Jumat, 30 Maret 2018

Renungan hari ini: SUNGGUH, YESUS ANAK ALLAH


SUNGGUH, YESUS ANAK ALLAH


Markus 15:39 (TB) Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

Mark 15:39 (NRSV) Now when the centurion, who stood facing him, saw that in this way he breathed his last, he said, "Truly this man was God's Son!”

Pengakuan dan ungkapan ini akhirnya keluar dari mulut seorang kepala pasukan. Kepala pasukan itu punya banyak pasukan sehingga apa yang keluar dari mulutnya dapat dipercaya. Kepala pasukan, yang dalam bahasa asli disebut Centurion ini, membawahi 100 orang infantri. Dan dia orang yang terbukti kuat, dan semua pekerjaannya layak jadi kebenaran. Pada waktu kepala pasukan bilang kepada Pilatus bahwa Yesus sudah mati, maka Pilatus percaya. Jadi ketika kepala pasukan melihat rentetan-rentetan peristiwa sampai Tuhan Yesus mati, keluarlah pengakuan ini.

Kematian Yesus ditandai oleh dua peristiwa khusus dan dahsyat. Kedua peristiwa itu menggemparkan dan sekaligus mempesonakan! Apakah kedua peristiwa itu?

Pertama, peristiwa yang berkenaan dengan alam. Kira-kira jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah (Yahudi) itu sampai jam tiga. Pada satu sisi, peristiwa ini dapat diartikan sebagai tanda hukuman yang menimpa manusia. Pada sisi lain, menggambarkan bahwa seluruh jagat berkabung atas kematian yang dialami oleh Yesus.

Kedua, peristiwa yang berkenaan dengan ibadat Yahudi. Tabir Bait Suci terbelah dua. Peristiwa kedua ini mengandung makna bahwa kematian Yesus mempunyai arti bagi keselamatan dunia. Tabir Bait Suci melambangkan kekudusan Allah, karena dibalik tabir itu terdapat ruang mahakudus. Ruang mahakudus hanya boleh dimasuki sekali setahun yaitu pada hari pendamaian. Yang boleh masuk ke ruangan itu hanya satu orang, yakni imam besar. Tabir terbelah dua, adalah tanda bahwa Allah membuka diri-Nya secara luas bagi umat manusia untuk datang menghampiri kasih karunia-Nya. Kematian Yesus adalah hari pendamaian yang sesungguhnya! Dengan demikian, Allah dapat ditemui secara bebas oleh siapa pun, asal ia rela menerima kematian Yesus bagi dirinya.

Peristiwa yang pertama dan kedua adalah satu kesatuan. Tanpa peristwa kedua, kematian Yesus mungkin dapat dianggap sebagai kematian dari manusia biasa. Manusia lain juga ada yang mengalami gejala alam pada saat kematiannya. Dengan peristiwa kedua, kematian Yesus menjadi semakin unik, lain dari yang lain. Ia bukan manusia biasa! Itulah sebabnya kepala pasukan, berkata, “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”

Peristiwa salib makin memperjelas siapa Yesus itu sebenarnya. Dia adalah Manusia Yang Benar, Anak Allah. Iman Kristen tanpa penghayatan akan salib tidak akan membawa kita pada “pesona” Yesus sebagai Anak Allah. Memandang salib adalah memandang keagungan Ilahi dalam diri Yesus. Karena itu, peristiwa kematian Yesus di kayu salib membuktikan bahwa Ia adalah sungguh-sungguh Anak Allah. (rsnh)


Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...