Selasa, 01 September 2020

Renungan hari ini: ORANG YANG LAYAK UNTUK KERAJAAN ALLAH

 Renungan hari ini:

 

ORANG YANG LAYAK UNTUK KERAJAAN ALLAH




 

Lukas 9:62 (TB) Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah"

 

Luke 9:62 (NET) Jesus said to him, “No one who puts his hand to the plow and looks back is fit for the kingdom of God”

 

Tidak semua orang layak masuk ke Kerajaan Allah. Setiap orang harus memenuhi persyaratan untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Penulis Lukas memberikan salah satu syarat itu seperti orang yang membajak. Orang yang membajak sejatinya harus melihat lurus ke depan. Orang yang membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak akan menghasilkan pekerjaan yang baik. Menurut penulis Lukas, orang yang mengikut TUHAN itu, harus fokus ke masa depan bukan menoleh melulu ke masa lalu, ke masalah keluarga, ke masalah pribadi.

 

Ada sebuah peribahasa yang mengatakan “Maju kena mundur kena”. Peribahasa ini hendak menggambarkan Ketika kita melangkah maju atau mundur sama-sama akibatnya. Bagi orang yang sehat secara phisik maupun spiritual pasti lebih memilih untuk melangkah maju daripada mundur. Dalam warta gembira hari ini dikisahkan dua sikap mental orang yang tak berani melangkah maju dengan alasan yang tak dapat dijelaskan dan keterikatan keluarga (melayat dan tradisionil). Tak ada orang yang tidak mengizinkan orang lain minta pamit untuk layat; izin untuk melayat pasti dikabulkan. Banyak orang juga hidup dan bertindak hanya mengikuti selera pribadi atau kebiasaan dalam keluaganya, yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan tuntutan zaman. 

 

Kita semua dipanggil untuk melangkah maju terus menerus, dan untuk itu memang harus memiliki sikap mental berubah terus menerus alias diperbaharui terus menerus. Ingatlah dan sadari bahwa yang abadi di dunia ini adalah perubahan, maka siapapun yang tidak berubah pasti akan segera hilang dalam peredaran alias ketinggalan zaman. Tentu saja perubahan yang baik adalah berubah semakin suci, semakin berbudi pekerti luhur, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Anggota tubuh kita berubah, umur berubah, waktu berubah dst.., apakah cara melihat, cara berpikir, cara merasa, cara bersikap dan cara bertindak juga berubah? Kita semua dipanggil untuk memiliki cara melihat, berpikir, merasa, bersikap dan bertindak sebagaimana dikehendaki Tuhan, sehingga kita tumbuh-berekembang menjadi sahabat-sahabat Tuhan, orang yang sungguh beriman atau membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui sesamanya dan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya.

 

Sekali mengikut Yesus, harus tetap mengikut Yesus. Mengikut Yesus itu adalah sukarela bukan paksaan. Mengikut Yesus itu adalah keputusankita, bukan keputusan orang lain. Jika sudah kita putuskan mengikut Yesus maka kita harus bersiap untuk tetap melayani Tuhan dengan segala talenta yang telah Tuhan beri berikut risikonya. Kita harus siap menerima segala macam ketidaknyamanan dalam melayani Tuhan. Tuhan mengetahui kedalaman isi hati kita, termasuk motivasi pelayanan kita. Kita dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan yang tangguh dan berkomitmen serta tidak lagi menoleh ke belakang. Inilah yang diingatkan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya dan kita. Saat kita sudah berkomitmen untuk melayani, untuk melakukan pekerjaan Tuhan, terimalah tanggung jawab dan risikonya. “Menoleh ke belakang” dalam perkataan Tuhan Yesus di Injil Lukas memberi kesan negatif. “Menoleh ke belakang” di sini bukan berarti kita bisa belajar dari kesalahan di masa lalu. Sebaliknya saat kita menoleh ke belakang, ada banyak hal yang bisa menghalangi kesungguhan kita dalam melayani: masa lalu yang pahit, keluhan, kritik, atau keadaan kita yang menyenangkan di masa lalu. Karena itu, sekali mengambil keputusan mengikut Yesus, teruslah melangkah ke depan, jangan “menoleh ke belakang.” (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN.

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...