Minggu, 06 Januari 2019

Renungan hari ini: BERBAHAGIA MENANTIKAN TUHAN

Renungan hari ini: 

BERBAHAGIA MENANTIKAN TUHAN



Yesaya 30:18 (TB) “Berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!" 

Isaiah 30:18 (NET) “All who wait for him in faith will be blessed” 

“Berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!” Ini merupakan pernyataan yang sangat aneh. Di sini, Allah tidak berkata, “Berbahagialah semua orang yang mendapatkan Dia” atau “Berbahagialah semua orang yang bertemu dengan Dia” melainkan “Berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia.” Apakah yang Allah maksud? Apakah yang hendak Ia sampaikan kepada kita melalui firman-Nya ini? Dan jawabannya sangatlah jelas: penantian terhadap Allah adalah berkat bagi setiap orang percaya.

Dengan kata lain, menantikan Allah bukanlah sesuatu yang yang karenanya kita patut berduka atau merasa bosan. Menantikan jawaban Allah, yang sepertinya diam dan tidak berminat untuk menanggapi seruan dan permohonan kita, bukanlah sesuatu yang karenanya kita patut berpikir bahwa Ia membenci, menolak, dan meninggalkan kita. Justru sebaliknya, jika kita mampu bertahan dan tetap menantikan Dia, sekalipun hadirat dan jawaban-Nya terasa begitu jauh, maka itu berarti bahwa sebenarnya Allah tidak pernah meninggalkan kita. Mengapa? Sebab Dialah yang membuat kita dapat bertahan. Dialah yang membuat hati kita masih terus merindukan dan menantikan hadirat dan jawaban-Nya. Sungguh, menunggu Allah adalah tanda bahwa Allah selalu memberkati dan menyertai kita. Menanti-nantikan Allah adalah penyembahan yang sejati dan upah untuk penyembahan yang demikian adalah “berbahagialah engkau.”

Ini merupakan janji yang sangat menentramkan hati, terutama apabila kita mengerti apa yang akan kita alami ketika kita dipanggil dan dilahirkan kembali oleh Allah untuk menjadi anak-anak-Nya. Ini merupakan janji yang mendamaikan jiwa, terutama apabila kita menyadari konsekuensi yang harus kita hadapi ketika Allah menjadikan kita orang Kristen. Siapakah kita? Siapakah orang Kristen itu sebenarnya? Orang Kristen adalah anak-anak terang (1Tes. 5:5). Orang Kristen adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah yang Ia panggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib untuk melakukan satu tugas yang besar, yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan besar yang Ia lakukan (1Ptr. 2:9). Orang Kristen adalah orang yang memiliki Roh Allah di dalam dirinya dan oleh Roh itu, ia menjadi anak Allah (Baca Rm. 8:9-16). Karena itu, sebagai orang percaya, orang Kristen, teruslah menantikan TUHAN agar hidup kita berbahagia selalu. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...