Minggu, 10 November 2019

Renungan hari ini: ALLAH MENYONGSONG ORANG BENAR

Renungan hari ini: 

ALLAH MENYONGSONG ORANG BENAR



Yesaya 64:5 (TB) "Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala" 

Isaiah 64:5 (NET) "You assist those who delight in doing what is right, who observe your commandments. Look, you were angry because we violated them continually. How then can we be saved?” 

Allah memberi penghargaan bagi setiap orang yang melakukan kebenaran. Allah menyongsong mereka yang melakukan yang kebenaran. Secara etimologi kata dalam teks ini perlu di bahas. Istilah BENAR dari teks Ibrani tsedeq, artinya benar dan kebenaran.

Pertanyaannya adalah apakah dalam perikop tersebut penulis mengakui bahwa ada yang melakukan Kebenaran tersebut? Sama sekali tidak. Perhatikan frasa selanjutnya: “Engkau ini murka sebab kami berdosa” dan “Terhadap Engkau kami memberontak”. Dan penulis menggunakan kalimat “sejak dahulu kala”. Istilah kami, merupakan suatu sifat representative dari semua orang bahkan dari sejak dahulu kala. Penulis tidak mengatakan “Mereka” tetapi “Kami”. Penulis mengakui bahwa mereka adalah orang yang berdosa atau memberontak kepada Allah.

Lalu mengapa ada frasa “mereka yang melakukan yang benar”? kalimat ini merupakan tuntutan  Allah untuk semua manusia agar hidup dalam keberadaan benar (Tsedek). Namun realitanya, penulis mengakui bahwa mereka justru adalah berdosa dan pemberontak.  Dan hal ini diteguhkan oleh Rasul Paulus dalam Roma 3: 23,  Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Bahkan dalam Rm 3:10  seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Hal ini sangat jelas bahwa dalam hal Kebenaran, baik Yesaya dalam pasal 64:5,6 dan pernyataan Paulus, realitasnya tidak ada yang benar. Allah memang menuntut Kebenaran pada manusia tetapi baik Yesaya maupun Paulus mengakui bahwa Tidak ada yang memenuhi standart Kebenaran itu.

Dalam ayat 6, penulis menyimpulkan bahwa kebenaran mereka seperti kain kotor. Apakah mereka tidak pernah buat moral yang benar? Pasti pernah! Tetapi standart Allah dalam hal Kebenaran tidak sama dengan standart kita manusia. Karena kebenar kita layak disamakan dengan kain kotor. Jadi sangat jelas bahwa meskipun ada kalimat dalam ayat 5 yang mengatakan “ALLAH menyongsong mereka yang melakukan yang benar”, namun realitanya dalam konteks frasa sama sekali mereka mengakui bahwa justru mereka adalah orang yang berdosa layak dimurkai.

Perlu dipahami berdasarkan ayat 5 dan 6 serta disinkronkan dengan Roma 3:10 dan Roma 3:23 membuktikan bahwa sama sekali tidak ada satu orangpun yang benar-benar melakukan apa yang dituntut Allah sebagai suatu Kebenaran berdasarkan standart Allah.  Lalu pertanyaannya, bagaimana kita memenuhi tuntutan Allah itu? Satu-satunya jalan adalah Yesus Kristus harus menggenapi tuntutan Allah supaya Kebenaran atau Tsedeq tersebut dianugerahkan kepada Kita yaitu Kebenaran yang dianugerahkan oleh Allah berdasarkan kepercayaan. Hal ini dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 3:9  dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Kita tidak bisa mencapai Kebenaran. Sebab Kebenaran diberikan oleh Allah, bukan berdasarkan Ketaatan pada Hukum Taurat (Hukum Sipil, Hukum Ceremonial dan Hukum Moral), melainkan berdasarkan Kepercayaan. Karena itu, marilah berjuang melakukan Kebenaran Allah melalui iman percaya kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...