Selasa, 17 Januari 2023

Renungan hari ini: “TIDAK ADA JURUSELAMAT SELAIN ALLAH” (Hosea 13:4)

 Renungan hari ini:

 

“TIDAK ADA JURUSELAMAT SELAIN ALLAH”


 

Hosea 13:4 (TB)  Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku. 

 

Hosea 13:4 (NET) "But I am the Lord your God, who brought you out of Egypt. Therefore, you must not acknowledge any God but me; except me there is no Savior"

 

Pernyataan “Tidak ada Juruselamat selain Allah” merupakan penegasan penulis Hosea kepada umat Israel. Umat Israel kala itu mencoba mencari keselamatan di luar Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Karenanya, penulis Hosea mengingatkan mereka bahwa tidak ada Jurusemalat selain Allah. Setiap manusia selalu menginginkan keselamatan dalam hidupnya dan tidak seorang pun menginginkan hidupnya celaka. Berbagai usaha manusia dilakukan untuk mempertahankan hidupnya.

 

Bagi orang beriman kerinduan untuk memeroleh keselamatan itu berdasar pada iman akan Allah sebagai sumber keselamatan yang utama dan terutama. Sejak semula Allah menghendaki agar hidup manusia selamat. Keselamatan itu ditujukan kepada semua manusia tanpa melihat latar, belakang, suku atau kelompok tertentu karena dihadapan Allah semua manusia adalah sama. Semua manusia berharga di mata Allah. Namun dalam kenyataan hidup sehari-hari yang kita jumpai, banyak orang pada zaman sekarang ini hidupnya semakin menjauh dari kehendak Allah bahkan beranggapan hidup dapat dijalani tanpa Allah. 

 

Ada beberapa pandangan orang tentang sumber keselamatan misalnya sebagai berikut:

 

Pertama, Keselamatan bersumber pada barang duniawi. Keselamatan hidup diukur dari kemampuan seseorang mengumpulkan harta benda atau barang-barang duniawi. Mereka merasa tidak membutuhkan Allah lagi karena segala sesuatu di dunia ini dapat diatasi dengan harta yang dimilikinya.

 

Kedua, Keselamatan bersumber pada kekuatan gaib. Dalam dunia modern ini kita masih menjumpai masyarakat yang menggantungkan keselamatan pada kekuatan gaib. Kekuatan gaib ini dianggap mampu menjauhkan malapetaka, memberikan rasa aman, dan memberikan jaminan keselamatan hidup. Kekuatan gaib dipuja sebagai sumber keselamatan sehingga kehendak Allah dilupakan. Kepercayaan pada kekuatan gaib dulu juga pernah disaksikan sendiri oleh Rasul Paulus ketika ia mengabarkan Injil di Atena (Kis. 17:16-34). Kepercayaan orang-orang Atena terhadap patung-patung berhala yang diyakini memiliki kekuatan gaib dimana dianggap mampu melindungi hidup mereka, membuat sedih hati Rasul Paulus. Sikap orang-orang Atena tersebut juga dapat kita temukan dalam masyarakat kita dewasa ini yang menggantungkan hidupnya pada berhala-berhala bentuk yang lain, seperti, mendewakan barang-barang duniawi, memuja benda dan mantra-mantra yang dianggap memiliki kekuatan gaib, serta menomor satukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan menyerahkan hidupnya kepada kehendak Allah.

 

Ketiga, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sumber keselamatan. Ada sebagian orang beranggapan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sumber keselamatan. Mereka menggantungkan hidupnya pada kemajuan ilmu kedokteran dan alat-alat kesehatan. Dengan kemajuan itu mereka merasa dapat memperpanjang usia hidupnya, mereka mulai lupa bahwa hidup dan mati adalah milik Allah. Tak ada seorang pun yang dapat melawan kehendak Allah.

 

Sebagai orang beriman kita harus meyakini bahwa Allah adalah sumber keselamatan sejati. Tidak ada kekuatan lain yang menyelamatkan selain kekuatan Allah sendiri. Allah adalah Pencipta, awal dari segala kehidupan dan sekaligus menjadi tujuan hidup setiap ciptaan. Dia adalah Alpha dan Omega, Awal dan akhir. Sebagai orang beriman kita harus percaya bahwa karya penyelamatan Allah tetap berlangsung dari dulu hingga sekarang. Namun seringkali manusia tidak menyadari karya keselamatan Allah dalam dirinya. Itulah sebabnya Allah kerap kali menyatakan diri-Nya kepada manusia, sebagaimana pernah dilakukan kepada bangsa Israel.

 

Demikian juga dengan diri kita, ada begitu banyak tanda kasih Allah yang dapat kita rasakan dalam hidup kita.Allah telah memberikan napas kehidupan dan juga menciptakan alam semesta yang indah dan kaya untuk menunjang kelangsungan hidup kita. Bukti terbesar kasih Allah yang menyelamatkan umat manusia adalah dengan mengutus Putera-Nya sendiri, Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Namun kenyataannya tidak semua orang mau menanggapi karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus. Sejak kehadiran-Nya, Yesus sudah mengalami berbagai macam penolakan. Masih banyak orang yang tidak percaya dan tidak mau menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

 

Penolakan manusia berpuncak pada peristiwa penyaliban Yesus di Golgota. Penolakan manusia terhadap karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus tidak menghalangi kehendak Allah yang ingin menyelamatkan umat manusia sepanjang masa. Karya penyelamatan Allah itu tetap berlangsung sampai sekarang dilanjutkan oleh para pengikut-Nya melalui berbagai karya pelayanan Gereja-Nya yang kudus. Semua itu menjadi tanda karya keselamatan Allah yang harus kita syukuri yaitu dengan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada kehendak Allah (iman). Kita juga dapat menjadi tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan dengan misalnya membantu teman kita yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran, menjenguk dan mendoakan teman yang sakit, atau menyisihkan sebagian yang kita miliki untuk berbelarasa pada orang-orang yang miskin dan teraniaya dalam hidupnya. Karena itu, pastikan bahwa dirikita harus menjadikan Allah sebagai Juruselamat kita yang tampak dalam diri Yesus Kristus. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...