Jumat, 25 Februari 2022

Renungan hari ini: “JANGAN MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA” (Roma 12:2)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA”




 

Roma 12:2 (TB) "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"

 

Romans 12:2 (NET) "Do not be conformed to this present world, but be transformed by the renewing of your mind, so that you may test and approve what is the will of God – what is good and well-pleasing and perfect"

 

Perintah Paulus agar kita jangan menjadi serupa dengan dunia sangat relevan bagi kita saat ini. Mengapa? Karena menjadi serupa rupanya akhir-akhir ini menjadi “mimpi” banyak orang. Maka tak heran kemudian stasiun televisi mulai memfasilitasinya sehingga muncul acara reality show seperti “Asal” (Asli tapi Palsu) yang digawangi oleh almarhum Taufik Savalas. Lalu muncul “Democracy”, “Benar Benar Mimpi” yang menampilkan orang-orang yang mirip dengan tokoh politik maupun selebritis.

 

Dalam nas hari ini, Paulus menginginkan keserupaan kita bukan menjadi serupa dengan dunia. Tetapi menjadi serupa seperti Kristus (2 Kor. 3:18) “menjadi serupa dengan gambar-Nya”. Yang dimaksud “dunia” oleh Paulus adalah jalan hidup yang jahat, yang berdosa di hadapan Tuhan, cara pandang yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi Paulus bukan hanya menunjuk keada perbuatan-perbuatan duniawi, tapi pola pikir, sudut pandang dan sistem kepercayaan yang bertentangan dengan firman Allah. 

Kita diperintahkan tidak hanya agar tidak berbuat jahat, tapi juga jangan mempunyai cara pikir yang sama dengan dunia. Karena di belakang cara berpikir kita sebenarnya ada kepercayaan yang kita pegang. Perintah ini berarti agar kita jangan menjadi serupa dengan kepercayaan palsu yang dipegang oleh orang-orang dunia ini.

Kita perlu waspada dengan pengajaran yang hanya menekankan satu pengajaran tapi melupakan yang lain, misalnya pengajaran tentang “Injil kemakmuran” yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus pasti bisa kaya raya atau pengajaran yang menganggap orang yang sakit pasti karena berdosa. Kita harus memahami Injil secara utuh dan komprehensif. Injil yang berpusat pada Kristus bukan pada manusia.

“Jangan menjadi serupa dengan dunia ini” juga dapat berarti “jangan menjadi sekuler”. Sekularisme terjadi di mana segala pemikiran, perbuatan, rencana, perjuangan, cita-cita manusia hanya memperhitungkan hidupnya selama di dunia ini saja, mengabaikan atau tidak mempercayai adanya kekekalan.

 

Selain itu kita mesti tegas dengan pandangan-pandangan dunia yang hanya memuaskan keinginan lahiriah dan memuja hawa nafsu sehingga membuat banyak orang Kristen akhirnya menyimpang dari jalan yang benar. Jadi kemenangan kita atas dunia dimulai dari kepercayaan kita yang diperbaharui oleh firman Allah.

 

Agar kita menjadi tidak serupa dengan dunia, untuk itu Firman Tuhan memberikan solusi: “berubahlah oleh pembaruan budimu”. Paulus menggunakan kata “metamorphoo” untuk kata “berubahlah”. Sebuah akar kata yang kemudian membentuk kata metamorfosis. Metamorphoo mengandung arti diubah menjadi ke yang lain (to change into another).Berubah menjadi bentuk yang lain. Atau dengan kata lain: tidak sama dengan keadaan sebelumnya. Metamorphoo bukan merupakan perubahan sementara dari suatu sifat, tetapi benar-benar berubah dari keadaan sebelumnya.

 

Pertanyaannya adalah bagaimakah car akita mengubah pikiran kita agar tidak serupa dengan dunia? Pada kesempatan ini kita akan belajar untuk tidak serupa dunia lewat tiga aspek, yakni:

 

Pertama, melalui kehidupan pribadi. Agar kita tidak serupa dengan dunia ini, kita perlu bersyukur atas segala yang Tuhan sudah berikan kepada kita terutama bersyukur kepada suami, istri, anak, orang tua yang Tuhan sudah berikan. Gaya hidup dunia adalah gaya hidup yang tidak pernah puas terhadap apapun, sehingga bersyukur dan memperkatakan hal yang baik adalah cara untuk menangkal keinginan daging. Kita harus mengerti dengan jelas, bahwa setiap kita berharga di mata Tuhan lebih daripada harta-harta yang ada di dunia ini sebanyak apapun jumlahnya.

 

Kedua, melalui kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sesungguhnya adalah hubungan antara laki-laki dengan perempuan. Dengan jatuhnya manusia di dalam dosa, persoalan keluarga ini mengalami berbagai macam penyimpangan yang marak. Kita sebagai orang percaya harus tegas menyatakan kebenaran ini di kehidupan kita. Tidak sedikit juga godaan untuk berselingkuh di dalam hubungan suami dan istri. Kita harus waspada dan senantiasa menjaga jarak dengan lawan jenis apabila sudah memiliki pasangan hidup agar tidak jatuh di dalam dosa perselingkuhan. Dosa akan selalu menggoda kehidupan semua orang percaya, maka dari itu harus dilawan.

 

Ketiga, melalui kehidupan pekerjaan. Ukuran kesuksesan karir di dunia sekarang seringkali didasari pada seberapa banyak materi yang dimiliki seseorang. Kita harus menyadari bahwa pekerjaan adalah mandat yang Tuhan berikan buat setiap kita, bukannya kita bekerja untuk bisa melanjutkan kehidupan. Apabila kita mengerjakan pekerjaan kita sebagai suatu kepercayaan dan pelayanan yang Tuhan berikan, sudah pasti berkat akan mengikuti kehidupan kita. Jangan sampai kita menaruh materi sebagai prioritas utama dalam pekerjaan kita.

 

Setiap hari kita harus bisa mengubah dunia kita dan membawa berkat bagi sesama. Jangan jadikan dunia yang mengubah hidupmu tetapi hidup kitalah yang sejatinya mengubah dunia ini. Agar kita menjadi tidak serupa dengan dunia, untuk itu Firman Tuhan memberikan solusi: “berubahlah oleh pembaruan budimu”.

 

Firman Tuhan menginginkan agar kita terus menerus berubah menjadi manusia yang tidak sama dengan keadaan semula. Manusia yang belum diperbarui. Manusia yang berdosa. Manusia yang sama dengan manusia duniawi. Tetapi menjadi manusia yang serupa dengan Kristus. Karena itu, teruslah berusaha membawa perubahan bagi dunia agar dunia ini dipenuhi kemuliaan Allah. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...