Renungan hari ini:
“TUHAN MEMULIHKAN UMATNYA”
Yoel 2:27 (TB) "Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya"
Joel 2:27 (NET) "You will be convinced that I am in the midst of Israel. I am the Lord your God; there is no other. My people will never again be put to shame"
Mungkin keadaan hari-hari ini terasa seperti apa yang digambarkan di Yoel 2, hari-hari yang gelap dan kelam kabut, hari-hari yang berawan dan kelam pekat. Pada masa Covid 19 setiap hari kita mendengar berita tentang virus ganas yang terus memakan jiwa, kematian di mana-mana. Pemerintah-pemerintah yang seperti kehabisan akal untuk menghadapi serangan virus ganas yang melanda negara mereka. Orang-orang yang berdiam di rumah ketakutan. Dan ketika kita berusaha untuk tidak mendengarkan berita tentang virus ganas ini maka kita akan disodorkan berita menakutkan yang lain, ekonomi yang hancur, begitu banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka, begitu banyak usaha yang gulung tikar, begitu banyak orang-orang yang kelaparan, keadaan yang begitu gelap.
Tetapi ketika jika kita membaca Kitab Yoel pasal 2 ini maka di ayat 25 & 26 kita akan menemukan janji Tuhan buat umat-Nya. Tuhan berkata “Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama Tuhan, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya” (Yoël 2:25-26).
Bukan hal yang mudah untuk bangkit dari kejatuhan atau keterpurukan. Tidak sedikit orang karena beratnya penderitaan dan ketidak-mampuan melihat jalan keluar dari penderitaan menjadi putus asa. Tidak demikian dengan Tuhan Allah. Seberat apapun penderitaan yang dialami umatNya, Allah berkuasa untuk dapat memulihkan dan menyelamatkan umatNya. Kabar sukacita inilah yang disampaikan Yoel kepada orang-orang Yehuda. Serangan belalang yang dasyat, dilanjut dengan musim kering yang panjang telah membuat Yehuda hidup dalam penderitaan yang sangat luar biasa; miskin dan terancam kelaparan. Keadaan tersebut bertambah berat karena adanya ancaman serangan dari pasukan asing (utara).
Yoel menegaskan bahwa jalan keluar dari penderitaan Yehuda bukan dari manusia tetapi dari Tuhan Allah. Allah yang hadir ditengah-tengah mereka tidak disadari oleh umatNya sebagai Allah yang Maha -kuasa. Padahal Ia senantiasa bekerja dalam sejarah, karena Ia peduli dan mengasihi umatNya (ay.18). Allah berjanji untuk memulihkan keadaan Yehuda. Pemulihan Allah akan membuat Yehuda terbebas dari ancaman kelaparan, keamanan bahkan dari cela bangsa-bangsa lain. Tidak itu saja pemulihan dari Allah menjamin masa depan umat. Apa yang hilang dan terampas karena serangan belalang dan musim kering yang panjang akan dikembalikan Allah. Kenyataan ini menyatakan satu hal yang nampak jelas yaitu hidup dan masa depan umat sesungguhnya ada di dalam Allah yang sangat peduli dan penuh belas kasihan.
Allah menghendaki umat-Nya hidup dalam sukacita. Pemulihan yang menghadirkan sukacita itu bergantung sepenuhnya pada ketulusan umat untuk bertobat. Allah mendengar setiap permohonan yang dipanjatkan dengan hati yang bertobat (ay. 19). Artinya tidak ada pemulihan tanpa pertobatan. Melalui pertobatan, kita disadarkan kembali bahwa dalam kehidupan ini ada Allah yang hadir mengampuni dan menyertai kita. Allah yang berkuasa melakukan perkara yang besar, yang penuh kepedulian dan mengasihi kita.
Beruntung, Nabi Yoel berhasil mengajak umat-Nya untuk berbalik kepada TUHAN, sehingga di katakan bahwa TUHAN menyesal atas hukuman yang telah Ia berikan, sebab ia sesungguhnya penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia (ay.13). Bahkan, Tuhan berjanji akan menyuplai kembali kebutuhan-kebutuhan dasar yang umat-Nya perlukan. Di sini kita melihat pemulihan. Di dalam hubungan yang pulih, ada restorasi. Buah pertobatan adalah restorasi itu sendiri: sesuatu yang rusak dibangun kembali, seperti bentuknya yang semula, atau bahkan lebih baik. Dalam restorasi, rasa malu karena dosa diubahkan, sama seperti TUHAN berjanji kepada umat-Nya, “...umat-Ku tidak akan malu lagi untuk selama-lamanya...”.
Sebagai manusia, karena satu dan lain hal, kadang kita terkejut mendapati diri kita berjalan menjauh dari TUHAN. Tidak selalu karena keinginan kita. Lalu, kita mungkin menjadi malu karenanya. Tapi seperti kata nabi Yoel, baiklah kita berbalik kepada Tuhan, tidak ada kata terlambat, karena Dia adalah Tuhan yang welas asih, dan hidup kita pasti dipulihkan-Nya. Karena itu, mari berbalik kepada TUHAN, maka TUHAN akan memulihkan hidup kita dan tidak akan membuat hidup kita malu selama-lamanya. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN