Renungan hari ini:
“BERBAHAGIALAH ORANG YANG BERDUKACITA”
Matius 5:4 (TB) "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur"
Matthew 5:4 (NET) “Blessed are those who mourn, for they will be comforted"
Kata berbahagia dalam nas hari ini hampir sama dengan teks Lukas 6:21, yaitu bagian yang kedua dari ayat tersebut, “Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.” Sebenarnya kedua teks ini bertolak belakang dari cara dunia berpikir. Dunia tidak menganggap dukacita sebagai satu kebahagiaan. Yesus datang untuk membawa penghiburan bagi orang-orang yang berdukacita, dan kita mau menyelidiki pernyataan ini: apa artinya ini?
Inilah pertanyaannya apakah yang dimaksud dengan dukacita yang disebutkan di sini? Apakah Yesus bermaksud siapa saja yang berdukacita akan dihiburkan tanpa memperhatikan dukacita jenis apa, dan berdukacita karena apa? Apakah arti penghiburan yang sedang dibicarakan di sini? Apakah artinya bahwa “mereka akan dihibur?” Apakah itu bermaksud, bahwa kita akan merasa senang, bahwa Yesus akan membuat kita merasa senang kembali karena kita telah mengalami waktu yang menyedihkan?
Kata “penghiburan” di dalam firman Tuhan, pada dasarnya berhubungan dengan keselamatan. Dihiburkan di dalam firman Tuhan, tidak semata-mata berarti diberikan satu perasaan yang senang, atau ditepuk-tepuk di punggung. Penghiburan berhubungan dengan penghiburan keselamatan. Sebagaimana semua ajaran Yesus yang lain, ajaran-Nya ini berasal dari Perjanjian Lama (PL). Inilah yang dikatakan Yeremia 31:13, “Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur mereka dan menyukakan mereka sesudah kedukaan mereka.” Bila melihat konteks kepada ayat ini, kita akan perhatikan bahwa ia berhubungan dengan keselamatan bangsa Yahudi, keselamatan bangsa Israel. “Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, kedukaan mereka menjadi kesukaan.” Bila kita memperhatikan semua ini, maka kita dapat melihat bahwa penghiburan ini berhubungan dengan keselamatan. Yesaya 40:1 bermula dengan kata-kata ini, “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu.”
Kata “duka cita” dalam nas hari ini menggunakan bentuk “partisip present” yang berarti, “….mereka yang sentiasa berdukacita….” atau “….mereka yang secara terus menerus berdukacita….” Yesus sedang menjelaskan satu sikap hati yang terus menerus. Dan hal ini dipahami oleh Lukas dengan baik sekali: bahwa orang yang menangis sekarang akan tertawa di masa depan. Kata “sekarang” merujuk kepada “zaman ini” atau “di zaman yang gelap dan berdosa ini”.
Apa artinya dukacita yang disebutkan di sini? Kata “duka cita” adalah suatu kesedihan yang menguasai seseorang sehingga tidak dapat disembunyikan. Kata “duka cita” sering dihubungkan dengan kata “menangis”. Itulah alasannya mengapa dalam Lukas kata “menangis” dipakai dan dalam Matius “berdukacita”. “Menangis” adalah ekspresi lahiriah dari kesedihan batiniah yang dalam. Yesus tidak berkata orang yang pernah berdukacita di waktu lampau akan dihiburkan, tetapi orang yang secara terus menerus berdukacita, atau menurut Lukas, “orang yang menangis sekarang” atau “orang-orang yang berdukacita sekarang”. Ini merupakan satu sikap hati yang terus menerus. Kita tidak boleh mengizinkan penafsiran yang dangkal atas teks ini. Kita harus memahami semangat dari ajaran PB.
Pertanyaan kita sekarang adalah dalam hal apa sajakah kita mengalami duka cita itu? Ada banyak hal yang membuat kita berdukacita dan menangis, semisal:
1. Dukacita karena pertobatan. Setiap orang yang bertobat pasti akan berdukacita karena dia meninggalkan segala tindakan yang menyenangkan hatinya menuju kehendak TUHAN.
2. Berdukacita karena konsekwensi/akibat dosa. Orang pasti mengalami duka cita karena akibat dan konsekuensi dosa dan kejahatan yang dilakukannya.
3. Berdukacita karena penganiayaan. Setiap orang yang dinaniaya pastilah berdukacita. Apalagi kita dianiaya karena memberitakan Injil, itu juga sangat menyakitkan.
4. Menangis karena dosa-dosa umat ALLAH. Kita juga bisa berdukacita karena melihat umat Allah melakukan kejahatan. Umat Allah melakukan hal-hal yang menyimpang dari kehendak Allah itu sendiri.
5. Menangis karena cinta pada YESUS dan jemaat-Nya. Kita juga berduka cita karena kita sangat mencitai Yesus dan jemaat-Nya. Kita ingin melakukan yang terbaik bagi jemaat TUHAN tetapi dilarang karena kehendak manusia yang serakah akan kuasa dan jabatan. Karena itu, tetaplah kuat di dalam TUHAN, bersemangat terus walau kita mengalami duka cita, kita punya iman dan harapan bahwa TUHAN akan menghibur kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN