Renungan hari ini:
“JANGAN SERUPA DENGAN DUNIA INI”
Roma 12:2 (TB) "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"
Romans 12:2 (NET) "Do not be conformed to this present world, but be transformed by the renewing of your mind, so that you may test and approve what is the will of God – what is good and well-pleasing and perfect"
Pernyataan ini ditegaskan Paulus bagi orang percaya agar jangan serupa dengan dunia ini. Walau kita berada di dunia ini, namun kita tidak seharusnya sama dan serupa dengan dunia. Sama seperti ikan di laut. Setiap hari hidup, berenang dan berada di laut, namun tubuhnya selama hidup tidak asin. Tetapi setelah ikan itu ditangkap dan mati, maka ikan itu diasinkan. Kita memang diutus Tuhan ke tengah-tengah dunia, tapi kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia.
Yang dimaksud “dunia” oleh Paulus adalah jalan hidup yang jahat, yang berdosa di hadapan Tuhan, cara pandang yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi Paulus bukan hanya menunjuk keada perbuatan-perbuatan duniawi, tapi pola pikir, sudut pandang dan sistem kepercayaan yang bertentangan dengan firman Allah.
Kita diperintahkan tidak hanya agar tidak berbuat jahat, tapi juga jangan mempunyai cara pikir yang sama dengan dunia. Karena di belakang cara berpikir kita sebenarnya ada kepercayaan yang kita pegang. Perintah ini berarti agar kita jangan menjadi serupa dengan kepercayaan palsu yang dipegang oleh orang-orang dunia ini.
Kita perlu waspada dengan pengajaran yang hanya menekankan satu pengajaran tapi melupakan yang lain, misalnya pengajaran tentang “Injil kemakmuran” yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus pasti bisa kaya raya atau pengajaran yang menganggap orang yang sakit pasti karena berdosa. Kita harus memahami Injil secara utuh dan komprehensif. Injil yang berpusat pada Kristus bukan pada manusia.
“Jangan menjadi serupa dengan dunia ini” juga dapat berarti “jangan menjadi sekuler”. Sekularisme terjadi di mana segala pemikiran, perbuatan, rencana, perjuangan, cita-cita manusia hanya memperhitungkan hidupnya selama di dunia ini saja, mengabaikan atau tidak mempercayai adanya kekekalan.
Selain itu kita mesti tegas dengan pandangan-pandangan dunia yang hanya memuaskan keinginan lahiriah dan memuja hawa nafsu sehingga membuat banyak orang Kristen akhirnya menyimpang dari jalan yang benar. Jadi kemenangan kita atas dunia dimulai dari kepercayaan kita yang diperbaharui oleh firman Allah. Dalam kenyataan sekarang, banyak orang percaya dan Gereja sudah sama seperti dunia. Keadaan ini sungguh memprihatinkan. Padahal seharusnya gerejalah yang mengubah dunia.
Menjadi serupa (baca: mirip), rupanya akhir-akhir ini menjadi “mimpi” banyak orang. Maka tak heran kemudian stasiun televisi mulai memfasilitasi. Maka tak heran kemudian muncul reality show seperti “Asal” (Asli tapi Palsu) yang digawangi oleh almarhum Taufik Savalas. Lalu muncul “Democracy”, “Benar Benar Mimpi” yang menampilkan orang-orang yang mirip dengan tokoh politik maupun selebritis.
Agar kita menjadi tidak serupa dengan dunia, untuk itu Firman Tuhan memberikan solusi: “berubahlah oleh pembaruan budimu”. Rasul Paulus menggunakan kata “metamorphoo” untuk kata “berubahlah”. Sebuah akar kata yang kemudian membentuk kata metamorfosis. Metamorphoo mengandung arti: to change into another. Berubah menjadi bentuk yang lain. Atau dengan kata lain: tidak sama dengan keadaan sebelumnya. Metamorphoo bukan merupakan perubahan sementara dari suatu sifat, tetapi benar-benar berubah dari keadaan sebelumnya.
Firman Tuhan menginginkan agar kita terus menerus berubah menjadi manusia yang tidak sama dengan keadaan semula. Manusia yang belum diperbarui. Manusia yang berdosa. Manusia yang sama dengan manusia duniawi. Tetapi menjadi manusia yang serupa dengan Kristus. Karena itu, hindarilah pola hidup yang serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah menuju kehidupan surgawi setiap hari. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN