Jumat, 25 Desember 2020
“ALLAH BERFIRMAN DENGAN PERANTARAAN ANAKNYA”
Kotbah: Ibrani 1:1-4 Bacaan: Mazmur 98:1-9
Selamat Hari Raya Natal bagi kita semua!
Hari ini kita merayakan Hari Lahir Tuhan Yesus di kota Betlehem. Kelahiran Yesus membawa sukacita besar bagi para malaikat, gembala, orang majus dan kita semua pengikut-Nya. Pada ibadah dan perayaan Natal ini kita akan diterangi tema “ALLAH berfirman dengan Perantaran Anak-Nya”. Allah kita adalah Allah yang berbicara. Hal ini terbukti bahwa sejak zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita denganperantaraan nabi-nabi. Kemudian ALLAH berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, Yesus Kristus yang kita rayakan hari ini kelahiran-Nya hari ini.
ALLAH berbicara tidak hanya dulu, tetapi sampai masa sekarang ini Allah masih terus berbicara kepada manusia. Ada tiga fase ALLAH berbicara kepada manusia, yakni:
Pertama, Fase Persiapan - yaitu masa Perjanjian Lama (PL) – dari masa kitab Kejadian sampai Maleakhi (Perjanjian Allah dengan Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub serta Musa - Nubuatan tentang Mesias)
Kedua, Fase Penggenapan - yaitu masa kedatangan Yesus Kristus (Luk. 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.")
Ketiga, Fase Penjelasan - yaitu masa Roh Kudus bekerja melalui Rasul-rasul sampai Murid-murid yang menjelaskan tentang Ajaran Kristus. Amanat Agung Yesus Kristus Matius 28:18-20 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Itu berarti Yesus terus berbicara kepada kita hingga akhir zaman.
Kelahiran Yesus di Betlehem merupakan perwujudan ALLAH berfirman kepada kita. ALLAH memilih dan menetapkan YESUS sebagai alat-Nya untuk berbicara kepada kita. Mengapa Yesus dipilih ALLAH sebagai perantara-Nya berbicara dengan kita? Ada beberapa alasan mengapa Yesus dijadikan-Nya menjadi perantara bagi kita untuk berbicara dengan ALLAH, yakni:
Pertama, Yesus lebih tinggi daripada para nabi (ay. 1). Dituliskan pada ayat 1 Pada zaman Perjanjian Lama Allah berulang kali Allah telah berbicara kepada umat-Nya dengan perantaraan para nabi, tetapi umat-Nya tidak mendengarkan Dia. Lalu akhirnya ALLAH turun ke dunia ini menjadi manusia di dalam diri Yesus untuk berbicara kepada umat-Nya. Artinya, Yesus menjadi perantara ALLAH berbicara kepada kita.
Kedua, Yesus sebagai Anak adalah Pewaris, oleh Dia telah dijadikan alam-semesta (ay. 2). Allah telah berbicara kepada kita melalui Seorang yang memiliki hubungan sebagai Anak sehingga Ia memiliki wewenang penuh sebagai Jurubicara. Di dalam hubungan ini Yesus bersifat unit dan di sini dijelaskan bahwa posisi Anak adalah Ahli Waris. LAI menerjemahkan istilah ini dengan kata “sebagai yang menerima”. Sang Anak ini juga Pelaku penciptaan alam semesta,aspek yang kedua ini menunjuk kepada peranan Tuhan Yesus di masa lalu (masa kepra-adaan Tuhan Yesus sebagai manusia), di mana Ia adalah Sang pencipta yang menciptakan segala sesuatu yang ada.
Ketiga, Yesus adalah Anak yang berhak menerima untuk segala yang ada (ay. 2). Hal ini menyatakan bahwa Tuhan Yesus memiliki otoritas yang setara dengan Allah Bapa. Beberapa kali Tuhan Yesus menyatakannya: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku” (Mat. 11:27); "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Mat. 28:18). Juga Yesus menyatakan bahwa “Aku dan Bapa adalah satu.” Bagi orang Yahudi, mereka mengetahui bahwa hanya Yahweh yang berkuasa di surga dan di bumi. Tidak ada pribadi lain yang bisa disetarakan dengan ALLAH. Penulis surat ini sangat menegaskan hal ini bahwa sebagaimana ALLAH telah memelihara Israel dari Mesir menuju Kanaan, maka Yesus juga yang memelihara mereka dalam perjalanan iman mereka. "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut... Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr. 13:6, 8).
Keempat, Yesus duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi (ay. 3b). Ayat ini menunjuk kepada peranan Tuhan Yesus Kristus pada masa sekarang. "Duduk" adalah kata kerja utama dalam kalimat ini, dan kata kerja ini menyatakan kuasa-Nya yang tidak tertandingi, yakni sebagai "Cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah".Kata Yunani "kharaktêr - χαρακτηρ" (gambar yang persis), dipakai untuk menunjuk kepada kenyataan yang sama, seperti dalam Matius 22:20 di mana kata ini mengacu kepada gambar uang logam Romawi. Kristus merupakan stempel ata cetakan atau karakter Allah.
Melalui pernyataan “cahaya kemuliaan Allah” dan “gambar wujud Allah” penulis Ibrani hendak menyatakan bahwa Yesus adalah perwujudan dari Allah yang tidak kelihatan. Tuhan Yesus menegaskan bahwa “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9). Paulus pun menyatakan bahwa “seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (Kol. 1:19).
Dia juga merupakan pencipta "yang menopang segala yang ada dengan firman-Nya"; baik sebagai Firman yang mencipta (ay. 2) maupun sebagai penopang (ay. 3). Ia berkuasa atas ciptaan Allah. Kuasa dan kewenangan sebagai Pencipta (Sang Khalik) dan Pemikul dosa ini. Kristus memiliki tempat terhormat di sebelah kanan Allah. Selaku Imam Besar pemikul dosa. Dia dapat memberikan penebusan yang sempurna. Sebagai yang "mengadakan penyucian dosa". Ia menyelamatkan manusia, karya-Nya sudah selesai. Dengan demikian kita mengerti penulis surat ini setuju bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya dengan perbuatan baik. Tetapi manusia dapat diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus dengan menerima sebagai Juruselamatnya.
Karena itulah, Dia menduduki tempat di sebelah kanan melalui tindakan Allah Bapa. Tempat ini bukan tempat untuk beristirahat, tetapi tempat kegiatan Sang Imam Besar dan Sang Juru Syafaat. Selaku penggenapan dari Mazmur 110:1; Dia adalah Tuhan (Penguasa,Kurios) atas semuanya.
Kelima, Yesus jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat (ay. 4). Kalau pada ayat 1, Tuhan Yesus dibandingkan dengan para nabi, maka dalam ayat ini Tuhan Yesus dibandingkan dengan para malaikat.
Kata Yunani "kreittôn" (lebih tinggi/unggul) menunjukkan suatu kontras antara Kristus dengan para malaikat. Tugas malaikat adalah menyampaikan amanat Allah kepada manusia. Pada Galatia 3:19 menyatakan "hukum Taurat… disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat di dalam tangan seorang pengantara". Jadi Perjanjian Lama adalah penyataan yang disampaikan melalui malaikat, sedangkan kita sudah membaca dalam Ibrani 1:2 bahwa sekarang dengan perantaraan Anak-Nya sendiri, Allah sudah berbicara kepada kita.
Itulah minimal lima alasan kuat ALLAH menjadikan Yesus sebagai perantara-Nya bagi kita untuk berbicara kepada kita.
RENUNGAN
Perayaan Natal kali ini marilah kita memaknainya sebagai selebrasi ALLAH berbicara kepada kita. Di tengah pandemi Covid 19, ALLAH tidak meninggalkan kita, tetapi ALLAH berbicara kepada kita melalui Yesus.
Natal 2020 ini mengajak kita untuk meningkatkan intensitas, mutu, dan kualitas berbicara kita kepada ALLAH melalui Yesus. Kita jangan asal bicara, jangan bicara ngelantur, jangan bicara tak sopan dan tak beretika. Mulailah membangun cara bicara yang baik, yang fokus, beretika dan sopan. Saat kita beribadah, berdoa, bernyanyi, lakukanlah dengan baik dan sepenuh hati karena itulah bagian dari saran akita berbicara kepada TUHAN. Kiranya melalui Perayaan Natal ini kita menjadi orang yang pandai berbicara kepada ALLAH melalui Yesus. Kita tingkatkan intensitas, volume dan jam bicara kita kepada ALLAH. Kita tidak hanya bicara di kala beribadah di Gereja, tetapi kita berbicara di sepanjang jalan kehidupan kita. Karena itu, berbicaralah dengan ALLAH melalui Yesus di setiap perjalanan hidup kita. (rsnh)
Selamat Merayakan Hari Natal 25 Desember 2020 bagi kita semua!