Renungan hari ini:
“MENINJAU KEMBALI PRIORITAS DAN KETAKUTAN KITA”
Yesaya 57:11 (TB2) "Kepada siapa engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau menaruh Aku dalam hatimu? Bukankah karena Aku sudah lama membisu dan maka engkau tidak takut kepada-Ku?"
Isaiah 57:11 (NET) "Whom are you worried about? Whom do you fear, that you would act so deceitfully and not remember me or think about me? Because I have been silent for so long, you are not afraid of me"
Nas hari ini ini mengingatkan kita untuk meninjau kembali prioritas dan ketakutan kita. Apakah kita lebih sering dipengaruhi oleh kekhawatiran akan penilaian manusia atau tekanan dunia, sehingga kita mengabaikan Tuhan dalam keputusan dan tindakan kita? Apakah kita merasa Tuhan jauh atau tidak relevan hanya karena kita tidak melihat konsekuensi langsung dari tindakan kita?
Tuhan juga menyebutkan bahwa Dia telah lama membisu, yang menunjukkan bahwa terkadang dalam diam-Nya, manusia merasa mereka dapat berbuat sesuka hati tanpa rasa takut akan hukuman. Namun, ayat ini menegaskan kembali bahwa sekalipun Tuhan tampak diam, keberadaan dan otoritas-Nya tetap ada. Kita harus selalu mengingat bahwa rasa takut yang benar adalah takut akan Tuhan, yang mengarahkan kita kepada kebenaran, kejujuran, dan kesetiaan kepada-Nya.
Dengan merenungkan ayat ini, kita diingatkan untuk selalu menaruh Tuhan di tempat tertinggi dalam hati kita, dan tidak membiarkan ketakutan atau tekanan duniawi mengalihkan fokus kita dari-Nya. Rasa hormat dan takut akan Tuhan harus menjadi landasan dalam setiap aspek hidup kita, karena hanya dengan itu kita dapat hidup dalam kebenaran dan damai sejahtera-Nya.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dalam nas ini, terdapat beberapa hal penting yang perlu direnungkan, terutama mengenai hubungan antara rasa takut, kejujuran, dan ingatan akan Tuhan:
Pertama, ketakutan yang salah arah. Ayat ini menyoroti bagaimana umat Tuhan lebih takut kepada sesuatu selain Tuhan. Ketakutan itu bisa berupa kekuasaan manusia, kekhawatiran terhadap hal-hal duniawi, atau tekanan sosial. Hal ini membawa mereka pada tindakan yang tidak benar, seperti berdusta dan melupakan Tuhan. Renungan bagi kita adalah, apakah kita sering kali dipengaruhi oleh ketakutan duniawi sehingga mengabaikan integritas kita di hadapan Tuhan? Ketika kita takut kepada hal-hal yang tidak seharusnya, kita sering kali berkompromi dengan nilai-nilai kebenaran.
Kedua, pengabaian Tuhan dalam hidup sehari-hari. Ayat ini juga berbicara tentang bagaimana umat tidak lagi mengingat Tuhan atau menempatkan Dia dalam hati. Ini adalah pengingat penting bagi kita untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita. Pengabaian terhadap Tuhan sering kali terjadi secara perlahan, dimulai dari ketidakpedulian kecil hingga pada akhirnya kita benar-benar melupakan peran-Nya dalam hidup kita. Renungannya adalah, apakah kita masih menjadikan Tuhan sebagai pusat dari keputusan dan tindakan kita, atau kita cenderung melupakan-Nya saat sibuk dengan urusan duniawi?
Ketiga, diamnya Tuhan dan rasa aman yang salah. Dalam ayat ini, Tuhan menyinggung bahwa karena Dia sudah lama "membisu", umat merasa tidak perlu lagi takut kepada-Nya. Hal ini mengingatkan kita bahwa terkadang, ketika Tuhan tampak tidak memberikan hukuman atau intervensi langsung, kita merasa aman dalam perbuatan salah kita. Namun, ini adalah rasa aman yang salah. Tuhan mungkin tampak diam, tetapi itu tidak berarti Dia tidak melihat atau tidak akan bertindak. Diam-Nya Tuhan bisa menjadi ujian bagi iman dan ketaatan kita. Apakah kita hanya patuh karena takut akan hukuman, atau karena cinta dan hormat yang tulus kepada Tuhan?
Keempat, panggilan untuk introspeksi. Ayat ini menantang kita untuk melakukan introspeksi. Kepada siapa kita sebenarnya takut? Apakah kita lebih takut kepada opini manusia, kegagalan di dunia, atau hal-hal sementara lainnya daripada kepada Tuhan yang kekal? Ini adalah ajakan bagi kita untuk memperbaiki sikap hati kita, agar kita kembali mengingat dan menghormati Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan. Karena itu, melalui nas ini, kita diajak untuk merenungkan dan mengubah prioritas dalam hidup. Takut akan Tuhan harus menjadi dasar dari setiap keputusan kita, bukan ketakutan terhadap hal-hal duniawi yang sering kali menyesatkan. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN