KOTBAH MINGGU XV SETELAH TRINITATIS
Minggu, 20 September 2020
“ALLAH MENYATAKAN KUASANYA”
Kotbah: Lukas 17:26-37 Bacaan: 1Raja-raja 19:9-18
Minggu ini kita memasuki Minggu Kelimabelas setelah Trinitatis. Tema yang akan kita renungkan adalah “Allah menyatakan kuasa-Nya”. Tema ini menarik untuk kit aulas sebab kekuasaan Allah tidak bisa dilawan oleh manusia. Jika Allah menyatakan kuasa-Nya maka kita sepatutnya tunduk pada kuasa-Nya. Siapa yang melawan akan kuasa Allah akan mengalami kebinasaan, tetapi siapa yang tunduk pada kuasa Allah maka ia akan mendapatkan kehidupan yang kekal.
Perkop kotbah Minggu ini Yesus mengingatkan kepada para murid tentang kedatangan-Nya dalam kemuliaan dan kekuasaan. Saat itu tidak ada orang yang tahu kapan, di mana, dan bagaimana. Yesus juga tidak mengatakan dengan jelas kapan waktunya. Waktu kedatangan Anak Manusia tidak menjadi penting jika dalam seluruh hidup ada sikap waspada dan berjaga-jaga. Melihat tanda dan membaca situasi menjadi kepekaan rohani yang senantiasa diperlukan.
Dalam teks kotbah ini Yesus memberi gambaran tentang orang-orang dalam kisah Perjanjian Lama misalnya,
Pertama, kisah Nuh. Yesus memulai dari peringatan nabi Nuh yang tidak dihiraukan oleh umat beriman. Sementara nabi Nuh dan keluarganya mempersiapkan apa yang perlu, orang-orang pada umumnya justru menertawakan mereka. Orang lain pada makan, minm sampai mabuk. Mereka berbuat sekehendak hati tanpa peduli akan tanda dan peringatan. Mereka lengah dan terbuai akan kemabukan dan kedurhakaan. Demikianlah terjadi mereka semua menjadi binasa, sementara Nuh dan keluarganya selamat karena mengerti tanda dan peringatan Allah.
Kedua, kisah Sodom dan Gomora. Karena kemabukan dan kedurjanaan, dua kota itu mendapat peleburan dari Allah. Peringatan Allah melalui Lot tidak mereka hiraukan. Mereka tetap pada pola hidup yang tidak membawa keselamatan. Mereka hanya peduli pada diri sendiri, tidak memberi ruang dalam diri akan kehadiran Allah yang menyapa. Karena ketidaksadaran dan ketidakwaspaan mereka sendirilah akhirnya mereka binasa .
Dari kedua contoh kisah PL itu, Yesus mengajak para murid dan kita semuanya untuk senantiasa mempunyai hati yang terjaga. Selalu waspada dan siap sedia menjadi satu-satunya jalan dalam menantikan kedatangan Anak Manusia yang tidak seorangpun tahu kapan saat dan waktunya. Waspada berarti tidak terlena dengan kemabukan-kemabukan yang membuat diri kita tidak sadar. Kemabukan itu bisa berupa minuman keras, namun yang jauh lebih keras adalah kemabukan akan keserakahan, ketamakan, dan kedegilan hati. Mabuk karena minuman keras akan pulih kembali ketika bangun tidur. Kemabukan akan keserakahan, ketamakan, dan kedegilan akan tetap berkembang meski kita sudah tidur berhari-hari.
Banyak orang tidak mau belajar dari pengalaman. Di zaman Nuh dan orang orang Sodom – Gomora, banyak yang tidak peduli akan Allah, makan minum, mabuk mabukan, kawin dan dikawinkan sesuka hati. Allah murka dan mereka binasa. Zaman ini pun tidak jauh berbeda. Kejahatan merajalela, korupsi bertubi tubi, eksploitasi tak terkendali, Tinggal tunggu saja datangnya murka Allah.
Hari Tuhan akan menjadi hari penyelamatan bagi mereka yang beriman dan malapetaka bagi yang tidak beriman. Hari itu akan datang secara tiba tiba sehingga tidak akan ada waktu lagi bagi orang untuk persiapan diri, untuk mengubah haluan, untuk membereskan yang belum beres, dan lain lain. Hal itu yang dinyatakan Yesus dengan gambaran. “Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barangnya di dalam rumah. Demikian pula yang sedang di ladang, janganlah ia pulang.” Karena itu sebagaimana isteri Lot berubah menjadi garam karena menoleh kebelakang dan tidak rela meninggalkan Sodom, murid murid Yesus pun harus teguh dalam iman dan jangan sering berubah pendapat. Yang mendua hati akan rugi, sebab keselamatan atau kemalangan tergantung dari keputusan dan ketetapan hati. Dua orang yang sedang sibuk dalam perkara yang sama akan menemui alur yang berbeda. Orang yang tidak beriman akan ditinggalkan dan musnah, orang beriman akan diambil Tuhan dan dibawa kedalam persekutuan dengan Nya dirumah Bapa.
Apakah yang hendak kita pelajari dari pernyataan kuasa Allah ini? Minimal ada dua hal yang dapat kita perhatikan dari peringatan Tuhan Yesus pernyataan kuasa-Nya:
Pertama, kita jangan terlena di zona nyaman. Sebab dosa akan membuat kita terlena, merasa nyaman, dan menganggap bahwa inilah kebahagiaan hidup, inilah tujuan hidup. Namun tanpa kita sadari, kebinasaan itu akan datang tiba-tiba tanpa kita sadari, entah kita sedang makan dan minum, entah kita sedang bekerja, diperjalanan maupun sedang tidur. Kita harus tersadar, bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, jangan merasa nyaman karena menganggap kita masih muda, atau menganggap kita merasa tidak menderita sakit yang parah, kita menganggap kita mempunyai banyak uang.
Sesibuk apapun kita ditengah-tengah dunia ini, bekerja keras untuk menggapai harapan dan cita-cita, mengumpulkan bekal hidup atau bahkan menikmati berbagai kebahagiaan dan keindahan dalam dunia ini. Namun kita hendak di ingatkan, tetaplah kita terjaga semuanya itu akan berakhir dan akan kita tinggalkan, di kitab Pengkhotbah 2: 11 dikatakan bahwa pada akhirnya semua yang ada di bawah matahari adalah kesia-siaan, usaha menjaring angin.
Kita harus tetap tersadar, waktu akan terus berjalan dan semua yang ada di dunia ini akan berakhir dan akan kita tinggalkan, dan pada akhirnya kebahagiaan yang kekal itu hanya tinggal satu, yaitu hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Kedua, kita jangan meragukan janji keselamatan Tuhan. Kita juga hendak diperingatkan oleh Tuhan Yesus, jika sudah mengetahui peringatan-Nya, kita sudah diarahkannya menuju keselamatan, maka jangan lagi menoleh kebelakang seperti istri Lot yang menoleh ke belakang akhirnya menjadi tiang garam. Tuhan Yesus mengingatkan “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.” Tidak ada seorang pun dari kita dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan tidak ada suatu apapun yang ada di dunia ini dapat menyelamatkan kita, sebab jalan keselamatan hanya ada di dalam Tuhan Yesus Kristus. Maka jangan pernah kita memiliki hati yang bimbang dan ragu untuk mengimani dan mengikuti Tuhan Yesus satu-satunya jalan keselamatan hidup kita.
RENUNGAN
Banyaknya peristiwa dalam hidup baik yang menggembirakan maupun yang menghancurkan seharusnya membuka hati dan pikiran kita untuk memperbaharui hidup dan bertobat . Tetapi orang orang yang hati dan pikirannya hanya berpusat pada dunia , sulit melihat peristiwa hidup sebagai pernyataan kehendak Allah untuk menghindarkannya dari kebinasaan seperti yang dialami manusia pada zaman Nabi Nuh dan Lot.
Lewat kisah Nabi Nuh , Yesus mengajak kita untuk memilih dan tinggal didalam-Nya karena Dia adalah kehidupan itu sendiri. Memilih berada diluar Yesus pasti menghancurkan kehidupan dan kehilangan kehidupan kekal. Keadilan, kebaikan dan kebahagiaan manusia sepanjang zaman adalah buah kasih . Allah yang kini hadir sepenuhnya dalam diri Yesus Kristus . Hari kemarin, hari ini dan hari esok ada dalam tangan Yesus yang sederhana dan rendah hati yang sulit dicari tandingannya.
Maka kita hendaknya memiliki kerinduan hati paling dalam untuk berjumpa dengan Yesus melalui Sabda-Nya dan Tubuh serta Darah-Nya dalam Perjamuan Kudus. Tetapi bahaya kehancuran dapat saja tetap menghantui hidup kita jika dalam dosa kita menerima Tubuh Kristus dalam komuni kudus. Untuk ini kita perlu memurnikan diri dari dosa melalui penerimaan Sakramen Tobat secara periodik. Menyelamatkan nyawa adalah memelihara relasi yang akrab dan mesra dengan Kristus.
Sikap beriman kepada Allah saja yang patut dipelihara terus. Orang diselamatkan bukan karena memiliki ini dan itu, tetapi karena memiliki iman. Orang yang beriman tidak banyak dikuatirkan oleh banyak perkara, ia percaya, bahwa Allah akan menyelamatkan dan memberi kehidupan seperti yang diharapkan, Karena itu, teruslah kita waspada agar kuasa TUHAN itu membawa kita kepada keselamatan kekal. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN