Sabtu, 28 Oktober 2023

KOTBAH MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS Minggu, 29 Oktber 2023 “KEBERANIAN MEMBERITAKAN INJIL KARENA PERTOLONGAN ALLAH” (1 Tesalonika 2:1-8)

 KOTBAH MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS

Minggu, 29 Oktber 2023

 

“KEBERANIAN MEMBERITAKAN INJIL KARENA PERTOLONGAN ALLAH”

Kotbah: 1 Tesalonika 2:1-8          Bacaan: Ulangan 34:7-12


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keduapuluh satu Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Keberanian Memberitakan Injil karena Pertolongan ALLAH”. Dalam perikop ini dijelaskan bahwa Paulus dan timnya menghadapi berbagai perjuangan, tantangan, dan bahaya saat mereka memberitakan Injil Kristus. Mereka mengalami penindasan dan oposisi dari berbagai pihak, termasuk dari orang-orang yang menentang pesan Injil. Meskipun mereka menghadapi berbagai rintangan, Paulus dan timnya tetap berani dan gigih dalam memberitakan Injil Kristus.

 

Dalam pasal 2:1-8, Paulus menjelaskan bahwa keberanian mereka dalam memberitakan Injil bukan semata-mata karena keberanian pribadi mereka, melainkan juga karena pertolongan Allah. Mereka percaya bahwa Allah telah memanggil mereka untuk memberitakan Injil, dan Allah memberikan dukungan, perlindungan, dan kekuatan kepada mereka dalam pengembanan tugas tersebut. Paulus juga menekankan bahwa niat mereka dalam memberitakan Injil adalah murni dan tidak bermaksud untuk memperoleh keuntungan pribadi atau popularitas. Mereka berbagi Injil dengan penuh kasih dan kepedulian kepada jemaat di Tesalonika, seperti seorang ibu yang lembut merawat anak-anaknya. Mereka ingin membagikan berita baik tentang Yesus Kristus kepada orang-orang dengan tulus dan penuh kasih, dan mereka yakin bahwa Allah, sang Pemberi Injil, akan mendukung upaya mereka.

 

Jadi, latar belakang yang melatarbelakangi pemahaman 1 Tesalonika 2:1-8 adalah bahwa keberanian dalam memberitakan Injil bukan hanya berasal dari keberanian manusia semata, tetapi juga karena keyakinan bahwa Allah memberikan pertolongan, dukungan, dan perlindungan kepada mereka dalam tugas tersebut. Ini adalah salah satu pesan utama dalam surat ini.

 

Apa yang membuat Paulus memiliki keberanian untuk memberitakan Injil di jemaat Tesalonika? Ada beberapa alasan yang dapat diambil dari teks ini, yakni:

 

Pertama, karena keyakinan pada panggilan Allah. Paulus dan rekan-rekannya percaya bahwa mereka telah dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil. Mereka merasa bahwa ini adalah tugas yang telah diberikan kepada mereka oleh Tuhan, dan keyakinan ini memberi mereka keberanian untuk menjalankan misi tersebut.

 

Kedua, karena adanya pertolongan Allah (ay. 2). Paulus mengakui bahwa mereka tidak mengandalkan kekuatan manusia semata dalam memberitakan Injil. Mereka tahu bahwa Allah mendukung mereka dalam tugas ini. Dalam ayat 2, Paulus menyatakan bahwa mereka telah mendapat keberanian oleh Allah untuk berbicara Injil kepada orang-orang Tesalonika. Mereka percaya bahwa Allah akan memberikan pertolongan, panduan, dan perlindungan kepada mereka dalam pengembanan tugas ini.

 

Ketiga, karena kemurnian niat. Paulus dan timnya juga menunjukkan bahwa niat mereka dalam memberitakan Injil adalah murni. Mereka tidak memiliki motif tersembunyi seperti keuntungan pribadi atau popularitas. Sebaliknya, mereka ingin membagikan Injil dengan kasih dan kepedulian kepada orang-orang, mirip dengan seorang ibu yang merawat anak-anaknya. Kemurnian niat ini memberikan keberanian ekstra karena tindakan mereka didasari oleh kasih dan tujuan yang baik.

 

Dengan keyakinan pada panggilan Allah, dukungan Allah, dan niat yang murni, Paulus dan timnya memiliki keberanian untuk terus memberitakan Injil meskipun mereka menghadapi perjuangan, oposisi, dan bahaya. Mereka yakin bahwa Allah akan memimpin dan melindungi mereka dalam misi ini, dan itulah yang mendorong mereka untuk tetap gigih dalam pengembanan tugas pemberitaan Injil.

 

Pertanyaan kita selanjutnya, apa yang dilakukan Paulus bagi jemaat di Tesalonika dalam rangka memberitakan Injil? Ada beberapa hal yang dilakukan Paulus dalam rangka memberitakan Injil di Tesalonika, yakni:

 

Pertama, berani memberitakan Injil walau mengalami penganiayaan (ay. 2). Paulus dan rekan-rekannya telah mengalami penderitaan di Filipi sebelum mereka tiba di Tesalonika. Meskipun mereka menghadapi perjuangan dan penindasan, mereka masih tetap berani untuk meneruskan pelayanan mereka. Mereka tidak menyembunyikan pesan Injil atau takut untuk berbicara tentang Yesus Kristus. Mereka memiliki keberanian untuk mengumumkan kabar baik tentang Kristus kepada penduduk Tesalonika.

 

Kedua, memiliki niat yang murni dalam memberitakan Injil (ay. 3-6). Paulus dan timnya menekankan bahwa niat mereka dalam memberitakan Injil adalah murni. Mereka tidak mempunyai motif tersembunyi seperti mencari keuntungan pribadi atau popularitas. Paulus tidak menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah. Tujuan mereka adalah menyampaikan Injil dengan tulus, dan mereka yakin bahwa Allah akan memeriksa hati mereka.

 

Ketiga, memberitakan Injil dengan kasih sayang seorang ibu (ay. 7). Paulus menggambarkan bahwa mereka telah menjadi seperti seorang ibu yang lembut merawat anak-anaknya. Mereka mencurahkan kasih kepada jemaat Tesalonika dan bersedia berkorban untuk mereka. Ini mencerminkan kesabaran dan cinta yang mereka miliki terhadap orang-orang yang mereka berikan pelayanan.

 

Keempat, mengurbankan diri untuk memberitakan Injil (1 ay. 8). Paulus menyatakan bahwa mereka sangat ingin berbagi Injil dengan jemaat Tesalonika. Mereka dengan tekun dan penuh cinta berusaha untuk menyampaikan berita baik tentang Yesus Kristus kepada orang-orang di kota tersebut. Bahkan mereka mau mengurbakan hidup demi berbagai Injil kepada semua orang.

 

Dengan kata lain, Paulus dan timnya menjalani pelayanan pemberitaan Injil dengan berani, ketulusan, niat yang murni, kesabaran, cinta, dan hasrat untuk berbagi kebenaran Kristus dengan jemaat Tesalonika. Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memastikan bahwa pesan Injil dapat diterima oleh penduduk kota tersebut.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu kedua puluh satu setelah Tinitatis ini? Tema "Keberanian Memberitakan INJIL karena Pertolongan ALLAH" dalam Kitab 1 Tesalonika 2:1-8 mengandung beberapa pesan dan pelajaran yang dapat direfleksikan:

 

Pertama, keberanian memberitakan Injil disebabkan adanya pertolongan Allah. Paulus dan rekan-rekannya memahami bahwa keberanian mereka dalam memberitakan Injil tidak hanya berasal dari kekuatan atau keberanian pribadi semata, tetapi juga dari dukungan dan pertolongan Allah. Ini mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap tugas yang kita jalani, terutama dalam pekerjaan rohani. Pertolongan Allah adalah kunci keberhasilan dalam memberitakan Injil.

 

Kedua, kita harus memiliki kemurnian niat dalam memberitkan Injil. Paulus dan rekan-rekannya menekankan bahwa niat mereka dalam memberitakan Injil adalah murni dan tidak bermotifkan keuntungan pribadi. Ini mengingatkan kita untuk selalu memeriksa niat dan motivasi kita dalam pelayanan. Memegang teguh niat yang murni akan memastikan bahwa pelayanan kita dilakukan dengan integritas dan tujuan yang baik.

 

Ketiga, kita harus memiliki kepedulian, dan kasih sayang dalam memberitakan Injil. Paulus dan timnya merawat jemaat seperti seorang ibu merawat anak-anaknya. Ini menunjukkan pentingnya memiliki cinta dan kepedulian terhadap mereka yang kita layani. Kepedulian dan kasih akan memberikan daya tarik kepada orang-orang yang mendengarkan pesan kita.

 

Dengan merenungkan tema ini, kita dapat mendapatkan inspirasi untuk menjalani pelayanan rohani dengan lebih berani, ketergantungan pada Allah yang lebih dalam, dan niat yang lebih murni. Karena itu, kotbah ini mengingatkan kita bahwa pelayanan rohani adalah panggilan suci yang memerlukan ketekunan, kesetiaan, dan cinta kepada mereka yang kita pelayani. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...