Kamis, 22 April 2021

Renungan hari ini: “KUASAILAH DIRIMU” (2 Timotius 4:5)

 Renungan hari ini:

 

“KUASAILAH DIRIMU”




 

2 Timotius 4:5 (TB) "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!"

 

2 Timothy 4:5 (KJV) "But watch thou in all things, endure afflictions, do the work of an evangelist, make full proof of thy ministry"

 

Kata kunci memahami teks hari ini adalah “kuasailah dirimu”. Kemampuan menguasai diri akan melahirkan tidakan sabar menderita, memberitakan Injil dan menunaikan tugas pelayanan. Ketidak mampuan menguasai diri akan menghancurkan tindakan tadi. Itu sebab Paulus menasihatkan Timotius untuk menguasai dirinya dalam segala hal. Dalam terjemahan literalnya frase kuasailah dirimu berarti tahanlah dirimu dari anggur.Tentu saja maksudnya adalah menjaga diri dengan sungguh-sungguh dari pesona nilai-nilai dunia yang dapat menyesatkan Timotius dari kebenaran firman Tuhan, apalagi jika dikemas dengan label ajaran Kristen. 

 

Kita harus akui bahwa yang paling sulit dilakukan adalah menguasai diri dan bersabar ketika berada dalam situasi sulit. Menguasai diri tercakup dalam hal keinginan, emosi, respons terhadap keadaan yang tak sesuai harapan, dan sebagainya. Walau sulit, tetapi itulah yang dipesankan Paulus kepada Timotius, dan tentu bagi kita semua, agar kita dapat kendalikan diri dalam segala hal.

 

Penguasaan diri penting sebagai karakter kita, dan pada akhirnya hal itu merupakan daya tarik yang amat kuat untuk membuat Tuhan Yesus dikenal melalui hidup kita. Dalam pesan Paulus kepada Timotius sebagai pemberita Injil dan dalam menunaikan pelayanan, maka penguasaan diri begitu penting. Paulus berpesan kepada Timotius agar menguasai  dirinya dan sabar dalam penderitaan. Mengapa? karena ternyata menguasai  diri itu tidak mudah. Musuh terbesar dalam hidup kita adalah diri sendiri. Ketakutan, keraguan, kemustahilan, itu semua adalah area dalam diri sendiri.

 

Oleh sebab itu ketika kita bisa menguasai diri sendiri, pastilah bisa menguasai orang-orang bahkan lingkungan di sekitar diri kita. Menguasai  diri bukan hanya sekedar mengatur diri dalam rutinitas yang terjadwal, melainkan lebih dari itu, menguasai diri adalah menahan diri dari pencobaan-pencobaan dengan tetap melakukan  kebenaran Tuhan. Oleh sebab itu perlu penyertaan Tuhan agar kita dapat menguasai diri.

 

Timotius menghadapi banyak sekali pencobaan saat itu, salah satunya adalah tantangan dalam hal memberitakan Injil. Injil murni harus diberitakan walaupun dalam keadaan yang tidak baik atau menyenangkan (ay. 2a). Injil murni harus diberitakan  walaupun beritanya keras dan tidak mengenakkan telinga (ay. 2b). Injil murni  harus diberitakan walaupun tidak populer atau tidak disukai (ay. 3). 

 

Jika kita lihat keadaan saat itu, sesungguhnya  tidak jauh berbeda dengan keadaan sekarang. Hanya bedanya adalah seringkali para hamba Tuhan tidak bisa menguasai dirinya, mereka berkhotbah tidak lagi dalam kemurnian Injil. Mereka memberitakan  Injil tetapi yang hanya enak didengar, isinya berkat dan  kemakmuran melulu. Mereka takut menyatakan kesalahan jemaatnya berdasarkan Firman  Tuhan, malah seringkali  menakuti jemaat supaya rajin memberi persembahan, supaya lebih terkenal dan populer, lebih banyak waktu untuk up-date status media sosial dari pada mencari kebenaran Tuhan. Dengan demikian, fokus bukan kepada  kehendak Tuhan lagi melainkan sudah kedagingannya seperti ingin terkenal, ingin populer, ingin jadwal pelayanan  yang padat, ingin fasilitas pelayanan seperti mobil, apartemen, gedung gereja yang “wah”, ingin jabatan yang tinggi. Padahal untuk apa menjadi populer di hadapan manusia tetapi ditolak Tuhan ?

 

Apa manfaat dari penguasaan diri? Penguasaan diri akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dengan penguasaan diri, kita tidak akan mudah terbawa arus dosa duniawi. Dengan memiliki karakter ini, kita akan semakin serupa dengan juruselamat kita, Yesus Kristus. Kita harus bisa menguasai diri dalam hal apa?  Ada beberapa hal penting yang harus kita kuasai diri, yakni: 

 

Pertama, menguasai pikiran. Jika kita tidak bisa menguasai pikiran kita, maka tindakan kita pun tidak bisa dikuasai pula. Rasul Paulus berkata dalam suratnya di 2 Korintus 10:5b "...Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus." Jadi bisa disimpulkan, bila pikiran kita terus terisi oleh Firman Tuhan, segala perbuatan dan tindakan kita akan terarah dan terkontrol. 

 

Kedua, menguasai lidah atau ucapan. Amsal 21:23 mengatakan, "siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran." Maka dari itu, penting untuk kita untuk mengkontrol setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita ini. Yakobus mengibaratkan lidah kita ini seperti api, "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar." Kenyataannya, banyak sekali masalah yang datang karena perkataan yang kita keluarkan. Jadi sebisa mungkin pergunakan dan kendalikan lidahmu. Gunakanlah lidahmu ini untuk membawa berkat dan bukan menjadi kutuk. 

 

Ketiga, menguasai mata.  Ada tertulis:  "Mata adalah pelita tubuh.  Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;  jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.  Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu" (Mat. 6:22-23). Jika kita tidak dapat menguasai mata kita, maka kita akan mudah sekali untuk terjerumus di dalam dosa. 

 

Contoh orang yang gagal menguasai dirinya: Simson. Simson adalah orang yang sangat terkenal dan diberkati. Ia diberikan kekuatan yang luar biasa. Ia bahkan mampu untuk mengalahkan ribuan tentara Filistin dan menguasai kota. Tetapi Simson tidak bisa menguasai dirinya dan tidak berdaya di hadapan Delilah. Akhirnya rambutnya yang merupakan pusat kekuatan nya selama ini pun dipotong oleh Delilah. Akibatnya Simson tidak lagi memiliki kekuatan untuk mengalahkan musuh. Jadi penguasaan diri seseorang lebih penting daripada kekuatan fisik yang dimilikinya.   Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya ( Ams. 25 : 28). Karena itu, kuasailah dirimu agar kita mampu melakukan kehendak TUHAN. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...