Sabtu, 17 Desember 2022

KOTBAH MINGGU ADVENT IV Minggu, 18 Desember 2022 “SAMBUTLAH DIA YANG DIJANJIKAN ALLAH” (Roma 1:1-7)

 KOTBAH MINGGU ADVENT IV

Minggu, 18 Desember 2022

 

SAMBUTLAH DIA YANG DIJANJIKAN ALLAH

Kotbah: Roma 1:1-7         Bacaan: Yesaya 7:10-16


 

Saat ini kita memasuki Minggu Adent IV. Dalam Minggu ini kita akan merenungkan tema “Sambutlah Dia yang Dijanjikan Allah”.  Yesus Kristus sudah dijanjikan jauh sebelum kedatangan-Nya. Janji kedatangan itu dinyatakan dalam sejarah perjalanan manusia dengan Tuhan Allah. Janji itu adalah janji keselamatan dan kehidupan bagi umat manusia. Dia datang sebagai Allah dalam rupa manusia, dan disebut sebagai keturunan Daud. Dia lahir dengan rancangan Allah sendiri, hidup-Nya juga dalam Hikmat dan Kuasa Allah, kematian dan kebangkitan serta kenaikanNya adalah bukti bahwa Yesus berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

 

Kedatangan Yesus ke dunia ini menunjukkan kuasa-Nya. Ia berkuasa atas segala manusia dan segala ciptaan-Nya. Apakah kekuasaan Yesus yang datang itu?

 

Pertama, Yesus berkuasa memanggil dan mengubahkan (ay. 1-2). Pemanggilan para nabi, apostel dan Paulus adalah bukti bahwasanya Allah memiliki kuasa hikmat yang mampu mengubahkan manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Kuasa itu adalah kuasa yang tidak dapat disangkal oleh para nabi, apostel, Paulus dan tentunya juga semua umat manusia. Allah memiliki kuasa atas diri kita dan kehidupan dunia ini. Pemanggilan Allah yang berkuasa kepada manusia yang memiliki banyak keterbatasan itu menjadikan alasan yang mutlak bahwasanya setiap orang yang mau mengikuti Allah adalah hamba Allah. Dalam hal ini yang dimaksudkan sebagai hamba Allah ialah, penerima permintaan Allah sekaligus pelaksana maksud Allah, yakni menjadi rasul yang dikuduskan menjadi pemberita Injil. Dengan demikian, Allah menyatakan kuasanya terhadap Paulus dan berdampak bagi Paulus sebagi orang yang memperoleh pengudusan dan menjadi pemberita Injil, sehingga Injil sampai kepada banyak orang melalui kuasa pemanggilan Allah tersebut.

 

Kedua, Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa atas Janji-Nya (ay. 3). Janji kedatangan Juru Selamat sudah lama dijanjikan sebelum kedatangan-Nya. Janji kedatangan itu bukanlah semata-mata berita perjanjian. Kedatangan-Nya adalah janji Allah, bukan janji manusia atau janji dari pihak yang lain. Jika diperhatikan janji Allah ini berbeda dengan janji yang diberikan oleh dunia ini. Sebab janji Allah adalah janji yang dilaksanakan, namun pelaksanaannya seturut kehendak Allah sendiri. Janji itu bukan janji demokratis, jika ada demonstrasi yang mendesak maka akan terjadi perwujudan janji atau bahkan ada juga yang berusaha memanipulasi janjinya. Kuasa Janji Allah itu tidak terletak pada manusia atau khalayak ramai, namun Allah pasti menepati janjiNya pada waktuNya sendiri. Jadi, kedatangan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa Allah berkuasa penuh atas janjiNya. Demikian juga halnya pada kedatanganNya yang kedua kalinya (parusia), kedatangan-Nya ada dalam genggaman kuasa-Nya. 

 

Ketiga, Yesus berkuasa atas kematian (ay. 4). Yesus Kristus sudah menunjukkan bahwa diri-Nya berkuasa atas kematian. Terbukti dalam kebangkitan-Nya dari kematian pada hari yang ketiga. Walaupun Yesus Kristus menjalani kematian, bukan berarti Dia tidak berkuasa atas kematian. Namun kematian Tuhan Yesus adalah bukti bahwa Dia berkuasa atas kematian setelah kebangkitanNya. Tentang hal ini saya akan coba menerangkan secara rasional. “Sebab bagaimana mungkin kita menyebutkan Yesus Kristus berkuasa atas kematian, jika Yesus Kristus tidak menjalani kematian. Sudah pasti Tuhan Yesus juga tidak akan bangkit dari kematian jika Dia tidak menjalani kematian.  Jadi benar bahwasanya Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berkuasa atas kematian.

 

Keempat, Yesus berkuasa memberikan kasih karunia (ay.  5). Kasih karunia adalah pemberian, tidak suap. Dalam Perjanjian Lama banyak hal karunia (pemberian) baik yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau pemberian Allah kepada manusia. Dalam Perjanjian Baru Kasih Karunia itu lebih menunjuk kepada pemberian Allah secara cuma-cuma atau hadiah (Dorea), pemberian yang baik (dosis), pemberian yang sempurna (dorema). Lalu dalam perikop ini yang dipakai ialah kata Kharis – Kharisma yang merupakan karunia yang baik dan cendrung karunia-karunia rohani dari Allah.

 

Yesus sendiri memiliki kuasa dan berkuasa untuk memberikan kasih karunia itu kepada manusia, karunia itu ialah karunia Roh Kudus, keselamatan dan kehidupan yang kekal. Pada Yohanes 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Juga pada Yohanes 1:16 “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia”. Jadi dengan kuasanya Yesus Kristus yang merupakan Anak Allah berkuasa untuk memberikan kasih karunia itu.

 

Kelima, Yesus berkuasa menguduskan manusia dan menjadi milik-Nya (ay. 6-7). Akibat manusia yang terbatas dan karena keberdosaannya, maka manusia tidak mampu membuat dirinya sendiri kudus. Manusia yang berdosa adalah kontras terhadap Allah yang kudus. Oleh karenanya hanya yang kudus mampu dan berkuasa untuk menguduskan sesuatu yang berdosa. Pada Perjanjian Lama Tuhan Allah sendiri berfirman kepada bangsaNya agar hidup kudus, sebab Tuhan Allah itu kudus adanya. Namun untuk mencapai kekudusan itu, tidak dapat diraih oleh usaha dan kuasa manusia, sebab manusia berdosa sudah berdosa adanya. Yesus Kristus sendiri yang memiliki kuasa untuk menguduskan dan bukan hanya menguduskan namun juga dipanggil menjadi milik-Nya. Tuhan Allah berkuasa atas segala sesuatu yang ada, sebab semua yang ada adalah ciptaan-Nya. Kekuasaan Allah jauh lebih besar daripada apapun yang ada.

 

Tuhan Allah telah mewujudkan rencana keselamatan bagi manusia atas kasih karunia-Nya melalui kedatangan-Nya sebagai manusia, itulah Yesus Kristus yang disebut Anak Allah. Anak Allah itu adalah Tuhan Allah itu sendiri yang ada sejak semula dan selamanyaDia adalah Allah yang tidak berawal dan tidak berakhir dan kuasaNya tidak meliputi segala sesuatu dan tidak akan berkesudahan.

 

Yesus Kristus yang berkuasa di awal, yang berkuasa sekarang, yang berkuasa pada kedatangaNya dan juga yang akan datang dengan kuasaNya sampai selamanya. Dalam Matius 20:18 Tuhan Yesus Berfirman “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.

 

Oleh karenanya, percayalah kepada Yesus Kristus sebab Dia adalah Tuhan Allah yang berkuasa dalam setiap kehidupan. Serahkanlah dirimu kepada Yesus Kristus dan biarkan Tuhan yang berkuasa dalam hidupmu, niscaya karya Allah akan nyata dalam hidupmu di dunia sampai di sorga.  (rsnh)

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Advent IV ini?

 

Pertama, marilah menyambut kedatangan TUHAN yang dijanjikan itu. Penyambutan kita sekarang bukan lagi penyambutan kedatangan-Nya sebagai manusia ke bumi ini, melainkan penyambutan kita adalah kedatangan Yesus ke bumi untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Itulah janji kedatangan Yesus kepada kita saat ini. Kita sedang menanti penggenapan itu. Karenanya pada masa Advent IV ini kita hendak menyambut kedatangan Yesus sebagaimana dijanjikan-Nya kepada kita.

 

Kedua, marilah kita menggunakan kuasa yang TUHAN berikan kepada kita. Kedatangan Yesus kali pertama telah kita rasakan bahwa kedatangan-Nya berkuasa memanggil dan mengubahkan (ay. 1-2), berkuasa atas Janji-Nya (ay. 3), berkuasa atas kematian (ay. 4), berkuasa memberikan kasih karunia (ay.  5), berkuasa menguduskan manusia dan menjadi milik-Nya (ay. 6-7). Dengan kuasa itu membuat kita bergembira menyambut kedatangan-Nya kali kedua sebab kita telah diberikan-Nya kuasa untuk menghadapi pergumulan di dunia ini sambil menanti kedatangan-Nya. Karena itu, sambutlah kedatangan Yesus Kristus kali kedua sebagaimana telah dijanjikan-Nya kepada kita. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Advent IV dan merasakan lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...