Selasa, 14 Mei 2019

Renungan hari ini: CEGAHLAH MATAMU DARI MENCUCURKAN AIR MATA

Renungan hari ini: 

CEGAHLAH MATAMU DARI MENCUCURKAN AIR MATA



Yeremia 31:16 (TB) Beginilah firman TUHAN: "Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, demikianlah firman TUHAN; mereka akan kembali dari negeri musuh" 

Jeremiah 31:16 (NET) The Lord says to her, “Stop crying! Do not shed any more tears! For your heartfelt repentance will be rewarded. Your children will return from the land of the enemy. I, the Lord, affirm it!” 

Mata pasti pernah berair karena bermacam alasan. Kalau macam tangisan dan air mata adalah macam tangisan yang sebab akibatnya adalah sesuatu yang jelas dan logis, ada pula macam tangisan yang tidak memiliki kejelasan sebab akibat, yakni tangisan dan tetesan air mata yang merupakan rekayasa bermotif. Tangisan kemunafikan dan air mata kepalsuan seperti ini dimisalkan oleh Allah dengan tangisan palsu saudara-saudara Yusuf yang melaporkan kepada ayahnya (Yakub) bahwa Yusuf telah mati makan serigala, padahal faktanya adalah karena dibuang mereka ke dalam sumur atas dasar iri hati.

Bentuk atau macam tangisan yang paling mulia adalah tangisan dan tetesan air mata yang muncul karena ratapan hati yang mendalam dan mencurahkan isi hati kita kepada TUHAN melalui doa-doa kita.

Kita harus sadar bahwa tangisan kepalsuan dan air mata kemunafikan adalah sesuatu yang harus kita hindari. Tangisan seperti ini bukan hanya menipu dan merobek perasaan bahagia orang lain, melainkan pada saatnya akan merobek kepekaan diri akan anugerah yang diturunkan oleh Allah pada segenap makhluk-Nya. 

Tangisan palsu seperti ini biasanya muncul dari hati yang bimbang, keimanan yang penuh keraguan dan konsistensi yang labil. Biasanya, hati seperti ini akan bisa berubah karena dua hal: peristiwa besar yang bisa meremukkan hatinya untuk kemudian bangkit kembali dengan kesadaran baru dan pertobatan serius dan berlanjut yang didukung oleh lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.

Tangisan atau tetesan air mata karena kesedihan dan derita adalah tangisan yang sangat manusiawi ketika dilakukan secara wajar. Berlarut dalam kesedihan untuk waktu yang lama adalah salah satu bentuk ketidakwajaran yang harus dihindari. Air mata kesedihan dan derita yang terus menerus menghiasi jalannya kehidupan bukan sesuatu yang sehat dan menyehatkan, bahkan sangat mungkin membunuh kebahagiaan yang sesungguhnya ada di depan mata. Orang bijak sering berkata: "Seringkali butiran air matamu menutup indahnya nuansa yang ada di depanmu."

Obat mujarab untuk tangisan dan tetesan air mata seperti ini adalah peneguhan hati bahwa Allah adalah bersama kita. Kebersamaan diri dengan Allah akan berbuah kebersamaan Allah dengan diri kita. Ketika Allah bersama kita, maka tak lagi patut untuk bersedih. 

Tangisan dan tetesan air mata kecemasan dan ketakutan sangat perlu dalam kehidupan ini sebagai pengendali nafsu kita agar tidak senantiasa melanggar batas-batas kehendak TUHAN. 

Tangisan dan tetesan air mata karena haru dan syukur atas karunia yang Allah limpahkan adalah suatu keharusan yang perlu ditindaklanjuti dengan tangisan dan tetesan air mata di dalam doa penyembahan kita kepada-Nya. Inilah puncak nilai tangisan dan air mata. Air mata yang mengalir atas nama cinta kepada Allah akan menjadi penyebab datangnya cinta Allah kepada pemilik air mata itu. Karena itu, ingatlah bahwa TUHAN akan selalu mencegah air mata kita mencucur dari mata kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...