Jumat, 18 Desember 2020

Renungan hari ini: “YESUS BERADA DI TENGAH-TENGAH ULAMA” (Lukas 2:46)

 Renungan hari ini:

 

“YESUS BERADA DI TENGAH-TENGAH ULAMA”




 

Lukas 2:46 (TB) "Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka"

 

Luke 2:46 (NET) "After three days they found him in the temple courts, sitting among the teachers, listening to them and asking them questions"

 

Tidak sewajarnya anak usia 12 tahun berada di tengah-tengah ulama. Apalagi posisinya memberikan jawaban atas setiap pertanyaan ulama yang diberikan kepadanya. Itu menunjukkan bahwa posisi Yesus kala itu sudah mampu berdialog dan berdiskusi dengan jajaran ulama Yahudi. Ha ini menunjukkan bahwa Yesus pada usia 12 tahun sudah memiliki kecerdasan. Kecerdasan Yesus dalam menjawab para alim ulama itu sungguh mencengangkan semua yang ada di sana, termasuk pula Maria dan Yusuf. Seperti orang tua pada umumnya, saat itu Maria dan Yusuf pasti diliputi perasaan campur aduk, antara lega dan marah. Mereka pun menegur Yesus karena menghilang diam-diam seperti itu. Perhatikan, meski dalam Alkitab tertulis bahwa Yesus sempat mengatakan bahwa memang disanalah Dia harus berada, yaitu di dalam rumah Bapa (ay. 49), tetapi Yesus mengambil keputusan untuk taat dan tunduk kepada orang tuanya duniawinya. Ayat selanjutnya menggambarkan hal tersebut. "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya." (ay. 51). Yesus memutuskan untuk taat mengikuti permintaan kedua orangtua-Nya. Ia pulang ke Nazaret mengikuti mereka dan tetap hidup dalam asuhan mereka. Yesus tahu benar bahwa penundukan diri adalah hal yang pertama sekali harus dilakukan sebelum menerima sebuah otoritas.

 

Hidup dengan penundukan diri seringkali merupakan hal yang sangat sulit untuk kita lakukan. Kita harus mampu mengalahkan ego kita, kebanggaan diri dan sebagainya karena bagi sebagian orang sikap seperti itu dianggap bisa merendahkan harga diri mereka. Padahal kalau kita terus mempertahankan sikap buruk itu, bukan saja kita akan mendapat masalah dalam karir, keluarga atau hubungan sosial dalam masyarakat, tetapi kita pun melanggar firman Tuhan yang ternyata banyak berbicara mengenai soal penundukan diri ini.

 

Hidup dengan penundukan diri seringkali merupakan hal yang tersulit untuk kita lakukan. Kita akan berhadapan dengan ego kita, kebanggaan diri atau bagi sebagian orang dianggap bisa merendahkan harga diri mereka. Dengan sikap seperti ini, bukan saja kita akan mendapat masalah dalam karir, keluarga atau hubungan sosial dalam masyarakat, tetapi kita pun melanggar firman Tuhan yang ternyata banyak berbicara mengenai soal penundukan diri ini. Kita bisa melihat sebuah Firman Tuhan yang turun atas diri sang Penulis Ibrani berbunyi demikian: "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu" (Ibr. 13:17). Lihatlah bahwa mentaati pemimpin dan tunduk atas otoritas mereka merupakan sesuatu yang sangat penting di mata Tuhan. Jika tidak dilakukan maka firman Tuhan berkata kita tidak akan mendapatkan keuntungan dalam hidup kita. Dan itupun harus dilakukan dengan sukarela dan gembira dan bukan atas keterpaksaan. 

 

Pemimpin di sini menyangkut pemimpin baik di rumah, kantor, kota, negara maupun gereja. Titus 3:1 mengingatkan hal yang sama. "Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik." Ayat yang serupa bisa kita lihat pula melalui Paulus dalam Kolose 3:22 dan Efesus 6:5 yang menyebutkan bahwa kita harus taat kepada tuan di dunia sama seperti kita taat pada Kristus. Petrus berkata: "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik"(1 Ptr. 2:13-14). Penundukan terhadap otoritas atasan bahkan dikatakan bukan saja kepada yang baik tetapi kepada yang berlaku kejam sekalipun. "Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis" (1 Ptr. 2:18).

 

Selain kepada atasan, penundukan diri juga menyangkut bentuk-bentuk hubungan lainnya. Anak-anak hendaklah tunduk kepada orang tuanya (Ef. 6:1, Kol. 3:20), istri tunduk kepada suami (Kol.3:18, Ef. 5:22, 1 Ptr. 3:1), anak muda tunduk kepada yang lebih tua (1 Ptr. 5:5) dan tentu saja di atas segalanya kita harus menundukkan diri kepada Kristus. Firman Tuhan berkata: "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu" (Ul. 10:12-13). Semua ini merupakan hal yang penting untuk kita perhatikan. Kita harus mampu meredam ego agar kita bisa mengaplikasikan sikap penundukan diri seperti yang diinginkan Tuhan. Untuk itu jelas diperlukan sebuah kerendahan hati untuk bisa mempraktekkan sikap ini dalam hidup kita. Apakah hari ini diantara teman-teman ada yang sedang bermasalah dengan sikap penundukan diri ini, baik dengan anggota keluarga, orang tua, dalam pekerjaan, sekolah atau pelayanan? Jika ya berdoalah dan berusahalah untuk memperkuat sikap rendah hati sehingga anda bisa belajar tunduk kepada otoritas orang yang berada di atas anda. Yesus sendiri sudah mencontohkan bahwa penundukan diri merupakan hal yang sangat penting untuk kita lakukan sebelum menerima otoritas yang lebih tinggi lagi. Karena itu, percayalah bahwa kasih karunia Allah akan memberikan kekuatan bagi kita untuk dapat melakukannya dan mengalahkan ego dalam kehidupan kita. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...