Senin, 15 Februari 2021

Renungan hari ini: “MENANTI-NANTI TUHAN” (Mazmur 130:5)

 Renungan hari ini:

 

“MENANTI-NANTI TUHAN”






 

Mazmur 130:5 (TB) "Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya"

 

Psalms 130:5 (NET) "I rely on the Lord, I rely on him with my whole being; I wait for his assuring word"

 

Menantikan sesuatu biasanya merupakan hal yang membosankan, karena penuh dengan ketidakpastian. Akan tetapi, jika yang dinanti adalah kekasih hati yang sudah berjanji untuk datang, maka biasanya selama apa pun menanti kita akan semangat, karena kita yakin dia akan datang menemui kita. Demikian seharusnya ketika kita menantikan kedatangan Tuhan kembali: kita harus bersemangat.

 

Pemazmur begitu merindukan kehadiran Allah dan ia menggambarkannya seperti seorang penjaga yang menunggu fajar terbit, seperti pengawal menanti pagi (Mzm. 130:6). Menunggu memang menjadi perjuangan tersendiri bagi orang-orang yang mau berjumpa dengan Tuhan saat itu. Kita mendapati dalam nas bacaan kita, bagaimana perjumpaan dengan Tuhan adalah hal yang layak dinanti, meski harus dibayar dengan harga yang mahal.

 

Daud sangat menanti-nantikan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. Bagi para prajurit, waktu giliran jaga malam terasa panjang dan melelahkan, sebab mereka harus bersiaga dan tidak boleh beristirahat, meski mungkin fisik lelah, mata mengantuk bahkan menggigil karena dinginnya malam. Tetapi, penjaga menjalaninya dengan semangat dan sukacita karena mereka yakin bawa giliran jaga akan berakhir tatkala fajar merekah; akan ada penjaga lain yang menggantikan posisi mereka. Adakah hidup kita juga selalu dalam sikap siap menanti-nantikan Tuhan?

 

Kita harus terus menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Penantian adalah bagian dari iman percaya kita kepada Kristus. Namun, penantian kita bukanlah sebuah penantian pasif, hanya menunggu hari itu tiba. Penantian kita haruslah penantian yang aktif, penantian yang dijalani dengan penuh pengharapan. Masa penantian itu kita isi dengan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan, misalnya berbuat baik kepada sesama, memperjuangkan kebenaran dan keadilan, bekerja dengan etos kerja yang baik. Sehingga, ketika Ia kembali, Ia mendapati kita sebagai hamba yang setia.

 

Kesabaran dan ketekunan dalam menanti-nantikan Tuhan pasti akan membuahkan hasil dan mendatangkan berkat yang luar biasa.  Dalam Yesaya 40:31 tertulis:  "...orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  Ayat ini menyatakan bahwa setiap orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru.  Pergumulan berat yang kita alami seringkali membuat kita lemah, baik secara roh maupun tubuh.  Tapi, kekuatan yang baru akan diberikan Tuhan ketika kita senantiasa menanti-nantikan Dia.  Adapun kekuatan yang Tuhan berikan itu tak terbatas dan tak terjangkau oleh pikiran kita, sebab  "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita"  (Ef. 3:20).  Secara manusia kita tidak kuat, tapi saat kita memandang Tuhan dan berserah penuh kepada-Nya, kekuatan itu akan muncul dan membuat kita tetap bersemangat dan tetap tekun menantikan Dia. Karena itu, teruslah menanti-nanti TUHAN di sepanjang hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...