Kamis, 20 Mei 2021

Renungan hari ini: “MEREKA-REKA YANG JAHAT” (Kejadian 50:20)

 Renungan hari ini:

 

“MEREKA-REKA YANG JAHAT”




 

Kejadian 50:20 (TB) "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar"

 

Genesis 50:20 (NET) "As for you, you meant to harm me, but God intended it for a good purpose, so he could preserve the lives of many people, as you can see this day"

 

“Mereka-reka yang jahat” adalah sebuah sikap dan tindakan yang melawan kehendak TUHAN. Orang yang suka mereka-reka yang jahat pada dasarnya adalah orang yang tidak beres hubungannya dengan TUHAN. Orang yang suka mereka-reka yang jahat pada hakikinya adalah anak iblis. 

 

Dalam nas hari ini kita belajar dari pengalaman Yusuf tentang orang yang mereka-reka yang jahat kepadanya. Kalimat yang diucapkan Yusuf dalam nas hari ini keluar setelah orang yang dikasihinya, yaitu Yakub, ayahnya, meninggal dunia. Kematian Yakub membuat saudara-saudara Yusuf ketakutan. Mereka mengira Yusuf bersikap baik kepada mereka karena Yakub masih hidup. Mereka takut Yusuf akan membalaskan kejahatan yang telah mereka perbuat kepadanya. Mereka pernah melemparkannya ke dalam sumur kering, lalu menjualnya kepada orang-orang Ismael. Mungkin saat itu Yusuf berteriak meminta tolong atau memohon belas kasihan, tetapi mereka tidak memedulikan kepedihan Yusuf. Perbuatan mereka sungguh jahat.

 

Kejahatan yang dilakukan saudara-saudara Yusuf membuka penderitaan demi penderitaan bagi Yusuf. Namun, respons Yusuf ketika saudara-saudaranya memohon ampun di luar perkiraan. Yusuf justru mengungkapkan bahwa meskipun mereka mereka-rekakan yang jahat, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan. Mengapa Yusuf bisa mengatakan kalimat mulia tersebut meskipun mengalami penderitaan akibat saudara-saudaranya?

 

Pertama, Yusuf memercayai penyertaan Tuhan. Saat Yusuf ditimpa berbagai pencobaan, Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Tuhan menyertainya dan membuat apa yang ia kerjakan selalu berhasil. Karena Tuhan, ia akhirnya menjadi orang kepercayaan Potifar, lalu menjadi kepercayan sipir penjara dan puncaknya kepercayaan Raja Firaun di Mesir.

 

Kedua, Yusuf telah mengampuni dan tidak menaruh dendam. Yusuf tidak memungkiri apa yang telah dilakukan saudara-saudaranya, tetapi ia juga melepaskan pengampunan. Waktu pengampunan terlepas maka penyertaan Tuhan justru terjadi di dalam dirinya sehingga hidupnya berhasil.

 

Ketiga, Yusuf menyadari rancangan Allah indah pada waktunya. Yusuf melihat rancangan Allah sehingga mengucapkan kalimat tersebut. Ia percaya apa pun yang terjadi, tidak ada yang terjadi di luar izin Tuhan. Ketika seseorang berjalan di dalam terang firman-Nya, apa pun yang terjadi akan membawa kebaikan baginya.

 

Jika kitaa saat ini sedang mengalami kesulitan yang disebabkan oleh orang lain, janganlah membenci pribadi orang tersebut tapi bencilah perbuatan jahatnya dan jangan kita melakukan hal serupa. Percayalah rancangan Tuhan Yesus pasti indah pada akhirnya. Memang tidak mudah melaluinya, tapi teruslah berharap kepada-Nya. Seperti Yusuf yang tetap setia kepada Tuhan hingga akhirnya diangkat Tuhan menjadi berkat bagi bangsa Israel. Karena itu, hindarilah sikap yang mereka-reka kejahatan bagi orang lain agar hidup kita aman dan tentram. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...