Senin, 26 Februari 2018

Renungan hari ini: DALAM KESESAKAN


Renungan hari ini:

DALAM KESESAKAN


Mazmur 18:7 (TB) "Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya"

Psalms 18:6 (NRSV) "In my distress I called upon the LORD; to my God I cried for help. From his temple he heard my voice, and my cry to him reached his ears”

Setiap orang pasti pernah mengalami situasi hidup dalam kesesakan. Sesak karena persoalan keluarga yang tak kunjung selesai, persoalan pekerjaan yang tidak menggembirakan, persoalan studi yang tidak berjalan dengan lancar, persoalan politik yang mengancam kita, dan lain sebagainya.

Ada rasa patah semangat, menyerah dan bahkan ingin segera keluar dari masalah dengan cara-cara yang negatif. Cara-cara negatif yang kerap disebut dengan jalan pintar antara lain: mencuri, korupsi, bahkan mengakhiri hidupnya sendiri. Cara-cara seperti adalah cara yang paling tidak disukai oleh Tuhan.

Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam kesesakan. Selama kita masih berjalan di jalan Tuhan, maka setiap ujian yang Tuhan izinkan terjadi, Tuhan akan turut memikulnya. Tuhan hanya ingin kita melalui setiap prosesnya dengan iman dan kesabaran agar beroleh kualitas yang luar biasa. Di dalam setiap kesesakan kita, Tuhan ada. Di dalam setiap jalan buntu yang kita alami, Tuhan akan buka jalan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, sebab Dia adalah Allah yang setia.

Nas kita ini adalah sebagian dari nyanyian syukur Daud kepada Tuhan ketika Tuhan telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Artinya nyanyian syukur ini lahir dari pengenalan akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan atas kehidupannya; dimana dia diselamatkan dan dilepaskan dari mara bahaya yang mengancam hidupnya. Di ay.5-6 digambarkan seperti apa kesesakan yang dialami oleh Daud: “gelora-gelora maut mengelilinginya, banjir-banjir jahanam menimpanya, tali-tali dunia orang mati telah membelitnya, dan perangkap-perangkap maut terpasang di depannya”. Dari gambaran tersebut kita dapat menyimpulkan betapa berbahayanya kehidupan yang sedang dihadapi pe-mazmur yaitu Daud, secara logika hampir-hampir tidak mungkin untuk selamat. Tetapi di dalam kesesakan tersebut Daud melakukan hal yang benar dengan berseru dan berteriak kepada Tuhan yang adalah gunung batu dan tempat perlindungan, perisai dan tanduk keselamatan, kota benteng tempat pelarian dan juruselamat. Tuhan mendengar seruan pe-mazmur dari baitNya dan teriakannya minta tolong masuk ketelinga Tuhan. Itu artinya Tuhan menyelamatkan pe-mazmur dari marabahaya yang menghimpitnya dan dari kecelakaan yang akan menimpanya.

Ketika kita mengalami kesesakan kepada siapakah kita berseru meminta pertolongan? Siapakah yang kita jadikan sebagai gunung batu, tempat perlindungan, perisai dan kota benteng tempat pelarian ketika kita menghadapi pergumulan hidup yang menghimpit kita? Di dalam kesesakan yang kita hadapi berserulah kepada Tuhan dan Dia akan bertindak untuk menyelamatkan kita. Firman Tuhan dalam Mazmur 50:15 mengatakan: “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”Berseru dan berteriak kepada Tuhan menunjukkan hidup yang berserah dan mempercayakan hidup hanya kepada Tuhan tidak kepada yang lain. Dengan nas ini kita diingatkan untuk tidak takut dan khawatir akan kesesakan-kesesakan yang kita hadapi di dunia ini. Kita mempunyai Tuhan yang setia mendengarkan seruan dan teriakan kita minta tolong. Karena itu, berserulah kepada TUHAN saat kita mengalami kesesakan maka Ia akan menolong kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...