Minggu, 28 November 2021

Renungan hari ini: “PERSIAPKANLAH JALAN UNTUK TUHAN” (Yesaya 40:3)

 Renungan hari ini:

 

“PERSIAPKANLAH JALAN UNTUK TUHAN”




 

Yesaya 40:3 (TB) Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" 

 

Isaiah 40:3 (NET) A voice cries out, “In the wilderness clear a way for the Lord; construct in the desert a road for our God"

 

Padang gurun atau padang belantara ialah tempat yang kacau, tak teratur, tak terawat, terabaikan, tak berguna dan sia-sia; sebuah tempat tanpa jalan. Itulah gambaran Alkitab tentang padang belantara. Padang belantara ialah sebuah majas bagi kondisi rohani Israel pada waktu itu. Padang belantara ialah sebuah kiasan bagi keadaan rohani manusia yang tak bertuhan. Untuk menyambut kedatangan sang Raja, ada hal yang harus kita lakukan. Kita tidak hanya duduk-duduk menantikan. Kita harus “persiapkanlah…luruskanlah jalan untuk Tuhan!” (Yes. 40:3)

 

Perhatikan baik-baik bahwa itu bukan jalan yang Ia persiapkan untuk dirinya sendiri. Kita yang harus persiapkan jalan itu, kita yang harus meluruskannya. Ketika Ia tiba di pintu hati kita, apakah Ia akan menemukan sebuah jalan untuk dilewati? Atau hanya semak duri? Tanah becak? Tanah berlubang-lubang? Kita harus menjauhi Kekristenan di mana Allah yang berbuat segalanya; Ia yang menarik kita, Ia yang mengampuni kita, Ia yang membebaskan kita dari dosa dan segala masalah, dan kita sendiri tidak berbuat apa-apa. Kita tinggal percaya saja  dan Dia akan melakukan segalanya. Ini bukan Kekristenan. Firman Tuhan berkata, “Aku sedang dalam perjalanan, engkau mempersiapkan jalannya!”

 

Ada hal-hal yang Allah janji akan Dia lakukan; dan ada hal-hal yang Allah berharap kita yang lakukan. Kehidupan rohani adalah sebuah kemitraan antara Allah dan kita. Hikmat ialah kemampuan untuk membedakan bagian Allah dan bagian kita. Allah tidak akan melakukan apa yang Dia harap kita lakukan. Dia berharap kita yang merendahkan diri kita, supaya Dia yang akan meninggikan kita. Bagian Dia meninggikan kita, bagian kita merendahkan diri kita. Jangan sampai Dia yang terpaksa merendahkan kita!

 

Apa yang harus kita lakukan dalam mempersiapkan jalan untuk TUHAN? Ada empat hal yang harus dilakukan, yakni:

 

Pertama, setiap lembah harus ditimbun. Setiap lembah harus ditimbun berarti yang kosong harus diisi. Marilah kita mulai mengerjakan hal-hal yang selama ini kita abaikan. Mungkin ada yang melalaikan doa, mungkin ada yang melalaikan firman Allah. Mungkin juga tanggungjawab tertentu. Apakah ada tanggungjawab yang harus saudara penuhi, yang selama ini ditunda-tunda? Di dalam Alkitab, ada dua macam dosa yang disebut, sin of commission (dosa pelanggaran) dan sin of omission (dosa kelalaian). Dosa pelanggaran terjadi ketika kita melakukan hal yang tidak harus kita lakukan. Dosa kelalaian terjadi ketika kita lalai melakukan hal-hal yang harus kita lakukan. Banyak orang Kristen yang hidupnya kelihatan baik-baik saja, cukup bermoral, tidak melakukan pelanggaran tetapi tetap sebuah lembah besar karena mengabaikan hal-hal yang harus dilakukan. Ketiga-tiga perumpamaan Yesus tentang penghakiman di Matius 25 (tentang gadis-gadis yang bodoh dan bijaksana, tentang talenta, tentang domba dan kambing) merupakan contoh-contoh utama dari dosa kelalaian. Isilah hidup kita dengan hal-hal yang membuka jalan untuk Dia datang dan masuk ke dalam hidup kita.

 

Kedua, setiap gunung dan bukit harus diratakan. Setiap gunung dan bukit diratakan pula merujuk kepada penghalang dan rintangan yang perlu disingkirkan. Segala yang menghalang jalan Tuhan untuk masuk ke dalam hidup kita. Ini merujuk khususnya kepada ego kita, si aku, dosa-dosa dan keangkuhan diri kita. Semua ini bagai gunung dan bukit yang menghalang jalan Tuhan. Semua ini harus kita singkirkan dan ratakan sebelum kita dapat mengalami lawatan Tuhan. Gunung Si-Aku ini hanya dapat diratakan dengan kekuatan yang luarbiasa. Yesaya 40:3 berbicara tentang membangun “jalan raya bagi Allah kita” atau dalam bahasa Inggris, “highway for our God”. Di zaman sekarang, kita memakai bahan peledak. Gunung dan bukit diratakan dengan menggunakan bom! Namun menurut pengajaran Yesus, gunung dipindahkan dengan iman. Dengan kata lain, kita membutuhkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada bom, yaitu kekuatan Allah itu sendiri. Siapa saja yang pernah berusaha menjalani kehidupan Kristen ini dengan serius akan tahu bahwa gunung si-aku merupakan musuh penghalang yang paling besar. Tanpa iman, tanpa kekuatan Allah, adalah mustahil gunung ini dapat diratakan atau dipindahkan.

 

Ketiga, yang berliku-liku diluruskan. Yang berliku-liku diluruskan. Apa maknanya ini? Kita tahu yang namanya orang bengkok, yang belat-belit, orang yang licik, yang manipulatif, yang tidak jujur, yang memanfaatkan orang lain. Luruskanlah hatimu itu. Hiduplah dengan penuh integritas, jujur, tulus, iklas dan simpel supaya orang tidak perlu menebak-nebak niat hati kita yang sebenarnya. Jalan yang berliku-liku bikin pusing semua orang. Orang yang berkarakter seperti ini benar-benar membuat orang-orang di sekitarnya “pusing”.

 

Mungkin malam ini juga saudara renungkan di hadapan Tuhan, “Apakah ada sesuatu dalam hidupku yang perlu diluruskan?” Banyak orang yang tahu hidupnya kacau seperti benang kusut. Pikiran kita kabur dan tidak jelas apa yang membuat hidup kita begitu berantakan. Sebenarnya solusinya cukup simpel. Saudara hanya perlu renungkan dengan tenang dan daftarkan satu per satu hal-hal yang saudara tahu yang perlu diluruskan dalam hidup saudara, dari yang kecil sampai yang besar. Daftarkan satu per satu dengan jelas. Jangan memandangnya sebagai sebuah gumpalan kekacauan yang besar. Mulai dengan hal sekecil seperti merapikan tempat tidur setelah bangun tidur! Setelah itu kita bisa mulai mentackle hal yang lebih besar seperti mulai berdoa dan membaca firman. Kemudian lebih besar lagi seperti selalu berbicara jujur, menangani amarah dan seterusnya.

 

Keempat, yang berlekuk-lekuk didatarkan. Yang terakhir, yang berlekuk-lekuk didatarkan. Dalam bahasa Inggris, jadikanlah “the rough road smooth”, atau “jadikanlah jalan kasar itu halus”. Boleh dimaknai dengan lakukan semuanya ini dengan telaten, dengan teliti, dengan saksama. Lakukanlah segalanya ini sehingga jalan itu halus supaya perjalanannya lancar. Kita tidak mau jalan yang bergelombang, jalan yang jendal jendul. Dia menginginkan sebuah jalan yang mulus. Ketelatenan dan ketelitian merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan rohani. Allah adalah Allah yang perfeksionis. Perhatikan kata “setiap” yang dipakai dua kali: “setiap lembah akan ditimbun” dan “setiap gunung dan bukit diratakan”. Berarti tidak ada yang sisa. Apakah kita puas dengan sesuatu yang “asal jadi saja”? Ini berarti apakah itu lembah yang dalam atau lubang yang kecil, saudara akan isi; apakah itu gunung besar atau benjolan kecil, saudara akan ratakan; apakah bengkoknya besar atau kecil, saudara luruskan. Saudara akan perhatikan bahwa di dalam Alkitab tidak ada yang disebut dosa kecil atau dosa besar. Mencuri seribu rupiah atau 1M itu namanya mencuri. Besar kecil sebuah dosa itu biasanya dinilai dari akibatnya. Namun secara rohani, besar kecil sebuah dosa itu dinilai dari terhadap siapa dosa itu dilakukan. Siapa pemberi perintah yang menentukan besar kecilnya sebuah pelanggaran itu. Karena itu, lakukanlah empat hal ini untuk mempersiapkan jalan Tuhan, maka Tuhan akan melawat kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...