Jumat, 22 November 2019

Renungan hari ini: RENDAHKANLAH DIRIMU

Renungan hari ini: 

RENDAHKANLAH DIRIMU



1 Petrus 5:6 (TB) "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya" 

1 Peter 5:6 (NET) "And God will exalt you in due time, if you humble yourselves under his mighty hand” 

Merendahkan diri merupakan perkara kecil dan sederhana, namun sulit untuk dilakukan. Manusia lebih cenderung meninggikan hati. Kata “merendahkan diri” dalam bahasa Yunaninya berarti membuat menjadi rendah, menjadi kecil, menjadi lemah. Ini berbeda dengan sifat alamiah manusia pada umumnya yang pada dasarnya memiliki kebanggaan atau kedigdayaan pribadi yang enggan untuk diremehkan atau dikecilkan oleh siapapun begitu saja. Namun sesungguhnya prinsip Kerajaan Sorga tentang kerendahan diri jelas berbeda dengan prinsip “kerajaan” manusia.

Tuhan memiliki banyak cara dalam merendahkan kita, termasuk menggunakan orang lain yang berada di sekitar kita. Ia juga bisa menggunakan problema dan masalah untuk tujuan yang sama. Meskipun Tuhan tentu saja tidak dengan sengaja memberikan malapetaka kepada kita, namun Ia dapat menggunakan sesuatu yang terjadi untuk kebaikan kita (Rm. 8:28). Aniaya yang dialami gereja sejak zaman dahulu juga digunakan Tuhan untuk merendahkan diri umat-Nya. Orang-orang yang mengalaminya bisa saja menjadi frustrasi saat menghadapinya, namun daripada mengeluh, Tuhan mau kita memilih untuk merendahkan hati kita kepada-Nya, dan tunduk kepada keilahian-Nya.

Masalah umat Tuhan terbesar adalah seringkali tidak mau tunduk kepada kedaulatan Tuhan, karena terbiasa hidup dalam kebenaran dan cara sendiri yang dianggap lebih baik dari siapapun. Merendahkan diri adalah percaya bahwa Tuhan yang memegang kendali, dan mengerti bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa seijin Tuhan. Dan ketika Dia ijinkan, maka percayalah bahwa Tuhan punya tujuan untuk kebaikan kita.

Kepada siapakah kita merendahkan diri? Menurut Petrus kita harus merendahkan diri di bawah “Tangan TUHAN yang kuat”. Bagi orang Yahudi, istilah “tangan Tuhan yang kuat” itu sangat umum, termasuk juga kita ketika membaca kitab Perjanjian Lama. Kata ini paling sering digunakan berhubungan dengan pembebasan bangsa Israel dari Mesir (Kel. 13: 9; Ul. 3: 24; Ul. 9: 26). Makna dari istilah tersebut menunjuk kepada kekuasaan Tuhan yang dahsyat yang menuntun umat yang sangat dikasihi-Nya ke tempat tujuan, asal saja umat-Nya mau dengan rendah hati dan setia menerima pimpinan-Nya. Dan tangan Tuhan yang kuat itu mampu berperang untuk mengalahkan musuh apapun juga yang mengganggu umat-Nya.

Namun sayangnya, masih banyak umat Tuhan yang seringkali masih “berlindung” dan mengandalkan kekuatan manusia yang mereka pikir lebih nyata dan lebih cepat pertolongannya. Sama seperti bangsa Israel, suatu kali ketika kesusahan datang, yang terpikirkan oleh mereka adalah langsung memutuskan untuk pergi ke Mesir meminta bantuan, meskipun nabi Tuhan sudah memperingatkan bahwa Tuhan punya cara untuk menolong mereka asalkan mereka mau duduk tenang di kaki Tuhan. Salah satu bentuk kesombongan adalah merasa nasihat diri sendiri adalah yang paling baik dibandingkan siapapun juga.

Jika kita sudah merendahkan diri di bawah tangan TUHAN, apakah yang akan kita terima. TUHAN akan meninggikan kita pada waktunya. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi menasihatkan agar mereka menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, dengan tujuan agar segala langkah dan tindakan mereka seturut dengan apa yang dilakukan oleh Yesus. Yaitu demi untuk menyelamatkan manusia, Yesus rela menghambakan diri-Nya dan menyerahkan segala keberadaan-Nya untuk menjadi sama dengan manusia. Dan bukan hanya sekedar tampak dari luar mirip sebagai seorang manusia, namun Yesus benar-benar menyerahkan segala kehendak dan keinginan-Nya kepada Bapa di Sorga, termasuk mati di atas kayu salib.

Segala langkah perendahan diri yang telah Yesus lakukan di hadapan Bapa di Sorga, ternyata membuahkan respons Sorga yang luar biasa. Pada waktu yang ditetapkan Sorga, Yesus ditinggikan oleh Bapa secara luar biasa dengan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Karena itu, marilah merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memilih untuk menggunakan cara dan kekuatan Tuhan dibandingkan dengan cara kita sendiri. Itulah wujud penundukkan diri kita kepada kedaulatan Tuhan. (rsnh)

Selamat berkahir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...