Jumat, 25 Desember 2020

KOTBAH NATAL 2 Sabtu, 26 Desember 2020 “KASIH ALLAH YANG BEGITU BESAR” (Yohanes 3:14-21)

 KOTBAH NATAL 2

Sabtu, 26 Desember 2020

 

KASIH ALLAH YANG BEGITU BESAR

Kotbah: Yohanes 3:14-21 Bacaan: Galatia 4:4-7




 

 

Hari ini kita memasuki Hari Raya Natal Kedua Kelahiran Yesus di dunia ini. Tema kita hari adalah “Kasih ALLAH yang Begitu Besar”. Kasih adalah atributkarakter Allah yang terunggul. Selain itu, Ia bukan hanya mengasihi kita; tetapi Ia adalah kasih (1 Yoh. 4:8). Allah mengasihi setiap manusia yang diciptakan-Nya. Kasih yang memotivasi-Nya untuk memberikan dirinya – dalam pribadi Anak – untuk menyelamatkan dunia. 

 

Kasih ALLAH akan dunia ini begitu besar. Dalam kasih-Nya ada pengampunan, penerimaan, dan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Orang yang tidak percaya pasti akan binasa dan dihukum.  Begitu besarnya kasih Allah kepada dunia yang berdosa ini, melalui karya putra-Nya yang Tunggal Yesus Kristus yang telah melakukan hal-hal di mana tidak dapat dilakukan oleh siapapun selain Allah. Karena kasih-Nya, Ia yang tidak berdosa rela menjadi dosa karena kita, dari musuh Allah kini kita diangkat menjadi anak yang berhak menjadi ahli waris bersama dengan Kristus dalam kerajaan surga. Alkitab mengatakan, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rm. 8:32). 

 

Ada dua hal yang perlu kita pelajari dari perkope ini, yakni:

 

Pertama, Allah memberikan Anak-Nya yang Tunggal. Apa maksudnya Allah memberikan Anak-Nya yang Tunggal bagi kita. Maksudnya adalah:

 

1)   Allah adalah pecinta terbesar atau Allah adalah pribadi dengan cinta yang terbesar. Semua kita tentu lebih senang dicintai dari pada dicuekin apalagi dibenci. Tetapi siapa orang yang mencintai itu jelas juga penting. Kalau kita dicintai oleh walikota, kita pasti akan bangga sekali. Apalagi kalau yang mencintai itu gubernur atau presiden. Tetapi ayat ini tidak mengatakan bahwa walikota / gubernur / presiden mencintai kita. Ayat ini mengatakan bahwa Allah mencintai kita! Walikota / gubernur / presiden itu orang besar, tetapi semua mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Allah, yang adalah Pencipta / pemilik seluruh alam semesta dengan segala isinya!

2)   Bukti bahwa Allah adalah pecinta terbesar adalah bahwa Ia memberikan Anak-Nya yang Tunggal. Ini dilakukan dengan mengutus Anak-Nya datang ke dalam dunia, menjadi manusia sama seperti kita (kecuali dalam hal dosa), menderita dan mati disalib untuk memikul hukuman dosa kita. Jadi, ada hubungan yang sangat erat / tak bisa dipisahkan antara Natal dan Jum’at Agung. Natal harus ada supaya Jumat Agung bisa ada! Yesus dilahirkan pada Natal, supaya bisa menderita dan mati pada Jumat Agung. Menderita dan mati dengan cara bagaimana? Dengan cara yang paling mengerikan, menyakitkan, hina, dan terkutuk. Penyaliban, yang didahului dengan pencambukan!

 

Kedua, Allah memberikan-Nya kepada “dunia”. Siapa yang disebut dengan istilah “dunia’ di sini?” Tentu bukan dunia dalam arti alam semesta atau bumi ini, tetapi manusianya. Tetapi manusia yang mana? Yahudi saja? Terus terang, dulu orang-orang Yahudi mempunyai pandangan bahwa yang bisa selamat itu hanya orang-orang Yahudi saja, dan Allah menciptakan orang-orang non Yahudi hanya untuk menjadi bahan bakar di neraka. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa kata “dunia” ini digunakan dalam Yoh 3:16 ini untuk menentang pandangan Yahudi bahwa hanya orang-orang Yahudi saja yang bisa selamat. Jadi, kata “dunia” ini diartikan sebagai “Yahudi + non Yahudi”! Dengan kata lain, “segala bangsa”!

 

Dari semua ini jelas bahwa Yesus adalah hadiah Natal dari Allah kepada segala bangsa, termasuk saudara dan saya, tidak peduli dari bangsa atau suku bangsa apapun kita berasal! Dan kebalikannya juga berlaku, yaitu: segala bangsa/suku bangsa hanya mempunyai satu Juruselamat/ Penebus, yaitu Yesus Kristus!

  

Timbul pertanyaan kita, mengapa Allah memberikan hadiah itu kepada kita? Dengan kata lain, mengapa Allah mengutus Yesus datang ke dalam dunia pada Natal, lalu menderita dan mati pada Jumat Agung? Jawabannya: Yoh 3:16b - “... supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Jadi, Ia memberikan Anak-Nya yang Tunggal itu supaya kita tidak binasa, atau, untuk menyelamatkan dan memberikan hidup kekal kepada kita!

 

Mungkin ada orang yang bertanya: Tidak bisakah Allah menggunakan cara lain untuk menyelamatkan manusia? Jawabannya: tidak ada! Kalau memang ada, Dia akan pakai cara itu, bukan dengan memberikan AnakNya yang Tunggal!

 

Mengapa tidak bisa? Karena Allah itu adil. Ini menyebabkan Ia HARUS menghukum setiap orang atas setiap dosa yang diperbuatnya. Kalau Allah tak menghukum apakah Ia baik?

 

Untuk menjawab ini, mari kita pikirkan suatu analogi: kalau saudara ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas, lalu saudara merayu-rayu polisi itu, dan akhirnya polisi itu membebaskan saudara, apakah polisi itu baik? Bagaimana kalau ada pencopet tertangkap, lalu merayu polisi itu dan lalu dibebaskan? Apakah polisi itu baik? Bagaimana kalau penjual narkoba, perampok, pembunuh, pemerkosa, dsb?

 

Sekarang kita terapkan kepada Tuhan Allah sendiri. Kalau Ia tidak menghukum manusia berdosa, Ia bukan Allah yang suci, benar ataupun adil! Kalau ada satu dosa saja, bagaimanapun kecilnya, tidak dihukum selama-lamanya oleh Allah, maka Allah kehilangan keadilanNya! Yang bisa Ia lakukan, adalah menyediakan seorang pengganti untuk memikul hukuman dosa itu. Karena itu, Ia mengutus Yesus menjadi manusia pada Natal pertama, lalu mengorbankanNya pada Jum’at Agung, untuk memikul hukuman dosa umat manusia. Dengan demikian Yesus menjadi pengganti bagi kita.

 

RENUNGAN 

 

Apa yang harus kita lakukan dalam memaknai Natal 2 ini?

 

Pertama, terimalah hadiah itu, dengan menerima dan percaya kepada Kristus. Maka kita tidak akan binasa, tetapi memiliki hidup kekal. Kata “binasa” bukan hanya menunjuk pada kematian, tetapi pada perpisahan kekal dengan Allah dan pada hukuman kekal di neraka (2Tes. 1:9).

 

Kedua, berjuanglah meraih Hidup yang kekal. Kata “hidup” kontras dengan “binasa”, dan kontras itu juga ditunjukkan oleh kata “tetapi”. Dan kata “tetapi” ini mengkontraskan sedemikian rupa sehingga disebut sebagai perbedaan terbesar.Pada saat mereka masih hidup di dunia, maka ada kontras yang besar antara Lazarus dan orang kaya. Tetapi setelah mereka mati, keadaan terbalik, dan kontrasnya jauh lebih besar lagi. Memang antara surga dan neraka ada perbedaan yang layak disebut sebagai ‘perbedaan terbesar.

 

Kata “kekal” berarti selama-lamanya. Kalau bisa berhenti / hilang itu namanya tidak kekal (Bdk. Yoh. 10:28-29). Ini jelas menunjukkan bahwa keselamatan tidak bisa hilang! Siapapun yang percaya kepada Yesus dikatakan “mempunyai” hidup yang kekal.

 

Ketiga, percaya kepada Dia (Yesus Kristus). Cara atau jalan supaya tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal adalah dengan percaya kepada Yesus Kristus.  Karena sudah adanya korban Yesus Kristus, maka jalan untuk selamat itu menjadi begitui sederhana dan mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Cara atau jalan ini disebut sebagai kesederhanaan terbesar. Kita tidak mempercayai keselamatan karena perbuatan baik ataupun karena iman + perbuatan baik! Ini merupakan cara / jalan yang ruwet! Semboyan Reformasi adalah SOLA FIDE (= hanya iman). Karena itu, terimalah kasih ALLAH yang begitu besar itu di dalam hidup kita setiap hari. (rsnh)

 

Selamat Hari Natal Kedua 26 Desember 2020 bagi kita semua!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...