Rabu, 17 April 2019

KOTBAH KAMIS PUTIH Kamis, 18 April 2019 “JADILAH KEHENDAKMU”

Kamis, 18 April 2019

Kotbah: Lukas 22:39-46  Bacaan: Mazmur 27:7-14



Hari ini kita akan merayakan Kamis Putih.  Kamis Putih adalah hari pertama dari Tri Hari Suci Paskah.Kamis Putih ini menandai dimulainya Triduum Paskah. Pada hari ini kita merayakan kembali perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus bersama 12 Rasul. Dikatakan sebagai perjamuan terakhir karena pada malam itu Yesus dikhianati oleh murid-Nya, Yudas Iskariot. Malam itu, Yesus menunjukkan kasih-Nya hingga rela kehilangan nyawa bagi seluruh manusia di dunia. Pada malam itu Yesus menyerahkan tubuh dan darah-Nya pada Bapa di Surga dalam wujud roti dan anggur yang diberikan kepada para rasul untuk memberi kekuatan bagi mereka. Yesus juga meminta apa yang Dia lakukan malam itu terus dilakukan oleh para pengikut-Nya.

Pada perayaan Kamis Putih ini kita akan membahas tema “Jadilah Kehendak-Mu”.Perkataan ini muncul dari Yesus sendiri saat Ia berdoa di Taman Getsemani. Dalam doa-Nya Yesus bergumul berat atas kehidupan-Nya. Pergumulan-Nya yang berat itu diutarakan-Nya dala doa-doa-Nya.

Dalam perikop hari ini, Yesus sangat mementingkan doa dan Ia sering berdoa di tempat yang sepi di luar kota. Dikatakan (ay. 39) “Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Di tempat itu (ay. 40), Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan (godaan, ujian)”. Pencobaan ini pasti berat dan bukan penyerahan kepada kejahatan. Dan ini sudah dikatakan oleh Yesus di ayat 37, bahwa nas kitab suci digenapi di dalam Dia, bahwa Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak, dimana hal ini kemudian mengakibatkan mereka tercerai berai setelah Yesus ditangkap seperti seorang penjahat, pada ayat-ayat selanjutnya dari perikop ini. Setelah berkata demikian (ay.  41) Ia menjauhkan diri, artinya mencari tempat sendiri, dari mereka kira-kira sepelempar batu. Lalu Ia berlutut dan berdoa. Dalam doa ia berkata  (ay. 42) “Ya Bapa-Ku, jika-lau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukan-lah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Cawan menunjuk pada penderitaan yang akan dialami-Nya. Yesus bermohon supaya Ia tidak mengalami-Nya. Tapi dalam ketaatan-Nya Ia berkata bukanlah kehendak-Ku, melainkan ke-hendak-Mu yang terjadi. Ini menunjukkan kesediaan untuk mengikuti kehendak Bapa yang terjadi, sekalipun Ia menderita untuk maksud penyelamatan manusia (lih. 9:22, 18:31-33, 22:20-22).

Pergumulan Yesus untuk menaati kehendak Bapa-Nya tentulah sangat berat, hal ini dibuktikan dengan hadirnya seorang malai-kat dari langit untuk memberi kekuatan kepada-Nya (ay. 43). Kekuatan, bukan untuk menghindari penderitaan, tapi kekuatan untuk meminum cawan penderitaan. Ini membuat Yesus sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (ay.  44). Lukas tidak mengatakan bahwa keringat-Nya itu berupa darah; dia hanya mengatakan bahwa keringat itu seperti darah. Tercatat beberapa kasus dalam sejarah kedokteran di mana penderitaan mental yang berat disertai dengan menetesnya darah dari kulit, karena pecahnya pembuluh darah.

Sesudah berdoa (ay. 45) Yesus kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Para murid bukannya tidak peka terhadap penderitaan Guru mereka, tetapi mereka kelelahan akibat ketegangan fisik dan emosi. Yesus berkata kepada mereka (ay. 46): “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Yesus mengulang kembali supaya mereka berdoa, berarti doa penting dan sangat penting untuk dilakukan supaya, mereka tidak jatuh (jatuh = tidak tahan) dalam pencobaan.

Apakah yang dimaksud dengan jadilah kehendak-Mu? 

Pertama,Yesus berdoa dengan jujur menyerahkan kehendak TUHAN terjadi atas diri-Nya. Kejujuran dalam doa kita tidak dapat memaksa Allah untuk mengabulkan yang kita mohon. Allah tetaplah Allah. Dia mempunyai rencana dan kebijaksanaan yang sempurna. Oleh karenanya tidak semua doa yang tulus dikabulkan. Jangan kaget. Memang begitu. Setidaknya Yesus Kristus sendiri mengalami. Renungkan yang didoakan Yesus di taman GetsemaniYesus berdoa,"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Apakah doa ini kurang jujur? Sangat jujur. Sebagai manusia yang sudah tahu nasib yang akan menimpa diriNya, Yesus sangat berharap dibebaskan dari penderitaan. Sangat jujur. Dengan sangat jelas Dia mengesampingkan kehendakNya sendiri dan menjunjung tinggi apa yang dikehendaki Allah Bapa-Nya.

Lalu, apa yang dialami Yesus? Boleh dikatakan, doa permohonan-Nya tidak dikabulkan. Jadi saudara jangan berharap melebihi Yesus dan bisa memaksa Allah Bapamu dengan kejujuran. Yesus jujur dengan dirinya dan kepada Allah Bapa. Kalau memang ada cara lain, kalau memungkinkan, Dia tidak perlu naik ke salib. Walaupun memang pada awalnya, Dia sudah berkomitmen untuk naik ke ata kayu salib. 

Kedua,Yesus menyerahkan diri-Nya.  Doanya yang kedua, ini bukan lagi doa yang jujur, tetapi sebuah doa penyerahan. Doa yang menyatakan bersedia menatati kehendak Tuhan. Doa Tuhan Yesus yang kedua berbunyi "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Penekanannya adalah bukan pada biarlah cawan ini lalu. Tetapi pada kata: Jadilah kehendak-Mu. Kalimat jadilah kehendakMu adalah kalimat kemenangan. Kehendakmu yang jadi, bukan khendakku. Inilah inti dari ketaatan yang benar dan disnilah sebuah kemenangan rohani mulai diperoleh. Disnilah sukacita akan kita alami, jika bisa menerima kehendak Tuhan.

Mengatakan jadilah kehendak-Mu memang mudah, tetapi sulit untuk dilakukan dan diterima. kalau kehendak Tuhan benar-benar terjadi dalam hidup kita.  Mengatakan kata: jadilah kehendak-Mu, sangat mudah, kalau kehendak Tuhan sesuai dnegan keinginan kita. kita bisa dengan sukcita mengatakan: jadilah kehendakMu Tuhan. 

Ketiga,Yesus tetaplah konsisten untuk menaati kehendak TUHAN.Tuhan Yesus tetap konsisten dalam pernyataan doanya. Dia sampai tiga kali mengucapkan doa yang sama, jadilah kehendak-Mu. Dia tetap konsisten. Doa jadilah kehendakMu, harus konsisten didoakan. Biasanya hari ini kita mengatakan: jadilah kehendakMu. Tetapi kemudian esok ada perubahan : kita minta lagi supaya kehendak kita yang jadi. Itu berarti doa: jadilah kehendakMu masih berada dalam tahap di otak kita. doa itu belum masuk ke hati kita. Doa itu belum merubah diri kita. Doa sudah merubah diri kita kalau kita berdoa dengan konsisten: jadilah kehendakMu. Kita seringkali berpikir bahwa doa yang penuh kuasa itu adalah doa yang mengubah keadaan kita. Memang, itu adalah doa yang penuh kuasa. Tetapi doa itu akan lebih penuh kuasa, kalau bisa mengubah diri kita dari jadilah kehendakku menjadi jadilah kehendak-Mu. Jawaban yang paling besar dari sebuah doa adalah ketika Allah mengubah diri kiita menajdi seusai dengan kehendak-Nya. Karena itu, berjuanglah untuk mewujudkan kehendak TUHAN dalam hidup kita. (rsnh)

Selamat Merayakan Ibadah Kamis Putih

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...