Rabu, 29 Juli 2020

JANGAN BIARKAN KEMENANGANMU DIGAGALKAN OLEH ORANG YANG PURA-PURA MERENDAHKAN DIRI

Renungan hari ini:

JANGAN BIARKAN KEMENANGANMU DIGAGALKAN OLEH ORANG YANG PURA-PURA MERENDAHKAN DIRI



Kolose 2:18 (TB) "Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi"

Colossians 2:18 (NET) "Let no one who delights in humility and the worship of angels pass judgment on you. That person goes on at great lengths about what he has supposedly seen, but he is puffed up with empty notions by his fleshly mind”

Paulus menyadari bahwa kemenangan kita bisa saja digagalkan oleh orang-orang yang berpura-pura rendah hati. Artinya, keselamatan dan hidup yang kekal yang sudah kita miliki bisa dihancurkan oleh orang-orang yang berpura-pura baik dan rendah hati, oleh orang-orang yang mengaku diri melakukan kebaikan di tengah-tengah jemaat. Hati-hatilah menghadapi orang-orang seperti ini karena bisa keselamatan yang kita miliki hancur karena mereka.

Teks sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang menerima Kristus telah menang dengan bersandar pada salib, sejak itu sudah tidak ada lagi penguasa yang bisa menyerang mereka berdasarkan Taurat, Paulus berpesan kepada penerima surat agar jangan membiarkan siapapun menghakimi mereka berdasarkan makanan minuman, hari raya, bulan baru atau hari sabat. Dapat dilihat bahwa saat itu ada sebagian orang yang tidak hanya berpura-pura menjaga ketat hukum Taurat, bahkan suka menambahkan aturan manusia dan tata ritual ke atas hukum Taurat. Para peneliti mempunyai padangan yang berbeda tentang apa yang ditunjuk oleh teks Alkitab ini, apakah menunjuk kepada Yudaisme, atau ideologi asketis (cara hidup tirakat atau berpantang kenikmatan duniawi, untuk mencapai maksud-maksud rohani) yang ada pada ajaran sesat. Mungkin aturan ditambahkan ke atas hukum aturan agama atau ritual dengan maksud baik, membantu orang bersungguh-sungguh berkonsentrasi kepada Allah. Masalahnya orang-orang tersebut tidak hanya suka melakukannya sendiri, tetapi menghakimi dan mencela orang-orang Kristen yang tidak mengikuti tata cara mereka. Respon dari Paulus adalah: abaikan celaan dari mereka. Aturan, ritual tata cara keagamaan mempunyai makna paling tinggi juga untuk melayani Kristus: “semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujud yang sesungguhnya ialah Kristus”. 

Selain itu, ada sebagian orang di antara mereka yang berpura-pura rendah hati dan menyembah malaikat. Apa yang sebenarnya mereka lakukan? Paulus tidak menjelaskannya lebih detil, ia berasumsi penerima surat telah memahaminya. Berdasarkan pendapat para peneliti, orang-orang ini menyebutkan diri mereka telah mendapatkan pengelihatan dari malaikat Tuhan, berpikir mereka seperti Yohanes yang mendapatkan pengelihatan tentang akhir zaman di pulau Patmos (Why. 1:1-3). Mereka menyebut dirinya memiliki wawasan rohani yang lebih tinggi dari jemaat umum, dengan cara menyiksa tubuh, mengingkari diri (self-abasement). Dalam pandangan Paulus, mereka adalah orang-orang yang merasa dirinya hebat dan tinggi, karena tidak berpegang teguh kepada Kristus Sang Kepala. Mereka menyangka telah mendapat pengelihatan dari Allah, yang sebenarnya hanyalah pikiran daging diri sendiri, hanyalah bayang-bayang halusinasi sendiri. Oleh karena itu Paulus berpesan kepada penerima surat: jangan biarkan kemenanganmu digagalkan orang-orang tersebut (ITB) (disesatkan orang-orang tersebut).

Dapat dilihat bahwa respon Paulus adalah perpanjangan dari tema “kepala dan tubuh”. Yesus Kristus adalah Kepala Gereja (Kol. 1:18), yang juga merupakan Kepala dari semua penguasa (Kol. 2:18). Tidak hanya demikian, seluruh alam semesta bekerja mengelilingi Kristus sebagai pusat, segala sesuatu “di dalam Dia”, “melalui Dia” dan “untuk Dia” (Kol. 1:16-17), tidak terkecuali bagi berbagai aturan keagamaan, tata ibadah dan aturan hidup. Semuanya harus mengarah kepada Kristus, adalah untuk melayani Kristus. Karena orang yang telah menerima Kristus telah mendapatkan kepenuhan dari Dia, maka mereka tidak sepatutnya mencari jalan lain selain daripada Kristus untuk mendapatkan kehidupan yang lebih rohani, wawasan yang lebih tinggi dan pahala yang lebih mencolok mata. Paulus yakin bahwa urat-urat dan sendi-sendi seluruh tubuh, menerima pemeliharaan ilahi, ditunjang dan diikat menjadi satu dengan mengandalkan Kristus. Tanpa Kristus sebagai kepala, maka tubuh tidak dapat bertahan terus bertumbuh. Oleh karena itu berbagai anggota tubuh sepatutnya berpegang teguh kepada Kristus Sang Kepala, tidak sepatutnya saling menghakimi, saling membandingkan demi adat ajaran turun temurun atau wawasan rohani manusia. Di dalam pandangan Paulus, mengenal rahasia Kristus hal yang paling menentukan. Pengenalan seseorang atas rahasia Kristus dinyatakan di antara saudara-saudari seiman apakah dapat saling diikat menjadi satu di dalam kasih (Kol. 2:2).

Berdasarkan nas hari ini kita berefleksi bahwa Gereja perlu menetapkan tata ibadah, aturan dan institusi untuk membantu warga jemaat memanifestasikan ajaran Kitab Suci menjadi sesuatu yang nyata. Masalahnya adalah apakah kita terlalu menekankan ajaran turun temurun, adat nenek moyang sehingga berakibat saling membandingkan, saling menghakimi? Apakah kita berpendapat bahwa suatu penampilan rohani lebih hebat daripada orang lain sehingga lebih mendapatkan pahala dari Allah? Paulus mengingatkan kita, apapun pengalaman rohani atau manifestasi keagamaan jika tidak membantu orang mengikuti Kristus sebagai Kepala dan membangun komunitas gereja, lebih baik kita tidak mengumbar pengalaman rohani kita yang hebat itu. Karena itu, hati-hatilah kepada orang yang pura-pura merendahkan diri padahal hendak merusak keselamatan yang kita miliki. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...