Renungan hari ini:
BERPEGANG PADA PENGAKUAN
Ibrani 10:23 (TB) "Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia"
Hebrews 10:23 (NRSV) "Let us hold fast to the confession of our hope without wavering, for he who has promised is faithful”
Berpegang adalah kata perintah untuk tidak melepaskan genggaman kepada suatu benda yang telah terjamin kekuatannya. Pengharapan merupakan bagian terbesar dari Iman. Pengharapan merupakan suatu bentuk tindakan atau perbuatan yang tidak berhenti dan selalu sabar menantikan suatu janji yang kekal. Dalam hal ini, janji itu jelas ada keberadaannya namun kapan datang dan kapan akan diterima belum ditentukan kapan waktunya.
Pengharapan juga diartikan sebagai penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Firman Tuhan dalam Ibrani 10:23, Berbunyi “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, Setia.” Firman Tuhan ini mengajak kita untuk teguh berpengharapan yang bersumber dari Allah, sebagaimana terdapat dalam Roma 15:13, “Allah adalah Sumber Pengharapan......”. Ketika kita mengaku bahwa Allah adalah sumber pengharapan dalam hidup kita, maka apapun yang terjadi dalam tubuh jasmani kita, apakah kita mengalami kelemahan secara fisik, kita merasa seakan-akan doa-doa yang kita panjatkan tak pernah dijawab Tuhan, kita mendapatkan banyak masalah, hingga kita mengalami pencobaan yang sangat dahsyat yang mustahil untuk kita dapat tanggung.
Namun, apapun itu, karena sumber pengharapan kita adalah Allah yang setia, maka kita tetap berserah diri kepada Tuhan, karna kita ketahui bahwa Allah tak pernah ingkar akan janji-Nya. Salah satu teladan yang patut kita teladani dalam keteguhan berpengharapan dalam Alkitab ialah Ayub. Kita mengetahui bersama meskipun Ayub kehilangan harta benda, anakanaknya, sampai penyakit barah yang busuk dari telapak kaki sampai kepada batu kepalanya menyerangnya. Namun selama itu juga kata kutuk tak pernah keluar dari mulutnya, walaupun istrinya sendiri menganjurkannya (Ayb. 2:9). Dalam konteks tersebut, penyerahan Ayub yang benar-benar sungguh-sungguh, tak hanya dalam kata-kata, tetapi Ayub benar-benar konsisten dan berpegang pada pengakuannya dengan keberadaan Allah .
Keteguhan pengakuan yang seperti inilah yang dimaksudkan oleh Penulis Surat Ibrani, supaya setiap umat Tuhan tak hanya mendengar dan menyampaikan Firman Tuhan, tetapi melakukannya juga. Ketika cobaan datang, ketika masalah datang melanda, mulut akan tetap menyanyi memuliakan Tuhan, tangan akan tetap bertepuk tangan, lutut tak akan lelah untuk tersungkur dan menyembah Tuhan, sebab Yesus yang kita sembah tak akan mengecewakan Anak-anak yang benar-benar berserag diri pada-Nya, Ia tetap setia pada janji-Nya. Kita lihat kembali kisah Ayub, pada akhir masa Ujinya, Ayub 42:10, berbunyi; “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu”. Dalam hal ini kita boleh bermegah, bahwa sesakit apapun, seperih apapun derita kita, namun rencana Tuhan adalah rencana yang Amat Agung, Dia menyediakan suatu rencana indah ketika cobaan yang diijinkan-Nya datang menimpa kita. Karena itu, marilah terus berpegang dan pada pengakuan kita kepda Tuhan. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN