dialah yang menciptakan kita dan seluruh dunia ini. Dialah yang memelihara, mengatur, bahkan menetapkan masa depan kita. Bagaimana kita tidak sungguh-sungguh bersyukur atas seluruh karya-Nya itu. Seperti bangsa Israel pada zaman Musa yang memuji dan menyembah dengan sungguh-sungguh, itulah suasana perayaan yang sungguh mengagumkan, di situ tidak ada kesedihan, susah hati, dan dukacita. Begitu juga pada saat Daud menjadi raja atas Israel, bangsa Israel memuji dan menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mereka tahu bahwa ada kuasa yang besar di dalam puji-pujian serta ucapan syukur. Inilah ciri khas Pondok Daud yang dibangun Daud. Semua orang bersukacita, semua orang tidak sungkan untuk menari, semua mulut terbuka dan menyanyi tentang kebesaran Tuhan, orang bersorak-sorai, mengangkat dan melambaikan tangan mereka, musik diperdengarkan dimana-mana. Karena itu hiduplah dalam kasih setia Tuhan selamanya. (rsnh)
Selamat Memasuki Desember 2022 dan berkarya untuk TUHAN