Renungan hari ini:
TANAH AKAN MEMBERI HASIL
Imamat 25:19 (TB) "Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram"
Leviticus 25:19 (NET) “‘The land will give its fruit and you may eat until you are satisfied, and you may live securely in the land”
Tanah adalah hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Kepemikilkan tanah menjadi hal yang mendesak bagi kelangsungan kehidupan karena dari tanah manusia bisa melansungkan kehidupannya. Dalam masyarakat agraria, “tanah” bukanlah sekedar obyek fisik atau komoditas yang nilainya bisa ditukar begitu saja dengan uang. Tanah menyangkut penghidupan, dimana kehidupan masyarakat tersebut bergantung kepada apa yang dihasilkan oleh tanah tersebut. Ada relasi yang organik antara masyarakat agraria dengan tanah yang ditinggalinya. Dalam masyarakat Israel kuno, misalnya, kata untuk “manusia”, yaitu Adam, berasal dari kata untuk “tanah”, yaitu adamah,seperti yang diilustrasikan dalam kisah penciptaan Adam, di mana “TUHAN Allah membentuk manusia (adam) itu dari debu tanah (adamah) (Kej. 2:7).
Peran tanah sebagai bagian yang tak terpisahkan bagi identitas masyarakat Israel kuno juga ditunjukkan dalam perayaan tahun Yobel, di mana salah satu ketentuan di dalam perayaan tahun Yobel adalah pengembalian tanah kepada setiap pemilik awalnya, yang mungkin telah kehilangan tanahnya di tahun-tahun sebelumnya oleh karena hutang atau sebab-sebab yang lain (Im. 25:13-28). Karena tanah adalah satu-satunya sumber penghidupan masyarakat Israel kuno (terkecuali suku Lewi yang tidak memiliki tanah dan dikhususkan untuk melayani di bait Allah, dan karena itu mereka menerima persembahan dari suku-suku yang lain), orang yang tidak memiliki tanah sama saja dengan kehilangan jati dirinya sendiri.
Tanah yang Tuhan janjikan kepada manusia seharusnya membuat manusia berespon melalui ucapan syukur kepada Tuhan sekaligus juga mengakui akan anugerah Tuhan seperti kelimpahan manna yang Tuhan anugerahkan kepada bangsa Israel. Imamat 25:18-19 berkata, ”Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram. Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram.”
Pada waktu Tuhan menciptakan bumi beserta isinya, Tuhan memerintahkan manusia untuk memenuhi bumi dan menaklukkannya (Kej. 1:28). Hal ini mengajarkan kepada kita untuk dapat mengusahakan dan mengelola dengan baik tanah yang Tuhan berikan, agar terjadi keseimbangan di dalamnya dengan tidak merusak ekosistem yang sudah ada. Oleh sebab itu, bagi setiap kita, sudah seharusnya mulai dari diri sendiri untuk menjaga dan memelihara tanah yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita sebagai respon kita atas berkat berlimpah yang Dia berikan. Karena itu, marilah menghargai dan mengelola tanah dengan sebaik-baiknya demi kelangsungan kehidupan kita di dunia ini. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN