Minggu, 15 April 2018

TAURATMU MENJADI KESUKAANKU

Renungan hari ini: 

TAURATMU MENJADI KESUKAANKU


Mazmur 119:174 (TB) "Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku" 

Psalms 119:174 (NRSV) "I long for your salvation, O LORD, and your law is my delight” 

Menjadikan Taurat TUHAN sebagai kesukaan merupakan keputusan penting bagi pemazmur. Baginya Taurat Tuhan menjadi segalanya dalam hidupnya. Sama seperti kalimat, “Kaulah segalanya bagiku”. Ini merupakan sebuah kalimat yang sering kita dengar terucap dari mulut orang-orang yang sedang jatuh cinta atau sedang dimabuk cinta, dengan sebuah pengertian yang sangat mengagumkan yaitu “kau segalanya bagiku”.

Biasanya orang yang sedang jatuh cinta atau sedang dimabuk oleh cinta, yang selalu ada dipikirannya adalah pasangannya atau orang yang ia cintai, dan sering kita dengar istilah bahwa orang yang sedang jatuh cinta itu serasa dunia ini hanya milik mereka berdua. Panas, hujan, angin, bahkan badai sekalipun tidak akan pernah menyurutkan keinginannya untuk bertemu dengan orang yang ia cintai.

Perasaan cinta seperti ini harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan hanya ditujukan kepada Tuhan sebagai pemilik kehidupan ini. Satu hal yang harus kita ingat bahwa Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk mencintai Dia, karena Ia tahu benar bahwa manusia itu memiliki kehendak bebas untuk memilih, dan karena kehendak bebas itulah maka Hawa dan Adam jatuh kedalam dosa karena lebih memilih untuk menuruti apa kata iblis dari pada menuruti perintah Allah.

Itulah yang firman Tuhan katakan didalam Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Kejatuhan manusia selalu terletak pada apa yang dilihatnya, kemudian timbul keinginan untuk memiliki, dan itulah yang sedang terjadi saat ini dimana dunia terus menawarkan berbagai macam kesenangan yang bisa dinikmati dan semuanya itu begitu indah karena nyata terlihat dengan mata.

Hal inilah yang membuat banyak orang percaya begitu tergoda sehingga akan sulit baginya untuk jatuh cinta kepada Tuhan, sebab baginya Tuhan tidak terlihat atau dengan kata lain Tuhan tidak nampak secara riil atau secara nyata, dan pola pikir seperti inilah yang membuat ada banyak orang percaya yang tidak bisa menjadikan Tuhan segala-galanya.
Setiap orang percaya yang berani berkata kepada Tuhan “Engkau segalanya bagiku ya Tuhan” itu artinya ia harus berani untuk membayar harga, dan harganya adalah segenap hidupnya tidak lagi mencintai dunia ini, tidak lagi mengasihi dunia ini dengan segala kesenangannya, sebab orang yang mengasihi dunia ini berarti ia akan menjadi musuh Allah.

Firman Tuhan di dalam I Yohanes 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Pada hakekatnya manusia selalu diperhadapkan kepada dua pilihan yaitu mau mencintai dunia ini dengan segala kesenangannya atau mau mencintai Tuhan. Sebagai orang percaya kita harus ingat bahwa saat kita sungguh-sungguh mengambil keputusan untuk mencintai Tuhan, Ia tidak menuntut harta kita tetapi Ia hanya menghendaki kita mau menyerahkan segenap hati kita menjadi milik kepunyaan-Nya, sebab dari semula kita adalah kepunyaan-Nya, kita adalah ciptaan-Nya.

Setiap orang percaya yang mengambil keputusan untuk menjadikan Tuhan adalah segala-galanya didalam hidupnya tidak akan pernah ditinggalNya, karena Ia berjanji akan menyertai anak-anakNya sampai kepada kesudahan zaman, dan penyertaan Tuhan sampai kepada kesudahan zaman inilah yang menggiring kita kepada keselamatan kekal.

Itulah kenapa pemazmur di dalam Mazmur 119:174 berkata, “Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku”. Artinya tidak ada lagi kesukaan yang lain dalam hidup setiap orang yang mau menjadikan Tuhan segala-galanya, selain suka kepada kebenaranNya, serta terus merenungkan kebenaran itu siang dan malam. Kiranya kebenaran ini semakin menguatkan kita, sehingga membuat kita berani berkata dengan segenap hati ini “Taurat-Mu menjadi kesukaanku”. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...