Kamis, 11 Agustus 2022

Renungan hari ini: “KITA MENERIMA KASIH KARUNIA” (Yohanes 1:16)

 Renungan hari ini:

 

“KITA MENERIMA KASIH KARUNIA”



Yohanes 1:16 (TB) "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia"

 

John 1:16 (NET) "For we have all received from his fullness one gracious gift after another"

 

Orang yang percaya Tuhan Yesus akan mendapatkan kepenuhan akan kasih karunia. Kepenuhan kasih karunia maksudnya adalah kita menerima kasih karunia demi kasih karunia. Kata “kasih karunia” hanya muncul 4 kali dalam injil Yohanes dan ada di bagian pembuka injil ini (1:14,16,17).  Selanjutnya tidak perlu ada kata itu lagi, karena isi seluruh injil Yohanes adalah “kasih karunia”Semua berpusat pada Yesus, Allah yang hadir melalui-Nya, Firman yang menjadi daging. Allah yang mau mewujudkan relasi secara utuh dengan manusia meski salib adalah resikonya.

 

Timbul pertanyaan kita apakah yang dimaksud dengan kasih karunia ini. Setidaknya ada 4 (empat) hal pengertian kasih karunia, yakni: 

 

Pertama, pemberian yang sangat berharga. Kasih karunia adalah suatu pemberian yang sangat berharga, sangat mulia, sesuatu yang jarang. Apakah kasih karunia Tuhan kepada kita? Yang pertama adalah keselamatan yang diberikan Tuhan dengan cara mengorbahkan nyawanya sendiri. Apakah mengorbankan nyawa adalah sesuatu yang biasa-biasa saja? Tidak, itu adalah pemberian paling tinggi yang pernah ada.

 

Kedua, dari yang lebih tinggi kepada yang rendah. Yang kedua, bahwa kasih karunia itu dikerjakan oleh yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah. Kalau seseorang rakyat biasa memberi sesuatu kepada raja, itu namanya upeti atau setoran. Tetapi kalau seorang Raja Segala Raja mengorbankan nyawa-Nya kepada orang berdosa dan hina, itulah namanya kasih karunia. 

 

Ketiga, si penerima, tidak layak. Ya, sebenarnya ada banyak sekali kasih karunia yang kita terima, padahal sebenarnya kita tidak berhak menerimanya, kita tidak layak dan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkannya. Sebenarnya tak satupun dari manusia yang layak menjadi pewaris kerajaan sorga kelak, karena tidak satupun manusia yang bisa hidup kudus sepanjang hidupnya. Tetapi kasih karunia Tuhan melayakkan kita yang tidak layak menjadi layak.

 

Dalam pelayanan ibadah misalnya, sebenarnya mereka yang bisa melayani di altar adalah orang-orang yang kudus, yang terlatih dan yang sempurna. Tetapi kasih karunia Tuhan membasuh dosa-dosa kita, membersihkan hati dan jiwa kita sehingga kita menjadi diperkenankan melayani di altar ibadah. 

 

Keempat, diberikan secara cuma-cuma. Tidak ada bayaran yang patut yang kita bisa berikan untuk membayar mahalnya kasih karunia Tuhan kepada kita. Uang tidak, jabatan tidak, kepintaran apa lagi. Kita ini adalah debu sedang Tuhan adalah Maha Kudus, pencipta langit bumi dan Raja di atas Segala Raja, Dia Maha Mulia. Jadi bisakah kita bayar nilai kasih karunia itu? Tidak, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan. Apakah sebagai bayaran atas kasih karunia, tidak. Tetapi sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya.

 

Kepenuhan di dalam teks ini memiliki makna benar-benar penuh bukan setengah penuh atau kosong. Kasih karunia Kristus tidak terbatas, yang dapat diterima tidak hanya sekali tetapi juga dapat dinikmati tanpa habis-habisnya. Semakin kita menikmati anugerah Kristus, semakin kita menyadari bahwa sungguh penuh dan tidak terbatas anugerah-Nya. Karena itu, kita harus tahu seberapa ukuran kerohanian kita, barulah seberapa besar kita menikmati anugerah Kristus. Dari sini tampaknya kita harus terus-menerus melatih ukuran kerohanian kita sehingga kita dapat semakin menikmati anugerah Kristus yang melimpah itu. Dengan cara ini kita dapat mengalami kasih karunia demi kasih karunia di dalam kepenuhan anugerah Kristus.

 

Tahukah apa artinya kasih karunia demi kasih karunia? Ketika kita mulai menerima kasih karunia, maka ada begitu banyak kasih karunia yang lain yang akan segera datang di dalam hidup kita. Itu sebabnya kabar baik, setiap kali kita menghadapi masalah yang baru, setiap kalau kita menghadapi tantangan yang baru, selalu ada kasih karunia yang baru dari Tuhan untuk kita.

 

Lalu apa sajakah kasih karunia yang kita terima? Mudah sekali mengetahuinya. Renungkanlah sejenak, apa saja yang kamu dapatkan dalah hidupmu padalah sebenarnya diriu tidak mampu/layak meraihnya. Ada banyak, contohnya: keselamatan kekal;  pekerjaan/jabatanmu saat ini, suami/isterimu; keturunanmu; harta kekayaanmu; ladangmu; pelayananmu saat ini; dan banyak lagi.

 

Dengan menerima kasih karunia demi kasih karunia maka diharapkan hidup kita haruslah juga melimpah kasih karunia terhadap sesama juga. Kasih karunia tidak membuat hidup kita beban dan legalistik. Kasih karunia membuat kita hidup sehabis-habisnya bagi Allah. Karena itu, kepenuhan kasih karunia Kristus yang kita terima haruslah kita bagikan bagi orang lain juga. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...