Minggu, 08 April 2018

Renungan hari ini: RENDAHKANLAH HATIMU

Renungan hari ini:

RENDAHKANLAH HATIMU


Yakobus 4:10 (TB) "Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu" 

James 4:10 (NRSV) "Humble yourselves before the Lord, and he will exalt you” 

Rendah hati tidak berarti selalu mengalah. Itu hanya ciri orang yang memang tidak suka ribut atau orang yang tidak peduli. Kerendahan hati adalah kesadaran bahwa semua hal yang ada pada diri kita berasal dari Allah, dan untuk kemuliaan Allah (1Kor. 4:7). Kerendahan-hati, tidak memandang tinggi diri sendiri, tidak akan menghakimi, akan menjadikan orang tidak merasa rendah-diri, dan menimbulkan semangat orang untuk bertumbuh dalam damai sejahtera. Orang yang rendah hati, ketika mengetahui orang lain keliru atau tidak mampu hidup sebagaimana seharusnya, ia tidak menghinanya, tetapi mendampinginya. Ia juga akan terus menyemangati dan memberi dorongan, saat seseorang bertumbuh.

Orang yang rendah hati siap menerima teguran ketika ia melakukan kesalahan, berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Orang yang rendah hati memiliki kasih Allah yaitu tidak memegahkan diri dan tidak sombong (1Kor. 13:4b) dan mudah mengampuni orang yang bersalah kepadanya (Mat. 6:14,15). Orang yang rendah hati memiliki kelemahlembutan sehingga ia mudah dibentuk oleh Allah.

Seseorang dapat menjadi rendah hati jika ia menjadikan Kristus yang tinggal di dalam dirinya. Artinya, dalam hidupnya yang dimunculkan adalah pikiran dan perasaan Kristus. Jiwanya benar-benar rela dikuasai oleh Yesus Kristus.

Tuhan Yesus memiliki sikap rendah hati yang sempurna, yang patut kita teladani. Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri dengan menanggalkan segala kekayaan, kemuliaan, kekuatan, kekuasaan, kebesaran, kehormatan, kemegahan yang dimiliki-Nya. Walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (Flf. 2 : 6-8) agar kita juga senantiasa merendahkan diri dan taat kepada Bapa. Karena sikap kerendahan hati-Nya yang luar biasa, Allah Bapa sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas nama.

Ayub adalah salah satu tokoh Alkitab yang memiliki kerendahan hati. Ketika ia diizinkan Tuhan mengalami masalah bertubi-tubi, ia mengoyakkan jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujud dan menyembah (Ayb. 1:20). Sebagai pernyataan kerendahan hati, dengan mengoyak jubah yang menutupi tubuhnya, ia menanggalkan harga diri, kekayaan dan kehormatan yang ada padanya. Ia berserah sepenuhnya kepada Allah dan mengakui bahwa baik harta kekayaan maupun anak-anaknya adalah kepunyaan Allah. Walau memiliki banyak harta kekayaan, (Ayb. 1:3) tetapi ia tidak mengandalkan harta kekayaannya itu. Hatinya melekat kepada Tuhan karena ia tahu semua yang dimilikinya berasal dari Tuhan. Katanya: ”Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayb. 1:21).

Menjadi rendah hati adalah mengenali dengan penuh syukur kebergantungan kita kepada Tuhan—memahami bahwa kita memiliki kebutuhan tetap akan dukungan-Nya. Kerendahan hati adalah suatu pengakuan bahwa bakat-bakat dan kemampuan kita adalah karunia dari Allah. Itu bukan tanda kelemahan, rasa malu, atau rasa takut; itu merupakan pertanda bahwa kita mengetahui di mana letak kekuatan sejati kita. Kita dapat menjadi rendah hati dan tidak takut. Kita dapat menjadi rendah hati serta berani.

Yesus Kristus adalah teladan kerendahan hati terbesar kita. Selama pelayanan-Nya, Dia senantiasa menyadari bahwa kekuatan-Nya datang karena kebergantungan-Nya kepada Bapa-Nya. Dia berfirman, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa …. Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yoh. 5:30). Tuhan akan menguatkan kita sewaktu kita merendahkan diri di hadapan-Nya. Yakobus mengajarkan, “Allah menentang orang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati …. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu” (Yak. 4:6,10). Karena itu, marilah kita belajar untuk terus hidup rendah hati di hadapan TUHAN. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...