Renungan hari ini:
DALAM KESESAKAN
Mazmur 18:7 (TB) "Ketika aku dalam kesesakan,
aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia
mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke
telinga-Nya"
Psalms 18:6 (NRSV) "In my distress I called upon
the LORD; to my God I cried for help. From his temple he heard my voice, and my
cry to him reached his ears”
Setiap orang pasti pernah mengalami situasi hidup
dalam kesesakan. Sesak karena persoalan keluarga yang tak kunjung selesai,
persoalan pekerjaan yang tidak menggembirakan, persoalan studi yang tidak
berjalan dengan lancar, persoalan politik yang mengancam kita, dan lain
sebagainya.
Ada rasa patah semangat, menyerah dan bahkan ingin
segera keluar dari masalah dengan cara-cara yang negatif. Cara-cara negatif
yang kerap disebut dengan jalan pintar antara lain: mencuri, korupsi, bahkan
mengakhiri hidupnya sendiri. Cara-cara seperti adalah cara yang paling tidak
disukai oleh Tuhan.
Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam kesesakan.
Selama kita masih berjalan di jalan Tuhan, maka setiap ujian yang Tuhan izinkan
terjadi, Tuhan akan turut memikulnya. Tuhan hanya ingin kita melalui setiap
prosesnya dengan iman dan kesabaran agar beroleh kualitas yang luar biasa. Di
dalam setiap kesesakan kita, Tuhan ada. Di dalam setiap jalan buntu yang kita
alami, Tuhan akan buka jalan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, sebab Dia
adalah Allah yang setia.
Nas kita ini adalah sebagian dari nyanyian syukur
Daud kepada Tuhan ketika Tuhan telah melepaskan dia dari cengkeraman semua
musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Artinya nyanyian syukur ini lahir dari
pengenalan akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan atas kehidupannya; dimana dia
diselamatkan dan dilepaskan dari mara bahaya yang mengancam hidupnya. Di ay.5-6
digambarkan seperti apa kesesakan yang dialami oleh Daud: “gelora-gelora maut
mengelilinginya, banjir-banjir jahanam menimpanya, tali-tali dunia orang mati
telah membelitnya, dan perangkap-perangkap maut terpasang di depannya”. Dari
gambaran tersebut kita dapat menyimpulkan betapa berbahayanya kehidupan yang
sedang dihadapi pe-mazmur yaitu Daud, secara logika hampir-hampir tidak mungkin
untuk selamat. Tetapi di dalam kesesakan tersebut Daud melakukan hal yang benar
dengan berseru dan berteriak kepada Tuhan yang adalah gunung batu dan tempat
perlindungan, perisai dan tanduk keselamatan, kota benteng tempat pelarian dan
juruselamat. Tuhan mendengar seruan pe-mazmur dari baitNya dan teriakannya
minta tolong masuk ketelinga Tuhan. Itu artinya Tuhan menyelamatkan pe-mazmur
dari marabahaya yang menghimpitnya dan dari kecelakaan yang akan menimpanya.
Ketika kita mengalami kesesakan kepada siapakah kita
berseru meminta pertolongan? Siapakah yang kita jadikan sebagai gunung batu,
tempat perlindungan, perisai dan kota benteng tempat pelarian ketika kita
menghadapi pergumulan hidup yang menghimpit kita? Di dalam kesesakan yang kita
hadapi berserulah kepada Tuhan dan Dia akan bertindak untuk menyelamatkan kita.
Firman Tuhan dalam Mazmur 50:15 mengatakan: “Berserulah kepada-Ku pada waktu
kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”Berseru
dan berteriak kepada Tuhan menunjukkan hidup yang berserah dan mempercayakan
hidup hanya kepada Tuhan tidak kepada yang lain. Dengan nas ini kita diingatkan
untuk tidak takut dan khawatir akan kesesakan-kesesakan yang kita hadapi di
dunia ini. Kita mempunyai Tuhan yang setia mendengarkan seruan dan teriakan
kita minta tolong. Karena itu, berserulah kepada TUHAN saat kita mengalami
kesesakan maka Ia akan menolong kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN