Senin, 28 Mei 2018

Renungan hari ini: ALANGKAH DALAMNYA KEKAYAAN, HIKMAT DAN PENGETAHUAN ALLAH

Renungan hari ini: 

ALANGKAH DALAMNYA KEKAYAAN, HIKMAT DAN PENGETAHUAN ALLAH


Roma 11:33 (TB) "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" 

Romans 11:33 (NRSV) "O the depth of the riches and wisdom and knowledge of God! How unsearchable are his judgments and how inscrutable his ways!” 

Tak seorangpun manusia di dunia ini memahami keberadaan Allah seutuhnya. Sebab jika kita mampu memahami Allah seutuhnya maka kita sudah melebihi Allah. Paulus sendiri mengakui hal itu. Paulus dalam pengalaman rohaninya mengaku bahwa kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah sungguh amat dalam. Allah kita adalah Allah yang berkuasa, sehingga tidak ada yang dapat mengetahui dan mengerti pikiran Tuhan. Dan tentu saja, ketika tidak ada yang menandingi Allah, maka tidak ada satu orang pun yang dapat membanggakan diri untuk menasihati Allah. Kitab Yesaya juga menyatakan, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yes. 55:8-9). 

Allah adalah Allah yang sangat kaya, karena Dialah pemilik alam semesta ini. Jika Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas alam semesta, bagaimana mungkin orang dapat memegahkan diri bahwa ia sudah pernah memberikan sesuatu kepada Allah, sehingga Allah harus menggantikannya? Seringkali kita sebagai umat Tuhan, kita sudah menyogok Tuhan dengan persembahan kita, perpuluhan kita, dan lain sebagainya. Kita memberikan persembahan karena kita ingin Tuhan memberkati kita. Padahal andaikata kita tidak memberikan persembahan, apakah Tuhan akan berkekurangan? Tentu saja tidak, tetapi Tuhan sangat mengasihi kita sehingga ia membagikan prinsip Tuhan yaitu prinsip tabur tuai, sehingga ketika kita menabur di dalam Tuhan, maka kita akan menuai juga di dalam Tuhan. Ini adalah anugerah Tuhan yang diberikan khusus kepada kita, orang-orang percaya di dalam Tuhan dan tidak dimengerti oleh orang lain di luar Tuhan.

Jika demikian, apakah yang kita harus katakan? Bukankah dengan demikian maka kita harus menyadari bahwa kita bukan apa-apa dibandingkan dengan Tuhan kita? Masihkah kita memegahkan diri kita ketika Tuhan memberikan berkat kepada kita, atau ketika kita diberi kesempatan untuk melayani Tuhan? Kitab Suci memberikan kesimpulan yang luar biasa dalam ayat 36, yaitu “Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”. Ini adalah prinsip yang harus kita miliki dalam hidup kita. Tuhanlah yang nomor satu, segala hal yang kita alami, baik atau buruk, kita harus gunakan untuk memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita melakukannya?

Bila Allah kita memiliki jalan pikiran yang jauh dari kita, jadi janganlah heran bila banyak pertanyaan yang ada di dalam benak kita. Misalnya pertanyaan mengapa masalah dan persoalan menimpa kita. Mengapa Allah yang baik mengizinkan ada masalah dan ketidakadilan. Otak kita yang cuma segede batok kelapa ini seringkali berusaha untuk mengerti pikiran Allah. Dan anehnya kita seringkali merasa lebih pintar dari Tuhan. Kita merasa bahwa kita lebih cerdas dari Dia. Betapa bodohnya manusia yang merasa seperti demikian!

Firman Tuhan adalah cara termudah untuk dapat memahami Allah. Dia mengungkapkan semua jati diri-Nya di dalam firman-Nya. Dan karena itu dengan bantuan Roh Kudus kita dapat memahami Allah semakin sempurna dari hari ke hari. Sampai pada suatu hari kelak Allah akan ungkapkan semua misteri itu kepada kita. Bila Allah dan firman-Nya mudah dipahami maka Dia bukanlah Allah. Dia hanyalah allah buatan manusia. Dan betapa banyaknya allah buatan manusia ini yang kini disembah oleh banyak orang. 

Allah kita hebat. Dia memang tak terselami oleh akal pikiran kita, tetapi yakinlah bahwa Dia selalu benar dalam bertindak. Dia tidak pernah melakukan kesalahan saat membuat keputusan. Karena itu, sebagai manusia biasa kita tidak akan bisa memahami Allah seutuhnya, kita hanya mencoba mengenal-Nya dari keterbatasan pikiran dan iman kita menuju kesempurnaan di dalam Kristus Yesus. (rsnh)

Selamat Merayakan Hari Raya Waisak 2562 bagi yang merayakannya

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...