Minggu, 28 Oktober 2018

Renungan hari ini: KITA HARUS MEMBANTU ORANG YANG LEMAH

Renungan hari ini: 

KITA HARUS MEMBANTU ORANG YANG LEMAH



Kisah Para Rasul 20:35 (TB) "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" 

Acts 20:35 (NET) "By all these things, I have shown you that by working in this way we must help the weak, and remember the words of the Lord Jesus that he himself said, It is more blessed to give than to receive” 

Membantu orang yang lemah adalah mulia sebab ini merupakan perintah TUHAN. Kita tidak diajarkan untuk membantu orang yang kuat, sebab mereka pasti sudah bisa menyelesaikan pergumulan mereka. Persoalannya adalah sering orang yang kuat bukannya menolong orang yang lemah bahkan sebaliknya kecenderungan orang, bila dia kuat akan menindas yang lemah. Yang kuat akan menguasai yang lemah. Yang lemah akan melayani yang kuat dan dengan sukarela mengabdikan hidupnya kepada yang kuat. 

Bila orang kuat itu hidup di dalam Tuhan, justru Tuhan memberi tugas untuk menanggung kelemahan orang yang tidak kuat, dengan mengesampingkan kesenangan kita sendiri. Menolong yang lemah adalah kewajiban setiap anak Tuhan. Karena dengan begitu akan memuliakan Tuhan kita. 

Tuhan mengatakan kita yang kuat wajib menanggung yang lemah. Wajib itu berarti keharusan, harus dilakukan, tetapi kenyataannya, orang yang kuat cenderung memanfaatkan yang lemah. Mau mendapatkan keuntungan ketika memberikan pertolongan,  seperti membeli jasa, jadi menolong dengan mengharapkan imbal balik.

Bila saja di dunia ini setiap orang yang kuat melaksanakan perintah Tuhan untuk menolong mereka yang lemah, tentu sekarang kita tidak lagi melihat ada orang yang teraniaya, orang yang miskin, pengemis, gelandangan ataupun penjahat seperti pencuri dan perampok, yang mencuri atau merampok demi bisa memberi makan keluarganya. Karena orang yang seharusnya menolongnya, malahan memerasnya, seperti buruh yang bekerja dengan upah serendah mungkin, supaya majikan bisa mendapatkan keuntungan sebesar mungkin, jadi demi mendapatkan keuntungan majikan memperkerjakan buruhnya dengan upah sangat rendah, yang sebetulnya makjikannya tahu, kalau dirinya mendapatkan upah seperti yang dibayarkan kepada buruhnya, tidak akan bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti membeli pakaian yang layak selain membeli makanan, apalagi untuk beli rumah dari hasil kerjanya, rasanya sangat mustahil, sehingga terpaksa mereka menyewa sebuah rumah yang sangat jauh dari nyaman, sungguh menyedihkan keadaan rumahnya, sempit, gelap, bau, WC dipakai bersama beberapa rumah kontrakan sekaligus.

Bila ditanyakan kenapa mereka tidak memberikan upah yang cukup kepada buruhnya. Jawabannya sederhana saja, "mereka sudah sepakat dengan upah ketika mereka akan bekerjapadanya, bila mereka tidak setuju, ya jangan terima dong pekerjaannya" Jadisepenuhnya salahnya sendiri dong, buka salah majikan. 

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah seorang majikan yang mengusahakan kemakmuran buruhnya akan menjadi miskin? Karena jelas-jelas penghasilannya akan berkurang.
bMungkinkah seorang majikan memberikan pelatihan kepada setiap buruhnya, sehingga mereka bisa memperbaiki performance kerjanya dan otomatis bisa mengubah hidupnya dengan upah yang lebih tinggi? Bukankah pekerja yang diberi pelatihandan difasilitasi dengan baik, kinerjanya meningkat dan pada akhirnya memberikan sumbangan peningkatan pendapatan usaha yang lebih baik? Bila pendapatan perusahaan meningkat siapa yang untung? Pastilah majikan.


Itu salah satu contoh yang kuat menanggung yang lemah. Dalam kehidupan keluargapun, bila kita mendapatkan ada saudara kita yang lemah, kitapun bisa menerapkan konsep yang sama. Memberdayakan yang lemah dengan memberikan pelatihan dan bimbingan agar saudara kita dapat keluar dari kesulitannya. Bila pertama butuhmakan, berikanlah dia makan terlebih dulu, baru kemudian kita memberikan bimbingan untuk menolongnya supaya lebih maju, dengan memberikan kursus-kursus ketrampilan yang dapat meningkatkan penghasilannya. Bila dia berbakat dagang, selain diberikanmodal untuk mulai berdagang, juga diberikan pendampingan dari orang yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang usaha itu, sampai orang tersebut maju barulah ditinggal. Karena itu, marilah kita berusaha menolong orang yang lemah dari keberadaan kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...