SUNGGUH, YESUS ANAK ALLAH
Markus 15:39 (TB) Waktu kepala pasukan
yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia:
"Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
Mark 15:39 (NRSV) Now when the centurion,
who stood facing him, saw that in this way he breathed his last, he said,
"Truly this man was God's Son!”
Pengakuan dan ungkapan ini akhirnya
keluar dari mulut seorang kepala pasukan. Kepala pasukan itu punya banyak
pasukan sehingga apa yang keluar dari mulutnya dapat dipercaya. Kepala pasukan,
yang dalam bahasa asli disebut Centurion
ini,
membawahi 100 orang infantri. Dan dia orang yang terbukti kuat, dan semua
pekerjaannya layak jadi kebenaran. Pada waktu kepala pasukan bilang kepada
Pilatus bahwa Yesus sudah mati, maka Pilatus percaya. Jadi ketika kepala
pasukan melihat rentetan-rentetan peristiwa sampai Tuhan Yesus mati, keluarlah
pengakuan ini.
Kematian Yesus ditandai oleh dua
peristiwa khusus dan dahsyat. Kedua peristiwa itu menggemparkan dan sekaligus
mempesonakan! Apakah kedua peristiwa itu?
Pertama, peristiwa yang berkenaan dengan
alam. Kira-kira
jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah (Yahudi) itu sampai jam tiga.
Pada satu sisi, peristiwa ini dapat diartikan sebagai tanda hukuman yang
menimpa manusia. Pada sisi lain, menggambarkan bahwa seluruh jagat berkabung
atas kematian yang dialami oleh Yesus.
Kedua,
peristiwa
yang berkenaan dengan ibadat Yahudi.
Tabir
Bait Suci terbelah dua. Peristiwa kedua ini mengandung makna bahwa kematian
Yesus mempunyai arti bagi keselamatan dunia. Tabir Bait Suci melambangkan
kekudusan Allah, karena dibalik tabir itu terdapat ruang mahakudus. Ruang
mahakudus hanya boleh dimasuki sekali setahun yaitu pada hari pendamaian. Yang
boleh masuk ke ruangan itu hanya satu orang, yakni imam besar. Tabir terbelah
dua, adalah tanda bahwa Allah membuka diri-Nya secara luas bagi umat manusia
untuk datang menghampiri kasih karunia-Nya. Kematian Yesus adalah hari
pendamaian yang sesungguhnya! Dengan demikian, Allah dapat ditemui secara bebas
oleh siapa pun, asal ia rela menerima kematian Yesus bagi dirinya.
Peristiwa yang pertama dan kedua adalah
satu kesatuan. Tanpa peristwa kedua, kematian Yesus mungkin dapat dianggap
sebagai kematian dari manusia biasa. Manusia lain juga ada yang mengalami
gejala alam pada saat kematiannya. Dengan peristiwa kedua, kematian Yesus
menjadi semakin unik, lain dari yang lain. Ia bukan manusia biasa! Itulah
sebabnya kepala pasukan, berkata, “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”
Peristiwa salib makin memperjelas siapa
Yesus itu sebenarnya. Dia adalah Manusia Yang Benar, Anak Allah. Iman Kristen
tanpa penghayatan akan salib tidak akan membawa kita pada “pesona” Yesus sebagai
Anak Allah. Memandang salib adalah memandang keagungan Ilahi dalam diri Yesus.
Karena itu, peristiwa kematian Yesus di kayu salib membuktikan bahwa Ia adalah
sungguh-sungguh Anak Allah. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke
Gereja