Selasa, 06 Desember 2022

Renungan hari ini: “ALLAH BERKUASA UNTUK MELAKSANAKAN JANJINYA” (Roma 4:21)

 Renungan hari ini:

 

“ALLAH BERKUASA UNTUK MELAKSANAKAN JANJINYA”



Roma 4:21 (TB) "Dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan"

 

Romans 4:21 (NET) "He was fully convinced that what God promised he was also able to do"

 

Tanpa ada janji, maka tidak akan ada iman. Janji Allah merupakan dasar pijakan iman. Abraham mendasari imannya kepada janji Allah. Allah memberikan janji-Nya bukan karena kita layak menerima janji tersebut, tetapi karena semata-mata anugerah. Sama halnya kalau kita memberikan janji akan memberi hadiah kepada anak-anak kita kalau mereka taat, itu merupakan semata-mata anugerah untuk mereka. Allah tidaklah berhutang kalau tidak memberi janji buat kita. Janji yang Tuhan berikan adalah anugerah, tetapi untuk bisa percaya kepada janji itu juga anugerah. Walaupun Allah memberikan janji-Nya bahwa barangsiapa yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal, namun kenyataannya tidak semuanya percaya. Ini artinya untuk bisa percaya kepada janji Allah merupakan sebuah anugerah juga dari Tuhan. Sama yang terjadi pada diri Abraham. Abraham beriman kepada Allah bukanlah menunjukkan kehebatan diri Abraham melainkan menunjukkan kemurahan dari anugrah Allah bagi Abraham.E.Stanley Jones mengatakan: Iman bukan hanya berarti genggaman-mu kepada Allah, tetapi itu adalah genggaman Allah atas dirimu, yang tidak akan membiarkan engkau pergi.

 

Iman Abraham diletakkan pada janji Allah. Ini merupakan iman yang benar. Banyak orang beriman kepada diri sendiri, dan bukan kepada Allah. Artinya mereka percaya kepada kemampuan diri mereka yang hebat. Itu bukan iman biblikal. Iman biblikal adalah percaya kepada janji Allah. Kita perhatikan dalam Roma 4 ini terdapat beberapa kali kata janji yang semuanya menujukkan bahwa iman Abraham didasarkan kepada janji Allah. ALLAH ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

 

Abraham meletakkan imannya kepada janji-janji Allah tersebut. Pusat dari iman Abraham bukanlah dirinya sendiri tetapi berpusatkan kepada Allah. Iman kristen adalah iman Alkitab. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik melainkan karena iman kepada Allah. Kita menerima segala berkat Allah bukan karena kita hebat melainkan karena kita percaya kepada janji Allah. Alkitab akan membantukita untuk beriman. Imanmu tidak akan buta jika kita membaca Alkitab. Orang yang mengabaikan Alkitab, akan melepaskan banyak berkat Allah yang seharusnya dimilikinya. Ada 1.250 janji dalam Alkitab yang diberikan untuk kita. Pada saat kita memiliki janji secara tertulis, kita bisa berulang-ulang meneguhkan diri kita terhadap janji itu. Kita bisa membacanya berulang-ulang sehingga kita yakin terhadap janji Allah. Kalau Abraham tidak bisa meneguhkan dirinya berulang-ulang. Dia mesti menunggu Allah datang lagi dan mengulangi janjiNya, namun kita, kalau sedang ragu, bisa membaca kembali akan janji Tuhan dan membawanya dalam doa.

 

Siapa yang bisa meragukan iman dan kesetiaan Abraham kepada Allah? Abraham adalah pribadi dalam Kitab Suci yang mempunyai karakter begitu istimewa. Kesetiaan dan ketaatannya menjadi puji-pujian bagi generasi-generasi berikutnya. Karena itulah Paulus berkata, “Terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena kurang percaya, tetapi sebaliknya, ia malahan diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah. Ia yakin penuh bahwa Allah berkuasa melaksanakan apa yang telah dijanjikanNya.”

 

Bagi Paulus, kesetiaan dan ketaatan Abraham menjadi pintu masuk sekaligus teladan bagi jemaat kristiani untuk mengambil sikap iman yang sama. Kesetiaan dan ketaatan Abraham menjadi kebenaran di mata Allah bagi dirinya. Dengan penafsiran yang sama, Paulus mengajak jemaat kristiani untuk memperoleh kebenaran di mata Allah, yakni dengan percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Yesus Kristus dari kematian.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana Abraham dapat memegang teguh janji Tuhan yang telah diberikan kepadanya? Ada dua faktor yang membuat Abraham mampu memegang teguh janji TUHAN,

 

Pertama, tidak bimbang. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah (Rm.  4:20)Saat Abraham menerima janji Tuhan, dia tidak melihat keadaan fisik maupun seberapa lama ia telah menunggu janji tersebut. Abraham tidak menjadi bimbang karena janji Tuhan tidak langsung tergenapi. Namun kita lihat bahwa pada akhirnya Tuhan memberikan seorang anak yang telah dijanjika-Nya tersebut.

 

Keadaan atau situasi yang kita alami saat ini sangat memungkinkan untuk mempengaruhi sikap kita terhadap janji Tuhan. Terkadang keadaan tidak menjadi baik saat kita sedang menantikan janji Tuhan. Keadaan seperti ini dapat membuat kita lemah, bahkan ada yang sampai meninggalkan Tuhan karena lama tidak mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan itu.

 

Keadaan yang kita alami merupakan suatu proses agar janji-Nya dapat digenapi dalam hidup kita. Tuhan juga menguji iman percaya kita sehingga dengan demikian kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap keadaan yang kita alami.   Proses inilah yang akan menjadikan kita kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan yang semakin tidak menentu seperti saat ini.

 

Kedua, penuh yeyakinan. “Dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” Abraham menyingkirkan semua kekuatiran dan ketakutan yang muncul dalam dirinya. Sekalipun secara manusia banyak hal yang dapat dipertanyakan karena janji itu mustahil secara manusia, namun Abraham tetap yakin dan bahkan penuh dengan keyakinan bahwa Tuhan pasti sanggup melakukan segala perkara, bagi Tuhan tidak sukar untuk memberikan keturunan sekalipu usianya telah lanjut.

 

Jangan meragukan janji Tuhan sekalipun kita belum menerimanya, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada-Nya (Luk. 1:37; Mrk. 9:23). Jangan batasi pekerjaan Tuhan, jangan biarkan logika menguasai pikiran kita, biarkan Tuhan bekerja secara supranatural. Apa yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang Tuhan berikan bagi kita (1 Kor. 2:9). Jangan biarkan keadaan kita membuat kita menjadi lemah. Abraham tidak menjadi lemah dalam kondisinya yang seperti itu. Percaya bahwa Allah sedang melakukan perkara yang besar dalam hidup kita, mujizat yang besar pasti terjadi. Karena itu, milikilah keyakinan yang penuh akan kuasa Tuhan, dan percayalah sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...