Senin, 25 April 2022

Renungan hari ini: “MENGAPA HIDUP MENGELUH?” (Ratapan 3:39)


 Renungan hari ini:

 

“MENGAPA HIDUP MENGELUH?”

 

Ratapan 3:39 (TB) "Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!" 

 

Lamentations 3:39 (NET) "Why should any living person complain when punished for his sins?"

 

Pasti setiap orang dalam kehidupannya pernah mengeluh. Dalam nas hari ini Nabi Yeremia mengajukan satu pertanyaan, Mengapa orang hidup mengeluh? Pertanyaan ini muncul hasil refleksi diri dari meratapi bangsanya yang menderita di pembuangan Babel. Setidaknya kita memiliki tiga masalah yang sering dikeluhkan, seperti: (1). manusia mengeluh karena rasa sakit; (2). manusia mengeluh karena mengalami kegagalan; (3). manusia mengeluh karena dosanya; (4). Dan lain sebagainya.

 

Dari ketiga masalah itu, kita tentu lebih menekankan keluhan manusia itu karena dosanya. Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya. Karena upah dosa adalah maut (Rm. 6:23).  Ketika kita sadar bahwa kita manusia berdosa dan akibat dosa adalah kematian kekal, patutlah kita mengeluh dan berseru kepada Tuhan Yesus karena hanya Dia yang dapat menghapus dosa kita (Yoh. 1:29). 

 

Dari nas hari ini kita dapat beberapa pelajaran, yakni:

 

Pertama, hindarilah hidup yang terus-menerus mengeluh. Kita jangan menjadikan sikap mengeluh   menjadi suatu kebiasaan. Ketahuilah kebiasaan mengeluh  hanya akan menguras energi kita dan mengeluh membuat kita jadi bodoh dan tidak mampu berpikir. Kita mengeluh  karena ada permasalahan. Biasanya kita akan tanpa sadar mengeluh. Bisa secara spontan atau lewat perbincangan bersama teman yang biasa disebut curhat. Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita.  Kita perlu menyadari bahwa hal ini akan terjadi hampir setiap hari dalam kehidupan yaitu kenyataan yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

 

Kedua, mengeluh bisa membuat diri kita ingin marah. Jika kita terus-menerus mengeluh, maka kita akan terpancing jadi emosi dan marah. Kemarahan akan merusak dirikita dan juga orang lain. Tetapi bisa juga seseorang mengeluh untuk mengharapkan simpati atau mendapatkan pengakuan dari sekitarnya dengan cara mengeluh. Hal ini tidak disarankan.

 

Ketiga, kalahkanlah kebiasaan mengeluh dengan cara perbanyak rasa syukur kita setiap hari. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tes. 5:18). Meski kita mungkin sulit untuk menemukan apa yang kita syukuri, setidaknya kita bersyukur masih diberikan nafas kehidupan. Jika pasangan kita terbiasa mengeluh, dengan memarahi dan menegurnya tidak akan mengubah apa-apa. Mengeluh sesungguhnya tidak menyelesaikan masalah malah sebaliknya akan menambah masalah. Tetapi belajarlah menolong pasangan supaya mengerti kekuatan dari rasa syukur. Beryukur jauh lebih menguntungkan, lebih baik, lebih sehat, lebih harmonis dan lebih membahagiakan bagi hidup kita dari pada mengeluh. Ketika kita mengeluh, maka sebenarnya hidup kita akan menjadi lebih sakit, lebih buruk dan damai sejahtera akan menjauh dari hidup kita.

 

Perbanyaklah sifat bersyukur karena ketika hal itu dilakukan secara terus-menerus, maka itu akan menjadi karakter dan kalau itu sudah menjadi karakter, maka hal itu menjadi habit atau kebiasaan kita. Pada sisi lain, rasa syukur akan mengikis rasa mengeluh bahkan akan mengusirnya dari dalam hidup kita dan juga keluarga kita. Sebagai gantinya, akan tumbuh rasa optimisme, pengharapan dan iman yang kuat dalam menjalani kehidupan ini. Dengan bersyukur, rumah tangga akan harmonis, berkat-berkat Tuhan akan teralirkan ke dalam pundi-pundi kita, dan kesehatan kita pun akan terjaga baik emosi, psikis dan juga fisik kita karena damai memenuhi hati dan pikiran kita. Karena itu, ambil komitmen untuk tidak membiarkan perasaan mengeluh itu menguasai dan mengontrol hidup kita. Kalahkan kebiasaan mengeluh dengan selalu mengucap syukur dalam segala hal setiap hari. Jadikan bersyukur sebagai cara dan gaya hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...