Minggu, 14 Juli 2019

Renungan hari ini: BERMEGAH DALAM KESENGSARAAN

Renungan hari ini: 

BERMEGAH DALAM KESENGSARAAN



Roma 5:3 (TB) "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan" 

Romans 5:3 (NET) "Not only this, but we also rejoice in sufferings, knowing that suffering produces endurance” 

Kata bermegah ddalam bahasa aslinya adalahkaukhaomai(καυχάομαι), yang bisa berarti bersukacita atau memberi penghargaan, yang sama dengan memuliakan. Itulah sebabnya dalam bahasa Inggris kata ini diterjemahkan rejoiceatau to glory.Sukacita atau memberi penghargaan tersebut ditujukan kepada kehidupan yang bersekutu secara harmoni dengan Allah atau kemuliaan yang akan diperoleh orang percaya pada kehidupan yang akan datang bersama dengan Tuhan Yesus. Dari hal ini dapat diteguhkan bahwa kasih karunia yang diberikan kepada orang percaya akhirnya bermuara pada kemuliaan yang diterima orang beriman yang benar, baik dalam kehidupan sekarang di bumi maupun di dalam Kerajaan Surga nanti.

Kenapa Paulus memanggil kita untuk bermegah dan bersukacita di dalam kesengsaraan kita? 

Pertama,kesengsaraan akan menghasilkan ketekunan.Kita melihat contoh yang paling sempurna dari aspek ketekunan itu di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus. Penulis Ibrani mengatakan, “Ingatlah selalu akan Dia yang tekun menanggung bantahan yang ehebat itu terhadap diriNya dari pihak-pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus asa” (Ibr. 12:3). Pada waktu engkau mengalami berbagai penderitaan, tantangan dan kesulitan di dalam hidupmu, selalu lihat Yesus Kristus, contoh teladan kita. Seperti rasul Paulus berkata, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa” (2Kor. 4:8-9). Dari situ kita juga akan berkata, “Tuhan, walaupun aku dihempas kesulitan, aku tidak putus asa. Walaupun aku sakit, aku tidak kecewa. Walaupun aku terhimpit, aku tidak habis akal. Semua itu memperlihatkan satu keindahan kekuatan itu bukan datang dari diriku, kekuatan itu datang dari Tuhan.”

Kedua,ketekunan akan menghasilkan tahan uji, satu karakter yang murni, satu karakter yang indah dan agung.Kalau ada penderitaan dan kesulitan datang kepada kita, tujuannya tidak lain supaya membuat “tulang belakang” kita lebih tegak sehingga kita lebih punya dignitas. Mungkin penderitaan dan kesulitan itu datang untuk menjewer telinga kita supaya kita mendengar lebih benar. Mungkin penderitaan dan kesulitan itu datang untuk membuat tangan kita yang lemah menjadi lebih kuat lagi, supaya kita belajar untuk bisa mengerjakan sesuatu lebih rajin dan lebih sungguh. Mungkin penderitaan dan kesulitan itu datang supaya mulut kita menjadi talk about truth di dalam hidup kita. Mungkin penderitaan dan kesulitan itu datang untuk mengikis ego dan membuat kita lebih memperhatikan orang lain.

Melawati penderitaan itu engkau  diproses Tuhan seperti melewati pembakaran dan pemurnian sampai yang tersisa adalah iman yang otentik. Pada waktu seseorang sudah diproses oleh Tuhan, engkau sudah berada di titik yang paling nadir, apa lagi yang engkau masih takutkan? Engkau sudah berada di dalam kebangkrutan yang paling habis-habisan, apa lagi yang engkau masih takutkan? Banyak titik hidup orang Tuhan proses memang sampai yang di titik yang paling dalam. Abraham pernah sampai kepada titik tidak ada kemungkinan bisa punya anak. Yusuf pernah sampai kepada titik masuk ke dalam penjaa Firaun, tidak ada kemungkinan bisa keluar dari situ. Musa pernah sampai kepada titik dari seorang pangeran Mesir menjadi seorang yang tersendiri di padang gurun menggembalakan kambing domba mertuanya. Masih banyak lagi contoh orang-orang yang tidak habis waktu untuk saya sebutkan satu-persatu. Tetapi yang kita tahu orang-orang seperti ini tidak akan pernah lagi takut dan kuatir menghadapi apa-apa, karena mereka sudah masuk ke dalam proses pemurnian Allah yang paling akhir, sehingga keluar dari pembakaran itu mereka sudah murni. Tidak pernah pengujian dari Tuhan bertujuan untuk menghancurkan hidup kita. Setiap ujian dari Tuhan selalu untuk memurnikan hidupmu, sehingga engkau menjadi memiliki karakter murni. Karena itu, bermegahlah dalam kesengsaraan karena itu akan memurnikan karakter kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...