Renungan hari ini:
MENEMPATKAN DALAM GELAP
Ratapan 3:6 (TB) "Ia menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati"
Lamentations 3:6 (NET) "He has made me reside in deepest darkness like those who died long ago”
Menempatkan dalam gelap menunjukkan suasana penderitaan yang berat yang sangat sulit di atasi. Hal ini sangat relevan dalam memaknai masa Sabtu Sunyi ini. Pada saat itu para murid Yesus seakan berada dalam situasi dalam gelap yang tidak tahu apa yang terjadi dalam kehidupan mereka paska kematian Yesus di Golgota. Kegelapan menutupi kehidupan mereka. Mereka ketakutan akan dirimereka. Ketakutan akan masa depan mereka. Ketakutan akan kelanjutan misi mereka, dan lain sebagainya.
Jika kita kaitkan dengan masa pandemic Covid 19 yang sedang kita hadapi saat ini, kita seolah-olah berada dalam gelap. Kita tidak tahu entah kapan pandemic Covid 19 ini akan berakhir. Semua kita merasa curiga kepada setiap orang yang kita jumpai. Perasaan kita kena virus dan atau kita sendiri yang membawa virus kepada orang lain. Kita selalu menjaga jarak dengan orang lain, dan sebagainya seolah-olah kita berada dalam masa gelap.
Penulis Ratapan kala itu melihat bahwa penderitaan yang dilihat langsung penulis menimbulkan ratapan kepedihan yang mendalam, “Ia (Allah) menghalau dan membawa aku ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya” (3:2). “Ia menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati” (3:6). Sungguh, hukuman Allah berat. Tidak ada yang mendengar teriakan minta tolong (3:8), tidak ada jalan keluar, bahkan “Ia mengikat aku dengan rantai yang berat” (3:7). Penulis menjadi tertawaan (ejekan) lawan sampai ia dikenyangkan dan diremukkan oleh kepahitan (3:14-15), seakan-akan Tuhan yang menyebabkan penderitaan.
Di tengah penderitaan yang berat, penulis memiliki pengharapan pada kebaikan Allah. Ia meyakini bahwa kasih setia Tuhan tak berkesudahan dan rahmat-Nya tak habis- habis (3:22), bahkan dengan iman dia bisa berkata, “Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia (3:25). Oleh karena itu, “adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” (3:26). Melihat adanya pengharapan dalam Tuhan, penulis mengajak pembaca menyelidiki apa yang telah mereka lakukan selama ini ... serta mengajak umat Allah untuk bertobat dan berpaling kepada Tuhan karena mereka telah mendurhaka dan memberontak kepada Allah (3:40-42).
Mereka menanggung akibat dosa yang mereka lakukan. Air mata mereka bercucuran. Akan tetapi, di tengah kesedihan, timbul kepercayaan pada keadilan Allah, bahkan mereka mulai sadar bahwa Tuhan dekat saat mereka memanggil nama-Nya (3:43-60). Apakah kita sedang mengalami penderitaan dan kesedihan? Bila kita sedang mengalami penderitaan dan kesedihan, dan berada dalam situasi gelap, maka berharaplah kepada Allah karena kasih setia-Nya tetap tersedia bagi orang yang berharap kepada-Nya! Karena itu, hadapilah masa sulit ini (baca: Sabtu Sunyi) dengan harapan bahwa segala pendertiaan (baca: kegelapan) akan berakhir oleh kuasa TUHAN. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita sama-sama beribadah di rumah kita masing-masing