Rabu, 30 Juni 2021

Renungan hari ini: “YANG DITABUR DI SEMAK DURI” (Matius 13:22)

 Renungan hari ini:

 

“YANG DITABUR DI SEMAK DURI”




 

Matius 13:22 (TB) "Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah"

 

Matthew 13:22 (NET) "The seed sown among thorns is the person who hears the word, but worldly cares and the seductiveness of wealth choke the word, so it produces nothing"

 

Ada benih yang ditabur di tengah semak duri. Benih yang jatuh di semak-semak berduri, memiliki potensi pertumbuhan yang baik, tetapi karena keberadaannya tidak terawat dan luput dari perhatian, maka ketika benih itu tumbuh, tumbuh pula semak-semak yang baru dan menghimpitnya, sehingga benih itu tidak dapat menghasilkan buah bahkan mati. 

 

Duri dari semak-semak itu adalah senjatanya untuk menghambat tumbuh-tumbuhan yang disekitarnya, sebisa mungkin untuk mengehentikan proses pertumbuhan itu sebelum menjadi besar dan berbuah. 

 

Benih-benih yang jatuh di semak-semak berduri mengambarkan benih-benih firman Tuhan yang ditaburkan di dalam hati manusia, namun firman Tuhan itu tidak dapat berbuah karena hati penerimanya lebih cenderung kepada perkara-perkara dunia yang memberikan kesenangan dan kenyamanan, dan juga kekuatiran dunia yang menghimpitnya sehingga firman itu tidak berbuah. 

 

Benih yang jatuh di semak-semak berduri tidak jauh berbeda dengan benih yang jatuh di pinggir jalan (ay. 4, 14-15) dan benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu-batu (ay. 5-6, 16-17). Ketiga jenis ladang atau tanah yang menggambarkan hati manusia,  semuanya tidak dapat menghasilkan apa-apa. Benih yang jatuh di pinggir jalan, sebelum tumbuh sudah hilang karena di makan burung-burung yang lapar, yang menggambarkan iblis yang tidak menghendaki firman Tuhan menyentuh dan tumbuh di hati manusia. Benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, tumbuh, namun tidak bertahan lama, karena tidak berakar lalu mati karena sinar matahari dan benih yang jatuh di semak-semak duri, namun kesenangan dan kekuatiran dunia menghimpitnya lalu mati. 

 

Benih yang jatuh di semak-semak duri tidak hanya menggambarkan hasil akhir dari benih ditaburkan itu tetapi karakter dari ladang atau tanah itu sendiri sehingga benih itu tidak dapat tumbuh 

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah gambaran orang yang memliki karakter hati yang mendengar firman Tuhan, yang digambarkan seperti ladang yang penuh dengan semak-semak berduri:

 

Pertama, hati Yang tidak memelihara Firman Tuhan.  Ibarat seorang petani yang menabur benih di kebunnya. Pertama-tama yang dilakukan adalah menggemburkan tanah itu, membersihkannya dari rumput-rumput liar dan batu-batu yang menghambat pertumbuhan dari benih yang ditaburkan. Setelah benih itu tumbuh, ia tidak berdiam diri menantikan hasil panen, melainkan memeliharanya dengan baik. Rumput-rumput liar dengan berbagai jenis pasti akan tumbuh juga bersamaan dengan benih-benih yang ditaburkan, dan itu harus dibersihkan, untuk mendapat hasil panen yang banyak, baik dan berkualitas.

 

Jika benih firman Tuhan yang ditaburkan dalam hati kita tidak terpelihara dengan baik, atau tidak dilakukan, tidak mungkin dapat menuai hasil yang baik, sebab itu, sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan firman-Nya harus membersihkan hati kita untuk ditabur firman Tuhan sehingga dapat bertumbuh dan menghasilkan buah-buah yang banyak (ay. 8, 20).

 

Kedua, hati yang berorientasi kepada perkara-perkara dunia. Orang mendengarkan firman Tuhan, tetapi kecenderungan hatinya berorientasi kepada perkara-perkara dunia, menjadikan firman Tuhan mengalami pergeseran nilai dalam hatinya. Firman Tuhan itu diterima dengan baik, tetapi ketika persoalan dunia, masalah dan lain sebagainya datang, orang itu tidak menjadikan firman Tuhan sebagai landasan yang kuat untuk berpijak, supaya tidak goyah, melainkan membiarkan masalah itu menguasai hati, pikiran dan perasaannya, tanpa disadari telah menempatkan masalah itu menjadi besar dan Tuhan menjadi kecil.

 

Ladang yang penuh dengan semak duri menggambarkan karakter hati manusia yang tidak memelihara firman Tuhan dalam hatinya dan selalu berorientasi kepada masalah dan keinginan-keinginan duniawi, sehingga firman Tuhan tidak dapat menghasilkan buah, terhimpit dengan kesenangan dan kemewahan yang ditawarkan oleh dunia. Hati yang demikian tidak akan mengalami pembaharuan dan pertumbuhan, ia akan cenderung kepada cinta diri yang berlebihan dan mengabaikan kehendak dan perintah-perintah Tuhan. Karena itu, hindarilah karakter benih yang tumbuh di semak duri dan berjuanglah menjadi tanah yang subur agar firman TUHAN itu tumbuh subur dan menghasilkan buah yang baik. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...