Renungan hari ini:
“MEMBERITAKAN INJIL DENGAN KATA-KATA ROH KUDUS”
Markus 13:11 (TB) "Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus"
Mark 13:11 (NET) "When they arrest you and hand you over for trial, do not worry about what to speak. But say whatever is given you at that time, for it is not you speaking, but the Holy Spirit"
Ada pengalaman orang saat memberitakan Injil melalui pertanyaan yang diberikan kepadanya. Menurutnya dari kemampuannya sendiri, dia tidak akan mungkin mampu memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, apakah ajaran Tinitatis dalam kekristenan, mengapa Tuhannya orang Kristen itu beranak, mengapa orang Kristen tidak berpuasa, dll. Tetapi dalam situasi terdesak itu, ada banyak kesaksian orang percaya bahwa mereka mampu menjawabnya dengan kata-kata yang baik dan benar. Tetapi setelah usai perbincangan itu, mereka sadar bahwa jawaban yang mereka sampaikan itu sama sekali bukan dari pikiran mereka sendiri, dan seolah-olah ada kekuatan lain yang memberikan kemampuan kepada mereka untuk mengatakannya. Pengalaman itulah yang disebutkan dalam nas hari ini.
Dalam memberitakan Injil dengan kata-kata, sering terjadi bukan berasa dari kata-kata kita, tetapi berasal dari kata-kata Roh Kudus. Roh Kudus memampukan kita untuk menjelaskan perkara imankita kepada Yesus Kristus, karena kemampuan kita untuk menjelaskannya terbatas adanya. Tetapi dengan kuasa Roh Kudus, kita mampu berkata-kata untuk menjelaskan apa yang kita imani kepada orang lain. Dengan demikian dapat kita katakana bahwa untuk memberitakan injil atau sebagai pemberita injil itu adalah merupakan tugas kita bersama, bukan hanya tugas pendeta atau hamba-hamba Tuhan yang melayani lewat pelayanan misi.
Karenanya, kita harus mau mengabarkan Injil kepada siapa pun. Kita tidak perlu takut dalam memberitakan Injil kepada orang lain. Saat kita memberitakan Injil, maka TUHAN akan memberikan kita kemampuan berkata-kata melalui Roh Kudus-Nya sehingga orang yang kita injili dengan mudah mengerti dan memahami serta menerima Kabar Baik yang kita beritakan. Jika kita mengaku orang Kristen, maka tidak lain tugas kita adalah mengabarkan Kabar Baik yang telah kita terima, kabar yang telah merubah hidup kita. Mengabarkan Injil bukan untuk memaksa orang lain menjadi Kristen, yang dapat membuat kita kuatir untuk ditegur, diejek, hingga diusir. Diterima atau tidak itu sudah menjadi konsekuensi kita. Dalam Markus 8:38 dikatakan, “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
Sebagai orang percaya, kita harus meminta kepada TUHAN kemampuan untuk berkata-kata berkat untuk memberikan keberanian menceritakan mukjizat Tuhan kepada orang lain yang belum percaya. Markus 13:11 mengatakan, “Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.”
Bisa saja kita berdalih bahwa kita bukan orang yang fasih lidah dalam memberitakan Injil Kristus. Tetapi kita harus ingat pengalaman Nabi Yesaya. Pada waktu suara Tuhan berseru, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Roh Ilahi itu menggerakkan hati untuk menyambut, “Ini aku, utuslah aku!” (Yes. 6:8). Setalah Yesaya bersedia menjadi hamba-Nya maka Tuhan pun menyentuh bibir Yesaya agar menjadi orang yang fasih lidah dalam berkata-kata. Jika kita meminta kuasa fasih lidah dalam berkata-kata, maka kata-kata yang kita ucapkan adalah kata-kata yang bijaksana dan suci. Maka kita akan memiliki hikmat untuk mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang tidak perlu diucapkan. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Tim. 4:2). Karena itu, beritakanlah Injil Kristus kepada semua orang baik atau tidak baik keadannya. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN