Minggu, 26 Februari 2023

Renungan hari ini: “JANGAN MEMBENCI SAUDARAMU” (Imamat 19:17)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN MEMBENCI SAUDARAMU”

 

Imamat 19:17 (TB) "Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia"

 

Leviticus 19:17 (NET) "You must not hate your brother in your heart. You must surely reprove your fellow citizen so that you do not incur sin on account of him"

 

Kata “benci” berarti sangat tidak suka. Jika kita berkata, “Saya benci kepada penjilat; itu berarti kita sangat tidak suka kepada orang penjilat. Dalam Kitab Suci, kata "benci" diterjemahkan dari kata kerja Ibrani: שָׂטַם- SATAM & שָׂנֵא– SANEDalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja μισέω - MISEÔmemiliki beberapa nuansa arti, yakni: dapat menunjukkan permusuhan yang hebatperasaan antipati yang berkepanjangandan sering disertai niat jahat. Kebencian demikian dapat menjadi emosi kuat yang mendorong seseorang untuk berupaya mencelakai objeknya. "Kebencian" dapat juga memaksudkan perasaan sangat tidak sukatetapi tanpa niat mencelakai objeknya, sebaliknya, berupaya untuk menjauhinya karena jijik terhadapnya.

 

Dalam Ktab Suci, membenci dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu:

 

Pertama, membenci yang dibenarkan Tuhan dan bukti mengasihi Tuhan. Contoh membenci yang dibenarkan Tuhan bahkan bukti mengasihi Tuhan antara lain: 

  • “Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik” (Mzm. 97:10).
  • “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu” (Mzm. 45:8). 

Kedua, membenci yang tidak dikehendaki Tuhan dan dianggap bersalah menurut Tuhan. Contoh membenci yang tidak dikehendaki Tuhan dan dianggap bersalah, antara lain:

  • Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu,tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia” (Im. 19:17).
  • Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1 Yoh.4:20).

 

Ketika orang semakin dekat dan intim bersama Tuhan maka kita akan semakin peka terhadap dosa, baik terhadap yang kelihatan maupun yang tidak. Semakin kita memahami sifat dan karakter Allah, semakin kita akan menjadi serupa seperti-Nya. Kita akan semakin membenci hal-hal yang bertentangandengan Firman dan natur-Nya. 

 

Jika kita membaca secara seksama isi Kitab Suci, maka kita akan menemukan betapa banyak teks yang memberi penjelasan mengenai apa yang dibenci Tuhan, yaitu: 

  • Allah membenci kejahatan (Ams. 6:16; Am. 6:8), dan Ia-pun membenci para pelaku kejahatan (Ul. 32:41); karena itu orang benar membencinya juga (Mzm. 101:3; 139:21 dab; 119:104, 113)
  • Allah membenci penyembahan berhala ( Ul. 12:31; 16:22 )
  • Allah membenci ketidak-adilan ( Yesa. 61:8 )
  • Allah membenci penyembahan yang tidak sesuai dengan tingkah laku (Yes. 1:14 )
  • Allah membenci membenci orang Israel yang melakukan dosa (Hos. 9:15 ) dan juga
  • Allah membenci orang yang melakukan kekerasan. (Mzm. 11:5)

Umat Allah yang setia, mereka akan juga membenci apa pun dan siapa pun yang Allah benci. "Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau" (2 Taw. 19:2). Sang pemazmur juga menuliskan syair demikian: "Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau? Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku" (Mzm. 139:21, 22). Namun, kebencian ini tidak disertai upaya untuk mencelakai orang lain dan tidak sama dengan kedengkian atau niat jahat. Sebaliknya, kebencian ini diwujudkan dalam bentuk perasaan muak terhadap perbuatan kejahatan, sikap yang fasik. Kebencian itu diwujudkan dengan menjauhkan diri dari yang jahat dan orang-orang yang sangat membenci Allah (Rm.12:9, 17, 19). 

 

Kehidupan Ayub yang hidup saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayb. 1:1) juga ada yang membencinya namun dia tidak membalas bahkan tidak bersukacita saat pembencinya mendapatkan malapetaka. Kehidupan Ayub adalah bayangan dari kehidupan Tuhan Yesus. Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (Mat. 4:23). Kehidupan Yesus mewujudkan janji nubuatan yang disampaikan Yesaya (Yes. 61:2 untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,) dan dibuktikan dalam Lukas 4:19 yaitu untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Yesus yang lebih saleh dan benar dari Ayub tetap saja dikucilkan bahkan dibunuh dengan jalan disalibkan. Yesus saat disalibkan berseru kepada Bapa agar mereka yang membunuhNya mendapatkan pengampunan (Luk. 23:34)  

 

Dalam hal membenci sesuatu, Alkitab memberikan petunjuk agar kita membenci dan tidak melakukan apa yang Tuhan benci akan tetapi hal itu akan membuat dibenci/dimusuhi oleh orang (Mrk. 13:13 Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.")

 

Saat kita dibenci atau dimusuhi .... Tuhan Yesus telah berfirman "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu". ( Matius 5:43-44 )  

 

Mungkin kita berpikir Tuhan menghukum orang yang dibenci-Nya. Bukankah siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman? (Mzm. 34:22). Sekalipun membenci yang tidak dikehendaki Tuhan dianggap salah bahkan jika tidak mau bertobat dari hal tersebut adalah suatu kefasikan tetapi Tuhan Allah tetap menghendaki orang tersebut bertobat selama masih ada kesempatan bertobat selama masih hidup di dunia. 

 

Yehezkiel 33:11 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Karena itu, bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!  (rsnh)

 

Selamat memulai karya untuk TUHAN dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...