Kamis, 25 Juni 2020

Renungan hari ini: IA ADA TERLEBIH DAHULU

Renungan hari ini:

IA ADA TERLEBIH DAHULU



Kolose 1:17 (TB) "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia"

Colossians 1:17 (NET) "He himself is before all things and all things are held together in him”

Keberadaan Yesus lebih dulu ada dari pada segala sesuatu yang ada di bumi ini, bahkan segala sesuatu ada di dalam Dia. Pengakuan ini keluar dari Paulus. Bagi Paulus, “di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu.” Lokasi seluruh ciptaan berada di dalam Kristus. Koordinat semesta ditemukan di dalam, bukan di luar, Dia! Para pembaca sekalian mungkin harus mulai membiasakan diri untuk melengkapi imajinasi mengenai Yesus, yang selama ini sekadar tertuju pada manusia Yesus dari Nazaret itu, dengan imajinasi yang lebih bersifat kosmik! Artinya, setiap kali berbicara mengenai Yesus Kristus—Allah sejati dan manusia sejati—kita tidak saja berbicara mengenai Yesus dari Nazaret yang ada dalam sejarah itu, tapi juga mengenai Kristus sebelum inkarnasi, yang di dalam-Nya segala sesuatu dijadikan. Pandangan ini kerap disebut doktrin “Kristus kosmik” atau “Kristus universal.”

Di dalam sebuah gereja, yang disebut “Gereja Khora,” di Istanbul, Turki, ditemukan dua buah lukisan besar di langit-langit atapnya. Lukisan pertama menggambarkan Yesus sebagai penguasa semesta (pantokrator)dengan sebuah inskripsi berbahasa Yunani, bahwa Yesus adalah he khora ton zonton. Artinya: “Wadah dari semua yang hidup.” Kalimat ini menggemakan kesaksian Paulus di dalam Kolose 1, yaitu bahwa “di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu“ (ay. 16) dan bahwa “segala sesuatu ada di dalam Dia” (ay. 17). Yesus adalah Sang Wadah bagi seluruh semesta. Di sampingnya, terdapat sebuah ikon lain yang menggambarkan Maria, Bunda Yesus, yang mengandung dan melahirkan Yesus. Inskripsi di sampingnya berbunyi he khora tou akhoritou, yang artinya, Maria adalah “wadah dari Dia yang tak dapat diwadahi.” Tentu saja yang dimaksud dengan “Dia yang tak dapat diwadahi” adalah Kristus, sebab Ialah Sang Wadah itu sendiri. Tidak ada ciptaan yang sebenarnya dapat mewadahi Kristus, sebab segenap ciptaan diwadahi oleh-Nya. Namun, misteri inkarnasi berkata lain. Sang Wadah (Kristus) kini diwadahi oleh dia (Maria) yang sebenarnya Dia wadahi.

Jadi, setiap kali kita berbicara mengenai Maria, kita mengingat rahim perempuan yang di dalamnya kehidupan Yesus sebagai manusia dimulai. Namun, setiap kali berbicara mengenai Kristus, kita harus ingat bahwa Dialah Sang Rahim Allah itu sendiri. Sebab, semua ciptaan memperoleh kehidupan berkat keberadaannya di dalam Kristus. Tidak heran jika memiliki kosakata indah, seperti “rahmat.” Kata rahmat memiliki akar kata yang sama dengan rahim. Kerahiman Allah ditampilkan secara sempurna di dalam Kristus, yang di dalam-Nya semua ciptaan hadir dan hidup.

Jadi, mungkin, sebelum kita berusaha menjawab pertanyaan awal, “Adakah Tempat Bagi-Nya?” kita perlu menjawab pertanyaan yang lebih penting: “Adakah Tempat Bagiku di dalam-Nya?” Pertanyaan ini lebih penting dan lebih mendasar, sebab ia menuntun kita pada kisah kasih Allah yang mendahului keberdosaan kita. Namun, pertanyaan ini tentu secara imani akan lebih mudah kita jawab: Ya, akan selalu ada tempat bagiku di dalam Allah, yaitu di dalam Kristus. Sebab, “di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu.“ Sebab, “di dalam Dia hanya ada “ya”. Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah.” Karena itu, hindarilah bertindak bodoh dengan menolak Kristus yang membuktikan betapa besar kasih Allah bagi dunia ini. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...