Minggu, 25 Juni 2023
“MENGIKUT YESUS DAN MEMIKUL SALIB”
Kotbah: Matius 10:32-39 Bacaan: Yeremia 20:7-13
Minggu ini kita akan memasuki Minggu III setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Mengikut Yesus dan Memikul Salib”. Penulis Kitab Matius menghadirkan tema "Mengikuti Yesus dan Memikul Salib" sebagai bagian dari pengajaran Yesus kepada para murid-Nya. Latar belakang dari tema ini dapat ditemukan dalam konteks sosial, sejarah, dan teologi yang terkait dengan kehidupan gereja perdana pada waktu itu.
Pada saat penulisan Kitab Matius, komunitas Kristen di mana penulis ini berasal mungkin mengalami tekanan, penindasan, dan persekusi. Murid-murid Yesus dihadapkan pada pilihan untuk setia kepada Kristus dan menghadapi kemungkinan penolakan dan penganiayaan dari keluarga, teman, atau pemerintah Romawi yang berkuasa pada waktu itu. Kitab Matius menampilkan ajaran Yesus yang menekankan bahwa mengikuti-Nya akan membawa penderitaan dan pengorbanan, termasuk kemungkinan kehilangan hubungan dengan orang-orang terdekat.
Matius 10:32-39 menyampaikan pesan Yesus kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus mengakui-Nya di hadapan manusia, meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan dan penindasan. Yesus menjelaskan bahwa Ia datang untuk membawa pembaharuan dan konflik, bahkan di antara anggota keluarga. Ia menegaskan bahwa orang yang mencintai keluarga atau kehidupan dunia lebih dari-Nya tidak layak menjadi pengikut-Nya. Salib dalam konteks Perjanjian Baru mewakili pengorbanan dan penderitaan yang terkait dengan mengikuti Yesus. Memikul salib berarti bersedia menanggung penderitaan dan penolakan sebagai bagian dari kehidupan Kristen. Penulis Kitab Matius menekankan pentingnya menerima salib ini sebagai bagian dari pengikut Yesus dan menegaskan bahwa siapa pun yang kehilangan nyawa mereka untuk Yesus akan menemukan kehidupan yang sejati.
Dalam konteks yang lebih luas, tema ini juga berhubungan dengan ajaran keselamatan dan transformasi spiritual yang terkait dengan iman Kristen. Penulis Kitab Matius menekankan bahwa mengikuti Yesus melibatkan totalitas komitmen dan ketundukan kepada-Nya, bahkan jika itu berarti menghadapi kesulitan atau penderitaan. Secara keseluruhan, latar belakang tema "Mengikuti Yesus dan Memikul Salib" dalam Matius 10:32-39 mencerminkan tantangan dan pilihan yang dihadapi oleh komunitas Kristen pada waktu itu, serta pesan Yesus tentang pentingnya mengambil salib sebagai bagian dari pengikutannya dan menempatkan-Nya sebagai prioritas utama dalam hidup.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana cara kita untuk mengikut Yesus dalam kehidupan sehari-hari? Berdasarkan Matius 10:32-39, cara kita "Mengikuti Yesus dan Memikul Salib" dapat dipahami sebagai berikut:
Pertama, mengakui Yesus di hadapan manusia. Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus mengakui-Nya di hadapan manusia. Ini berarti kita tidak boleh takut atau malu untuk mengidentifikasi diri kita sebagai pengikut Yesus dan menyatakan iman kita kepada orang lain, terlepas dari tekanan atau penindasan yang mungkin kita alami.
Kedua, menempatkan Yesus sebagai prioritas utama. Yesus menegaskan bahwa siapa pun yang lebih mencintai keluarga atau kehidupan dunia lebih dari-Nya tidak layak menjadi pengikut-Nya. Oleh karena itu, kita perlu menempatkan Yesus di atas segala sesuatu dalam hidup kita, termasuk hubungan dan kepentingan dunia. Ketaatan dan komitmen kita kepada Yesus harus menjadi yang terutama.
Ketiga, bersedia menanggung penderitaan dan penolakan. Yesus mengajarkan bahwa mengikuti-Nya melibatkan pengorbanan dan penderitaan. Kita harus siap menghadapi penolakan, penindasan, dan konflik karena iman kita. Memikul salib berarti menerima penderitaan ini sebagai bagian dari hidup kita sebagai pengikut Yesus, dengan kepercayaan bahwa Allah akan memberi kekuatan dan penghiburan dalam setiap situasi.
Keempat, kehilangan nyawa kita untuk Yesus. Yesus mengatakan bahwa siapa pun yang kehilangan nyawanya untuk-Nya akan menemukan kehidupan yang sejati. Ini berarti kita harus mengorbankan diri kita sendiri, kehendak kita, dan kehidupan kita untuk mengikuti kehendak Allah dan melaksanakan misi-Nya di dunia ini. Hidup kita harus dipersembahkan sepenuhnya kepada-Nya, dengan mengutamakan kerajaan Allah di atas segala sesuatu.
Kelima, mengikuti teladan Yesus. Seluruh ajaran dan contoh hidup Yesus menjadi panduan bagi kita dalam mengikuti-Nya. Kita harus mengambil teladan-Nya dalam kesetiaan, kasih, pengorbanan, dan pelayanan kepada orang lain. Dalam segala hal, kita harus mengarahkan hidup kita untuk menjadi seperti Kristus dan mengikuti jejak-Nya.
Dalam rangka "Mengikuti Yesus dan Memikul Salib" sesuai dengan Matius 10:32-39, penting untuk menjalin hubungan pribadi yang erat dengan Yesus melalui doa, bacaan Alkitab, persekutuan gereja, dan penghayatan iman sehari-hari. Itu melibatkan komitmen yang kuat, ketabahan dalam menghadapi rintangan, dan kasih yang tulus kepada Allah dan sesama.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dari kotbah Minggu III setelah Trinitatis ini? Tema "Mengikuti Yesus dan Memikul Salib" dalam Matius 10:32-39 mengajarkan beberapa hal yang perlu kita renungkan:
Pertama, keprihatinan akan kesetiaan kita kepada Yesus. Ayat-ayat ini menekankan pentingnya mengakui Yesus di hadapan manusia dan menempatkan-Nya sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Kita perlu bertanya pada diri sendiri sejauh mana kita berani dan tulus mengidentifikasi diri sebagai pengikut Yesus dalam kehidupan sehari-hari dan apakah kita memiliki komitmen yang kuat untuk hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Kedua, nilai dan prioritas kita dalam kehidupan. Yesus memperingatkan bahwa mencintai keluarga atau kehidupan dunia lebih dari-Nya dapat menghalangi kita menjadi pengikut yang setia. Kita perlu memeriksa diri sendiri dan memastikan bahwa Yesus menduduki tempat yang utama dalam hati dan pikiran kita. Kita harus siap mengorbankan segala sesuatu demi mengikuti kehendak Allah dan membangun Kerajaan-Nya.
Ketiga, persiapan untuk penderitaan dan penolakan. Yesus mengajarkan bahwa mengikuti-Nya akan melibatkan penderitaan dan penolakan. Hal ini menuntut kita untuk memiliki ketabahan iman dan kesiapan untuk menghadapi tantangan dan konflik yang mungkin timbul karena keyakinan kita. Kita perlu mempersiapkan diri secara rohani dan memperkuat hubungan kita dengan Allah agar dapat menghadapi segala cobaan dengan teguh dan penuh kepercayaan.
Keempat, pengorbanan sebagai jalan hidup Kristen. Memikul salib adalah simbol pengorbanan dan penderitaan dalam konteks mengikuti Yesus. Kita perlu memahami bahwa hidup Kristen tidaklah selalu mudah, tetapi melibatkan pengorbanan diri, menyangkal diri, dan melayani orang lain dengan penuh kasih. Kita harus siap untuk melepaskan kepentingan dan keinginan pribadi demi kepentingan Kerajaan Allah.
Kelima, janji hidup yang sejati di dalam Yesus. Meskipun penderitaan dan pengorbanan merupakan bagian dari mengikuti Yesus, Ayat 39 menunjukkan bahwa mereka yang kehilangan nyawa mereka untuk Yesus akan menemukan kehidupan yang sejati. Ini menunjukkan bahwa kehidupan yang penuh makna, sukacita sejati, dan kehidupan yang kekal ditemukan melalui hubungan yang mendalam dengan Kristus. Kita perlu memperkuat iman kita dan mempercayai janji-janji-Nya, yakin bahwa hidup yang sejati ada dalam persekutuan dengan-Nya.
Renungan dari tema ini mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali komitmen kita kepada Yesus, mengevaluasi prioritas dan nilai-nilai dalam hidup kita, serta mempersiapkan diri kita secara rohani untuk menghadapi segala tantangan yang mungkin timbul. Selain itu, tema ini juga mengingatkan kita bahwa di balik pengorbanan dan penderitaan yang kita. Karena itu, mari mengikut Yesus dengan setia, pikullah salib kita hingga akhir hidup kita. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!